Keluaran 20:1-17
Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku
Apakah yang sering menjadi allah dan
menggantikan posisi Allah yg sebenarnya dalam hidup saudara? Salah satu ilah tersebut ialah buah pikiran. Dengan pikiran kita menolak Allah, dengan
pikiran kita membatasi kuasa Allah dan dengan pikiran pula kita sering mencoba mengatur
Allah, yang akhirnya membuat salib Kristus menjadi tidak berarti. Pada hal, kuasa salib itu
sangat menentukan bagi orang percaya. Oleh salib, kita menjadi berarti dan
berharga. Orang yang
percaya kepada Kristus dan membuatnya menjadi Tuhan dan Juruselamat pasti
menghargai karya Kristus diatas kayu salib. Melalui hubungan Iman dan Salib
Kristus Nampak esensi sekaligus pusat kegerakan kekristenan sepanjang masa.
Oleh sebab itu jika kita ingin menikmati makna kekristenan yang sejati dengan
berkat-berkatnya yang ajaib, kita perlu belajar tentang tiga
hal, yaitu:
1. Belajar Mengenal
Pencipta dengan benar
Kekristenan itu mengandung rahasia
yg tak dapat dikalkulasi akal manusia. Karena memang tak seorangpun yg mampu
menganalisa langkah dan rancangan
Pencipta. Manusia hanya dituntut
taat, meng-imani, dan mengikuti
langkah-langkah-Nya. Walau demikian bukan berarti Tuhan tak terhampiri. Ia dekat, Ia hadir Ia menyatakan
diri dan melawat manusia. Setiap orang harus menyembahnya. Sebab hanya dengan
demikian orang layak menikmati kuasa dan mujizaNya tersebut. LawatanNya
memang untuk semua manusia, tetapi Penyataan kuasa dan kasih-Nya hanya berlaku
untuk setiap orang dan keluarga yang menerima dan menghargai lawatan-Nya
tersebut. Kita dipanggil untuk menjadi kelompok orang yang menikmati
penyataanNya tersebut. Itulah sebabnya kita harus menempatkan diri sebagai orang
yang taat aturan Tuhan. Umat tak punya mandate mengatur Allah, melainkan
manusia yang harus taat diatur oleh-Nya. Secara akal budi kita harus kreatif
menjalani hidup tetapi secara teologis kita tidak boleh menentukan sendiri
nilai-nilai yang kita anut. Ia harus dimuliakan dan Cuma kehendak-Nya lah yang
diutamakan. Artinya kalau Ia berkata: ”hendaklah engkau menjadi orang yang suka berbagi”, maka tak ada yg bisa kita lakukan selain,,,, TAAT!!
2. Mari masing-masing
belajar mengenal diri lebih baik.
Keinginan menikmati masa hidup yg
singkat sering membuat banyak manusia berusaha menaklukkan dunia dan sesama. Mereka
berharap dengan berbuat seperti itu dapat menikmatyi hidup yg lebih baik, lebih
mudah dan lebih nyaman. Namun sayang justeru mereka sendiri yg ditaklukkan hawa
nafsunya. Dari pada berniat bertindak menyimpang, lebih baik kita mengoptimalkan massa hidup yang pendek untuk memperlengkapi diri menyongsong
masa depan yg tidak berkesudahan. Artinya setiap orang perlu termotivasi untuk
memiliki nama baik, integritas diri yg teruji, tidak munafik dan selalu
mengusahakan kebaikan bagi semua orang. Iman harus ter-integrasi
dengan perbuatan. Itulah sebabnya, 6 hukum
Taurat ditujukan kepada manusia lebih banyak dari hubungan manusia
dengan Tuhan. Tujuannya ialah supaya setiap orang selalu menguji diri dan
menguji kualitas hubungannya dengan sesama.
3. Mengenali
ukuran yang kita pakai
Untuk mengukur segala sesuatu, firman Tuhan harus menjadi pedoman utama dan yang pertama. Dengan
berkaca pada firman, setiap orang tidak lagi terjerumus pada ukuran yang keliru. Artinya, setiap ukuran yang tidak selaras dengan firman tidak layak menjadi ukuran.
Untuk mengukur segala sesuatu, firman Tuhan harus menjadi pedoman utama dan yang pertama. Dengan
berkaca pada firman, setiap orang tidak lagi terjerumus pada ukuran yang keliru. Artinya, setiap ukuran yang tidak selaras dengan firman tidak layak menjadi ukuran.
Mengutif Barac Obama
dalam pidato kemenangannya menagatakan:"Tak peduli apakah Anda berkulit
hitam atau putih atau Hispanik atau keturunan Asia atau suku asli Amerika, muda
atau tua, kaya atau miskin, sehat ataupun cacat, gay atau tidak, Anda bisa
berhasil di sini jika Anda mau bekerja keras...."
Ada tiga hal yang dapat
kita tarik dari pidato tersbut, yaitu:
Pertama, kita tidak boleh membatasi panggilan gereja hanya berdasarkan warna kulit, latar belakang serta berdasarkan kesamaan hoby dan karakter.
Pertama, kita tidak boleh membatasi panggilan gereja hanya berdasarkan warna kulit, latar belakang serta berdasarkan kesamaan hoby dan karakter.
Kedua, kita tidak boleh
memberikan ukuran yang negative terhadap diri kita berdasarkan apa yang kita
rasa ada pada kita, melainkan berdasarkan apa yang Tuhan sdh karuniakan.
Ketiga, di GBI Aletheia Pamulang kasih dan kebersamaan bukan hanya slogan melainkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari............ , Amin.
Ketiga, di GBI Aletheia Pamulang kasih dan kebersamaan bukan hanya slogan melainkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari............ , Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar