Markus 15:33-41
Pada jam dua belas,
kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga (ayat 33)
Siang yang biasanya terang benderang itu, kini berubah
menjadi gelap. Ada apakah gerangan sehingga terang itu menjadi gelap? Apakah matahari
telah lenyap ataukah karena tertutup bulan? Atau mungkinkah karena tertutup
awan? Tidak, matahari tetap ada hanya tidak bersinar, tepatnya tidak mampu bersinar. Mengapa tidak
mampu bersinar? Karena sumber dari segala terang, dan pencipta segala terang
itu sedang mengalami penderitaan yang tiada tara bahkan sampai mati di atas
kayu salib. Karena kematianNya, alam semesta berduka, meratap bagai orang yang
tersayat. Bumi jadi gelap pertanda Yesus Kristus tak layak sengsara. Memang tak
seharusnya Ia di sana. Kitalah yang seharusnya digantung di sana. Kenapa kita
yang seharusnya mati di sana? Karena kita seringkali berkata jahat, berpikir
jahat sekaligus berbuat jahat. Kaki kita seringkali membawa kita kepada dosa
dan tangan kita acapkali melakukan yang jahat. Kita menahan kebaikan, menutupi
pintu maaf, membunuh kebenaran bahkan menolak dan mencurigai orang benar. Seringkali kita
berkata “kasihan”, namun kita mengatupkan tangan. Kita mau menerima tetapi
tidak mau memberi, kita mau diampuni tetapi kita tetap dendam setengah mati.
Kita tidak mau diganggu, tetapi seringkali mengganggu.
Yesus
mati matahari pun ‘mati’! bagaimana kita bersikap dalam mengenang hari Kematian
Yesus Kristus itu? Apa yang dapat kita persembahkan sebagai rasa syukur dan
terimakasih kita? Banyak hal yang dapat kita perbuat sebagai balasan kasih
Yesus yang sejati itu, yakni berbuat kasih kepada semua manusia yang kepada
mereka juga Yesus mati. Itulah sebabnya Yesus bersabda demikian: Ketika
Aku lapar, kamu memberi Aku makan,
ketika Aku haus, kamu kamu memberi Aku minum, Ketika Aku seorang asing, kamu
memberi Aku tumpangan, Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian. ketika
Aku sakit, kamu melawat Aku. Ketika Aku dalam penjara, kamu mengunjung Aku (Matius
25:35-36).
Dengan cara bagaimana kita melakukan hal tersebut
kepada Yesus? Yakni dengan berbuat itu kepada sesama manusia!
Banyak metode unggul diajarkan, tak terhitung buku
metode berhasil diterbitkan. Ribuan seminar rahasia hidup sehat diselenggarakan. Tidak terhitung pula metode panjang umur dan bahagia didiskusikan, namun semuanya
susah diukur. Firman Tuhan berkata, hanya satu metode yg actual dan tepat
sepanjang masa, yaitu hidup didalam cinta kasih Tuhan. Hidup dalam cinta kasih berarti, selalu menjadi berkat bagi
orang lain, tulus tanpa pretensi.
Saudara, Meningkatkan kapasitas diri itu harus.
Memakai manajement unggul itu perlu. Namun jika tanpa cinta kasih semuanya tak
bermakna. Cinta kasih adalah satu-satunya jaminan kebahagiaan sekaligus jaminan untuk sehat dan berhasil, Tak ada yang lain. Itulah sebabnya Yesus Kristus mati untuk semua orang, Amin.