Markus 15 : 33-41
Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara
nyaring: “Eloi-Eloi Lama sabakhtani?”, yang berarti Allahku, Allahku, mengapa
Engakau meninggalkan Aku? (ayat 34)
Alkitab
mengatakan bahwa dosa membuat Orang terpisah dari Allah. Dan penderitaan orang
yang terpisah dari Allah sungguh tak terkirakan. Hal itu dapat kita baca dan rasakan
melalui seruan dari Yesus Kristus dari atas kayu salib: “Eloi-Eloi Lama Sabakhtani”. Ada dua factor yang membuat Yesus Kristus
berseru dahsayat seperti itu, yaitu fator Jasmani dan Rohani.
Faktor Jasmani, Sebagai Manusia sejati, Yesus Kristus berseru seperti itu karena mengalami sengsara yang sagat dahsyat. Rasa sakit akibat luka-luka yg
semakin perih akibat terik matahari. Secara phisik Yesus Kristus sudah tiba
dipuncak kritis. Rasa haus, letih dan ngantuk berpaut jadi satu.
Faktor rohani, Yesus Kristus berseru demikian karena saat itu semua dosa kita telah ditimpakan kepadaNya. Dan sebagai
konsekuensinya Dia menjadi dosa yang berakibat
terpisah dari Allah sementara kita dibenarkan dan diselamatkan!(1 Pet
1:18-19) Dari situ kita mengerti bahwa Penderitaan karena ditinggal oleh Allah jauh lebih
dahsyat daripada penderitaan fisik yang dialami. Namun Yesus Kristus rela
menanggung semua itu karena cintaNya kepada kita (Yoh 3:16). Dia mati, kita
hidup, Puji Tuhan!!
Hal apakah yg kita pelajari
dari perbuatan Tuhan Yesus Kristus itu?
Pertama,
perbuatan Yesus Kristus itu
merupakan bukti sebuah cinta yang Agung. Cinta yang Agung adalah cinta yang
berkorban. Cinta yang
Agung tidak luntur walau usia sudah uzur, bahkan tetap mekar walau sudah musim
gugur. Cinta yang agung itulah wujud cinta Kristus untuk manusia. Ia mengasihi
manusia meski manusia tak layak dicintai. Dia berkorban walau manusia itu merupakan seterunya. Ia berbuat seperti itu supaya setiap
manusia saling mencintai dan rela berkorban untuk sessamanya. Ia berkorban supaya
setiap orang yang percaya kepadanya memiliki contoh keteladanan sebuah pengorbanan.
Kedua, perbuatan Yesus Kristus merupakan bukti bahwa harga yang dibayar untuk dosa kita sangat besar. Walau kita cenderung berkehendak dosa tetapi Dia memberikan kesempatan untuk hidup di dalam kebenaran. Karena manusia lemah maka Dia mengaruniakan kuasa, Haleluya
Kedua, perbuatan Yesus Kristus merupakan bukti bahwa harga yang dibayar untuk dosa kita sangat besar. Walau kita cenderung berkehendak dosa tetapi Dia memberikan kesempatan untuk hidup di dalam kebenaran. Karena manusia lemah maka Dia mengaruniakan kuasa, Haleluya
Bagaimanakah respon kita terhadap penderitaan-Nya yang dahsyat
tersebut?
1.Setiap orang harus menghargai perbuatan
Yesus. Caranya dengan meninggalkan segala kebiasaan yang jahat. Dan selalu
meninggikan nama Yesus melalui rajin ke gereja sambil memberikan korban persembahan
dan tekun berbuat baik (Gal 6:2,10).
2.Setiap
orang harus menghargai karya Tuhan Yesus Kristus. Sebab oleh anugerah-Nya, kita
berkemenangan terhadap dosa. Ia Maha Kasih tetapi juga Maha Adil. Tuhan tidak
ingin anugerah-Nya dipermainkan. Setiap orang yang berkeras hati akan menuai murka
Allah yang dahsyat.
Jumat Agung mengajak kita untuk
senantiasa mengarahkan mata rohani kita kepada Tuhan Yesus Kristus dan mengamalkan kasihNya di setiap langkah hidup
kita. Tuhan memberkati, Amin.
(doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea STh, MA)
(doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea STh, MA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar