Sungguh alangkah
baiknya sungguh alangkah indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan
rukun. (Mazmur 133:1)
Hidup yang damai, rukun dan
harmonis merupakan impian setiap orang. Dengan damai dan rukun, orang dapat berpikir cerdas, bekerja dengan nyaman dan berkomplentasi dengan tenang. Namun keadaan
seperti itu, semakin hari semakin langka. Damai dan rukun hilang dari lingkungan sosial masyarakyat, keluarga, bahkan
dari lingkungan gereja. Damai dan rukun hilang, nilai kasih, kebersamaan serta toleransi lenyap. Penyebab utamanya ialah mewabahnya gaya hidup modern. yakni gaya hidup individualistis, rivalitas dan asosial.
Dalam nats diatas, raja Daud mengungkapkan
situasi keluarga dan bangsanya yg sedang menghadapi ancaman besar.
Kerajaannya terancam pecah, sementara dilingkungan keluarga mulai timbul
benih-benih permusuhan. Sebab itu pemazmur sangat merindukan rakyat dan keluarganya memahami dampak besar hidup yang rukun. Sebab itu raja Daud menggambarkannya seperti minyak urapan dan embun gunung yang menyegarkan, yaitu:
Pertama, minyak yang baik. Minyak yang baik adalah minyak urapan
yang langka sekaligus mahal. Minyak tersebut dituangkan ke atas kepala Harun saat pelantikanya sebagai imam. Dengan minyak itu seorang Imam
ditahbiskan dan diurapi sekaligus disucikan untuk menjalankan tugas
pelayanan. Saat minyak tersebut dituang, bau yg semerbakpun akan tercium disekeliling. Demikian juga situasi jika kita
hidup damai dan rukun. Tubuh kita
sehat, hati kita senang jiwa kita teduh. Kita jadi berkat bagi orang
yang lain. Kehadiran kita akan membawa pengaruh positif.
Kedua, embun gunung Hermon. Puncak gunung Hermon ditutupi salju
sepanjang tahun, sementara daerah di sekitarnya sangat kering. Oleh karena itu
embun dari gunung hermon tidaklah mungkin mencapai bukit Sion yang dibatasi
oleh lembah dan kering. Namun di sinilah rahasinya, yaitu semua dapat terjadi
hanya karena Tuhan. Demikianlah juga dengan kerukunan, Kalau Tuhan sudah hadir
didalam kehidupan seseorang, maka segala bentuk penghalang terciptanya damai
dan rukun akan mudah ditinggalkan. Harmoni akan tercipta dan berkat pun otomatis akan berlimpah. Kemudian setiap orang
termotivasi untuk membuka diri menerima sesama dan rindu mengerti orang lain. Konkritnya,
Hidup yang saling menghargai tercipta karena semua sama-sama menyadari diri
sebagai mahluk Tuhan yang memiliki potensi-potensi khusus sekaligus memiliki kebutuhan-kebutuhan
khusus pula. Itulah sebabnya Paulus berkata, “bertolong-tolonglah kamu menanggung
bebanmu!” (Galatia 6:2). Artinya, dalam sebuah komunitas selalu ada yang
sanggup memberi pertolongan dan sebaliknya selalu ada orang yang
membutuhkan pertolongan. Oleh sebab itu gaya hidup individual dan eksklusivisme
harus disingkirkan supaya kebahagiaan akibat kerukunan dapat dinikmati
bersama. Itulah makna kekristenan sejati seperti yang Tuhan Yesus firmankan “.....
supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu” (Yohanes 17:22).
Saudara! Kerukunan itu sangat penting dan menentukan. Kerukunan itu mudah tetapi sulit, sulit tetapi mudah!! Namun, bersama Tuhan Yesus Kristus dan dengan dilandasi pemahaman berlimpahnya
berkat dibalik hidup damai dan rukun, kita akan mudah mengusahakan
dan mewujudkannya, AMIN.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, tolonglah aku supaya mampu melepaskan setiap penghalang bersekutu bersama orang lain, Amin
Jika saudara menyadur renungan ini untuk warta gereja, secara etis teologis anda tentu rindu untuk saling memberkati dengan membantu pelayanan kami, sebab kami masih ber- ibadah di RUKO sewa, Tuhan Yesus Memberkati.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, tolonglah aku supaya mampu melepaskan setiap penghalang bersekutu bersama orang lain, Amin
Shalom saudaraku yang diberkati Tuhan Yesus Kristus.
Jika saudara rindu mengembalikan milik Tuhan untuk membantu pelayanan kami, kirimkan Persembahan anda ke rekening GBI Aletheia Pamulang di BCA nomor: 4731438557, a/n Tenni kimin/Haposan. (Bukan nama peorangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar