( Wahyu 3:1-6 )
Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya
turutilah itu dan bertobatlah!(ayat 3a)
Kota Sardis dahulunya merupakan kota makmur, kuat, aman dan berkilau. Itulah sebabnya kota tersebut menjadi kota impian dan harapan bagi banyak orang.
Dikota tersebut berdirilah jemaat Tuhan. Jemaat itu besar dan berkembang pesat dan menjadi salah satu kaki
Dian Tuhan di Asia. Namun Kota dan Jemaat itu kemudian lenyap tanpa bekas. Kemakmuran dan kebanggaan
sebagai kota impian tinggal kenangan. Sebelum semua hal itu terjadi Tuhan Yesus Kristus sudah menyampaikan peringatan bagi gereja-Nya, tetapi gereja di Sardis berkeras hati dan akibatnya lenyap beserta kota tersebut, Tragis !!.
Mengapa Jemaat yg besar dan
berkembang luar biasa itu lenyap tak berbekas? Dalam nats diatas kita menemukan
dua factor utama, yaitu tak ada nampak kualitas karakter sebagai umat Tuhan dan tak ada gairah untuk menyembah Tuhan. Jemaat Kristen Sardis bermegah dalam kelemahan dan
hidup semaunya sendiri dan larut dengan gaya
hidup hedonis warga Sardis (ay 1b-2). Dari pada menjadi terang, mereka lebih suka masuk dalam kegelapan lingkungan.
Surat kepada Jemaat Sardis merupakan sebuah peringatan kepada
setiap orang disegala tempat dan disepanjang abad agar jangan mengagungkan
reputasi masa lampau tetapi nihil karya
dalam kekinian dan tanpa perencanaan untuk masa yang akan datang. Masa
lalu cukuplah kita buat sebagai kenangan sekaligus pengalaman yg berharga. Masa kini kita bertekun untuk meraih hikmat Tuhan supaya mampu
membaca gejala-gejala zaman sambil membangun kebersamaan terus menerus. Tuhan Yesus Kristus berkata, “Aku akan datang seperti pencuri
dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu” (ayat
3).
Kegagalan kota Sardis untuk
mempertahankan kesejahteraan masyarakatnya, tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan orang Kristen yang tidak menjalankan fungsinya sebagai alat Tuhan (1
Tes 5:14-15). Kegagalan jemaat tersebut menjadi peringatan bagi kita sebagai
jemaat Tuhan di Pamulang. Gereja harus diorganisir dengan benar dan baik. Organisasi
gereja local harus menjadi milik bersama. Organisasi dan pelayanan GBI Aletheia
harus tampil beda. Tuhan merancang GBI Aletheia Pamulang kekal bukan hanya satu
generasi. Oleh sebab itu foundasi organisasi jemaat akan kita buat kuat, jelas
dan transfaran.
Jemaat Sardis lenyap karena karena menolak ajaran firman Tuhan. Dari pada taat mereka lebih suka terpengaruh dan hanyut dalam gaya hidup yg menyimpang. Demikian juga dengan kita, pelayanan, kesehatan, reputasi, harta dan
pekerjaan kita akan lenyap jika peringatan Tuhan kita abaikan. Salah satu konsekuensi sebagai orang kristen adalah berani dan tampil beda. Memiliki prinsip,, teguh serta focus pada tujuan Tuhan. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar