Markus 14: 12-21
...dan
katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: dimanakah ruangan
yang disediakan bagiKu untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-muridKu?
(14)
Memiliki
rumah dan tinggal didalamnya merupakan impian setiap orang. Betapapun
sederhana sebuah rumah, hal itu lebih baik dari pada tidak punya rumah. Itulah
sebabnya orang sering berkata, “rumahku adalah istanaku”. Ungkapan tersebut menunjuk kepada
kepemilikannya bukan kepada tampilan rumah. Saat hari sudah senja setiap orang bergegas pulang kerumah. Dia ingin berbaring menikmati kehangatan rumah dan orang-orang yang dikasihinya. Sebab itu, sama seperti sandang dan
pangan, rumahpun merupakan kebutuhan pokok setiap orang.
Ada orang yang punya banyak
rumah, namun ada juga yang tinggal dirumah sewa. Ada yang tinggal di rumah
gedung, namun ada juga di gubuk sangat sederhana. Anehnya, melalui bentuk dan
lokasi rumah muncul sebutan tentang orang-orang yang tinggal di dalamnya: ada anak
gedongan, anak komplek dan anak kampong. Rumah yang fungsinya untuk berteduh
dan berbagai kasih, justru berubah menjadi tembok pemisah buat sesama.
Tuhan menginginkan
umatnya berteduh di dalam rumah. Sebab itu pertanyaannya bukanlah apakah engkau
mempunyai rumah atau tidak, atau apakah engkau tinggal di rumah sendiri atau
dirumah sewa? Melainkan apa yang engkau lakukan di dalam rumahmu? Apakah engkau
memfungsikan rumah seperti yang Tuhan kehendaki? Atau engkau justru membuat
rumahmu sebagai tempat merencanakan, melakukan dan menimbun hasil kejahatan?,
Jika didalam rumah engkau selalu memikirkan perkara perkara luhur dan
berkomitmen melakukannya dengan teratur, engkau dan seisi rumahmu akan
berbahagia, tenteram dan sehat berkemenangan (Yosua 24:15)
Dalam Mazmur 127:1
dikatakan, Kalau bukan Tuhan yang membangun rumah, maka sia-sialah orang
membangunnya, artinya:
Kalau rumah
difungsikan seperti rencana Tuhan, maka segala bentuk penghalang berkat untuk
rumah tangga akan dilenyapkan. Kalau fungsi rumah menyimpang, masa depan
setiap anggota keluarga itu sangat susah untuk diharapkan. Kalau
Tuhan Yesus Kristus hadir dan menjadi kepala dalam rumah tangga, maka berkat-berkat
khusus yang dijanjikan tercurah berlimpah. Suami isteri bahagia, anak-anak
akur dan hormat orang tua. Dahsyat !! (Mazmur 128:5-6)
Pemilik rumah tempat Yesus bersama murid-murid-Nya
makan Paskah mengerti betul tujuan rumah dan mengetahui betul siapa sumber
rumah itu. Saat Yesus dan murid-murid-Nya membutuhkan rumahnya, pintu rumah
itu pun dibuka lebar-lebar. Bahkan dengan sukacita pemilik rumah menyediakan
kamar khusus untuk Yesus dan murid-murid-Nya. Bagi yang punya rumah tersebut,
Yesus Kristus bukan seorang tamu yang cukup duduk diruang tamu, melainkan
seorang Raja yang harus dimuliakan. Kepada-Nya harus diberikan ruangan terbaik.
Itulah sikap terbaik seorang pribadi atau keluarga kristiani yang perlu diteladani. Setiap orang Kristen harus mengingat, rumahmu adalah anugerah Tuhan. Buatlah itu sebagai rumah doa, rumah kasih sayang, aman dan nyaman. Penuhilah dengan permata kehidupan dan isilah kamar-kamar dengan harta yang halal (Amsal 24:4). Jika engkau memiliki rumah mewah, pujilah Tuhan dan jangan bermegah. Jika rumahmu sederhana, bersukacitalah dan teruslah berdoa dan bekerja keras. Dan jika engkau masih tinggal dirumah sewa, bersyukurlah, sebab ada begitu banyak keluarga yang hidup menggelandang karena tidak sanggup menyewa rumah. Dengan bersyukur engkau terus berjuang bersama Tuhan yang akan membuat engkau mampu membangun sebuah rumah milik. Haleluyah!!
disadur dari google |
Rumah bukan sekedar tempat untuk tidur. Bukan pula sekedar
tempat berlindung. Rumah adalah tempat berbagi cinta kasih dan kehangatan. Didalam rumah
orang pertama sekali belajar menerima, menghargai dan mengampuni. Rumah dirancang sebagai tempat pertama orang menyerukan nama Tuhan dan belajar
nilai-nilai luhur iman. Peranan rumah dan cara hidup didalam rumah sangat menentukan. Berhasil atau
tidak nya seseorang bermula dari rumah. Orang yang biasa menerima didikan,
penghargaan, kehangatan, cinta dan disiplin di rumah, akan menjadi pribadi yang positif, bersemangat, optimis dan pantang menyerah. Sebaliknya orang yang seringkali menerima cercaan, penolakan, kekerasan di dalam rumahnya, dapat dipastikan orang tersebut akan menjadi seorang trouble maker, pesimis, minder dan kehilangan gairah hidup.
Paskah,
mengajak kita untuk berteduh diri sekaligus mengkaji ulang sikap kita didalam
rumah dan cara kita hidup dalam rumah. Dari rumah masing-masing, mari mempersiapkan diri untuk menikmati masa depan yang lebih cerah. Luruskan motivasi dan bangun norma
luhur didalam rumahmu. Selamat menjadi pribadi yang membuat rumah seperti Tuhan
kehendaki, Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar