Amsal 30:17-33
Bila
engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada
mulut! (ayat 32)
“Jangan
anggap enteng”, demikianlah ungkapan yg sering kita dengarkan dalam sebuah
kompetisi olahraga. Sikap pandang enteng atau pandang remeh merupakan sebuah
sifat yg berbahaya. Jatuh atau kalahnya seseorang seringkali dimulai dari sifat tersebut.
Anggap enteng itu identic dengan sombong. Sombong membuat seseorang kehilangan
kewaspadaan serta lupa diri. Kesombong dapat membawa seseorang kepada sikap
egosentris. Cenderung membenarkan diri dan menyalahkan orang lain. Mengagungkan
diri dan merendahkan yang lain. Tidak mau
mendengar, tetapi ingin didengarkan. Tidak mau disalahkan tetapi selalu
menyalahkan. Dia ‘berpikir’ seperti ayam jago: ‘Matahari tidak akan terbit
kalau ia tidak berkokok’. Orang Kristen dirancang hidup rendah hati, rela
berkorban dan menghargai orang lain (Filp 2:3-7).
Dalam nats di atas dikatakan
tentang tiga binatang yang gagah langkahnya yang juga menjadi lambang
manusia-manusia yang hidup tidak sesuai dengan rencana Allah, yakni: Singa
dengan taring dan tulang-tulang yang kokoh. Ayam jago dengan suara dan kepak
sayapnya yang seakan tak ada tanding. Serta kambing jantan yg sombong karena tanduk
nya yg kuat tetapi dungu dan keras kepala.
Salah satu sifat manusia yang
sangat Tuhan benci adalah kesombongan. Orang yang sombong adalah orang yang
memberontak kepada Tuhan seperti iblis yang lupa diri dan ingin mengatasi status
Allah sebagai yang Maha Kuasa (Yesaya 14:12-19). Intinya sifat sombong itu menghancurkan
dan mempermalukan diri sendiri. Raja Saul merupakan contoh yang sangat jelas
bagi kita tentang dampak kesombongan dan hukuman yang ditimbulkannya. Oleh
sebab itu kita perlu waspada, supaya sifat yang demikian tidak menjadi ciri
khas kita, melainkan menjadi orang yang selalu bergantung kepada Allah. Sikap
seperti itu pasti membuat hidup kita memiliki kualitas hidup impian. Tuhan
Yesus Kristus memberi contoh yg jelas melalui kisah orang Farisi dan pemungut
cukai. Orang farisi yg merasa diri suci berdoa dalam kesombongan, ditolak oleh
Tuhan. Sementara pemungut cukai yg menyadari diri sebagai orang yg berlimpah
kejahatan berdoa dengan hati yang hancur, dikenan Tuhan. Artinya, untuk orang
Sombong tangan Tuhan ter acung
menimpakan hukum, sebaliknya untuk orang yang rendah hati tangan Tuhan
terkedang mencurahkan berkat dan pengampunan. Haleluyah!!! Hal itu nampaknya
juga dalam seluruh kehidupan Yesus Kristus:
DIA yang mempunyai segala sesuatu dan yg telah menunjukkan perbuatan
besar untuk manusia tidak pernah sombong kepada manusia, melainkan merendahkan
diri-Nya. Yesus Kristus rela mendamaikan diriNya yang Maha benar demi kita umat
manusia yang maha jahat.
Sebagai orang yg percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus, apapun yang kita miliki, apakah itu kekuasaan
seperti singa, atau kemuliaan seperti ayam jago atau kekuatan seperti kambing
jantan, rendah hatilah selalu. Tuhan merancang kita seperti bintang yg bersinar cemerlang didalam ketinggian. Namun sebaliknya DIA Menghendaki kita menundukkan diri seperti
padi yg berbulir penuh atau seperti ranting yg berlimpah buah ranum. Itulah salah
satu rahasia utama hidup yang sehat, menang dan bahagia, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar