(Mazmur 100)
Masuklah melalui
pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur kedalam pelatarannya dengan puji--pujian
(ay 4a)
Menyanyikan nyanyian rohani
merupakan salah satu unsur penting ibadah gerejawi. Dengan menyanyi setiap umat
menyembah dan meninggikan nama Tuhan. Dan dengan menyanyi pula umat mengungkapkan puja syukurnya atas rahmat dan
karunia yg tak berkesudahan. Esensinya ialah meninggikan nama Tuhan Yesus Kristus. Ayat
yang diatas menyatakan secara lugas: masuklah dengan nyanyian syukur dan ke dalam
pelatarannya dengan puji-pujian. Artinya, Orientasi seluruh sikap dan pujian yg kita nyanyikan adalah Tuhan bukan diri kita
sebagai umat yang memuji. Itulah sebabnya setiap umat harus menyadari, kalau menyanyi, harus menyanyi penuh
kesungguhan jangan asal-asalan. Suara boleh fals tetapi hati dan motivasi
harus pas. Haleluyah...... !
Menyanyi berarti mempersembahkan diri melalui puji-pujian
kepada Tuhan, bukan untuk memuaskan diri. Kalau tujuan umat menyanyi digereja supaya
dipuaskan dan supaya disukacitakan hal
itu berarti telah menyimpang jauh dari tujuan memuji yang sebenarnya. Bahkan hal
itu menjadi sebuah indicator bahwa orang tersebut masih dikuasai ke dagingan. pikirannya ditawan perkara
perkara duniawi dan hatinya belum dipulihkan.
Dalam ayat 2 dikatakan:
Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah kehadapannya dengan sorak
sorai: Artinya nyanyian apapun yang kita nyanyikan saat ibadah, kita harus nyanyikan
dengan sukacita. Yakni Sukacita yang timbul dari hati yang rindu dan dari hati yang
melimpah dengan syukur sebagai wujud penghargaan atas seluruh karya Allah yang
sudah memberkati, menyertai dan meneguhkan janji-janji-Nya yang luar biasa. Hal
itu berarti, kalau orang Kristen memuji Tuhan harus segar, berkobar-kobar hatinya
fokus kepada Dia yang Maha Agung. Artinya, kita datang kegereja untuk memuji Tuhan, bukan supaya dipuji orang. Sukacita memuji Tuhan ditentukan oleh hati yang berkobar-kobar karena merasakan kasih Allah, bukan karena irama lagu yang dinyanyikan.
Dalam Mazmur 100:5 dikatakan:
sebab Tuhan itu baik, kasih setianya untuk selama-lamanya. Dari ayat tersebut kita
menemukan prinsip-prinsip memuji dalam beribadah, yakni:
Pertama, Orang
yg pergi kerumah Tuhan adalah orang yang sudah diberkati, bukan mencari berkat.
Karena itu kita memuji Tuhan dengan sukacita yang berlimpah. Dasarnya ialah
karena Kasih setia-Nya yang Kekal.
Kedua, Orang
yang pergi kerumah Tuhan untuk memuji Tuhan, karena telah menikmati jaminan hari
depan dan dipenuhi keyakinan akan menikmati jaminan yang lebih dalam lagi.
Ketiga, Orang
yang pergi kerumah Tuhan untuk memuji Tuhan itu bukan mencari ‘Haleluyah” melainkan
karena sudah menikmati makna haleluyah tersebut dan meng-aplikasikannya setiap
hari. Wajahnya selalu berseri, hatinya baik sekali dan semangat hidupnya ber api-api.
Menyanyikan Pujian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian liturgi gerejawi. Saat memuji , tujuan pertama dan yang utama ialah kemuliaan Tuhan. Dan ketika kita masuk dalam tahapan yang seperti itu, Tuhan yang kita puji itu akan melingkupi kita dengan kemuiaanNya serta memenuhi kita dengan sukacita yang sejati dan melegakan. Inilah dasar dan esensi pujian yang
benar dan yang Alkitabiah. Dan untuk umat yang beribadah dan memuji Nama-Nya
dengan cara seperti ini, akan terus menikmati pemeliharaan, berkat yang
betambah-tambah serta pengurapan yang semakin dahsyat. Amin (doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea STh, MA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar