Selasa, September 06, 2016

JALUR TEPAT MENUJU BERKAT.

(Mazmur 50:1-23)
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan kuperlihatkan kepadanya (Maz 50:23)
Mempersembahkan syukur itu berarti berkorban. Dalam konteks Perjanjian Lama dan dalam ritual Agama Yahudi memberi korban adalah menyembah Allah yang Maha kuasa sekaligus memohon pengampunan dosa. Dalam iman Kristen memberi korban disebut mengembalikan milik Tuhan sekaligus mengakui bahwa semua yang dimiliki termasuk dirinya sendiri adalah anugerah-Nya. Dalam firman Tuhan  dituliskan bahwa perbuatan seperti itu sangat  menyenangkan Allah karena dengan demikian Tuhan sangat diagungkan dan dimuliakan.Secara univesal memberi Korban itu berarti dengan sadar merelakan satu atau sebagian miliknya berkurang karena dipersembahkan. 
Dalam nats di atas dikatakan bahwa mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan itu adalah perbuatan jujur yang mendatangkan keuntungan. Rugi tetapi untung, haleluyah!!! Hal yang sama dikatakan TUHAN di Kejadian 22:15-19, bahwa Allah menguatkan janji-Nya kepada Abraham dengan bersumpah  bahwa Abraham akan diberkati berlimpah-limpah. Oleh sebab itu dapat kita simpulkan, bahwa mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan sebagai korban, sangat besar makna dan untungnya bagi orang percaya. Mempersembahkan suatu sebagai korban artinya memberikan sesuatu yang berharga dan bernilai baik secara ekonomis maupun secara spiritual. Bernilai secara ekonomis berarti berbeda antara memberi kepada Pekerjaan Tuhan dengan beramal kepada pengamen dan pengemis. Sementara bernilai secara spiritual berarti mempersembahkan seluruh hidup dan keberadaan kita sebagai sarana kemuliaan bagi nama-Nya.
Bagaimana caranya supaya setiap warga jemaat dapat mepersembahkan korban dengan benar sekaligus kontiniu sehingga menerima upah seperti yang diterima Abraham? Setiap anggota jemaat perlu memahami tiga hal, yakni:
1. Kita perlu meluruskan pemahaman tentang Allah seperti Abraham. Setiap orang Kristen harus menyadari bahwa Allah itu hidup dan berdaulat serta ber-otoritas penuh terhadap dirinya. Sebagai pemilik otoritas maka TUHAN itu harus ditinggikan, disembah, dipuja dan dimasyihurkan. Dengan demikian kualitas iman kita seperti Abraham sehingga otoritas TUHAN tersebut akan terus ada diatas kita. 
2. Kita perlu meluruskan pemahaman tentang diri sendiri seperti Abraham 
Melalui salib, Allah telah kembali meninggikan manusia, maka seyogyanya manusia itu harus sungguh-sunguh berdamai dengan dirinya sendiri. Berdamai dengan diri sendiri berarti menerima dan menghargai diri sebagai pribadi yang unik dan spesifik. Kemudian menyakini diri sebagai pribadi yang berpotensi meraih prestasi dan ingin membuat prestasi tersebut sebagai sarana untuk bersaksi. Kita menjadi pribadi yang berani melangkah, siap meninggalkan zona nyaman yang menyilaukan dan tetap maju dengan cerdas saat aral melintang menghadang jalan. Tak ada istilah berhendti dan tak ada satupun yang membuat kita gentar dan mundur. Itulah karakter Abraham. Dengan demikian setiap orang percaya dapat memilih nilai-nilai yg berguna untuk diri sendiri dan berkenan di hadapan Allah.
3.  Kita perlu meluruskan pemahaman tentang orang lain  seperti Abraham
Jikalau seorang memahami diri dengan benar maka setiap orang percaya akan mampu pula bersikap positif terhadap sesama. Orang tersebut akan mampu memberi perhatian, sabar dan menghargai orang lain. Konsep berpikirnya ialah, Kita menghargai orang lain karena kita sudah lebih dahulu dihargai oleh Tuhan. Kemampuan dan kerelaan berkorban tidak dapat dipisahkan dari kualitas iman seseorang. Iman tidak boleh sebatas kata melainkan harus nampak dalam
tindakan nyata. Ibadah tidak boleh sebatas eforia belaka, tetapi harus menimbulkan perubahan yang nyata. 
Anda ingin memiliki iman seperti Abraham? Atau anda ingin masyhur seperti Abraham? Itu bagus,!!! Tetapi Hidup dan bertindaklah sepertti Abraham, maka lihatlah apa yang akan terjadi, AMIN. 
(Doaku menyertai saudara, Pdt Haposan Hutapea STh, MA)


Tidak ada komentar:

BUKU KEHIDUPAN

Haleluya!! Saudaraku, mari menikmati hari ini dengan doa dan puji untuk mengukir karya mulia demi hormat dan keagungan DIA Yang Maha Tinggi,...