Ingatlah, bahwa
Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di Sorga dan Ia tidak memandang muka (ay 9b)
Shalom saudara di dalam Kristus. isi renungan hari ini saya sadur utuh dari akun teman saya Eka F. Isi ceritera dibawah ini pasti dapat menjadi berkat bwt saudara. Apakah saudara sebagai oran tua atau anda sebagai seorang anak dihadapan orang tua yang mungkin sedang berjuang meraih impian atau sedang menikmati hasil perjuangan saudara.
Seorang anak
muda mendaftar untuk posisi manajer di sebuah perusahaan besar. Dia lulus
interview awal, dan sekarang akan bertemu dengan direktur untuk interview
terakhir.
Direktur mengetahui bahwa dari cvnya, si pemuda memiliki akademik yg baik.
Kemudian dia bertanya" apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah
?" Kemudian si pemuda menjawab tidak.
"Apakah ayahmu yg membayar uang sekolah ?"
"Ayah saya meninggal ketika saya berumur 1 tahun, ibu saya yang
membayarkannya"
"Dimana ibumu bekerja ?"
"Ibuku bekerja sebagai tukang cuci."
Si direktur meminta si pemuda utk menunjukkan tangannya. Si pemuda menunjukkan
tangannya yg lembut dan halus.
"Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju ?"
"Tidak pernah, ibuku selalu ingin aku untuk belajar dan membaca banyak
buku. Selain itu, ibuku dapat mencuci baju lebih cepat dariku."
Si direktur mengatakan "aku memiliki permintaan. Ketika kamu pulang ke
rumah hari ini, pergi dan cuci tangan ibumu. Kemudian temui aku esok
hari."
Si pemuda merasa kemungkinannya mendapatkan pekerjaan ini sangat tinggi. Ketika
pulang, dia meminta ibunya untuk membiarkan dirinya membersihkan tangan ibunya.
Ibunya merasa heran, senang tetapi dengan perasaan campur aduk, dia menunjukkan
tangannya ke anaknya. Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan. Airmatanya
tumpah. Ini pertama kali dia menyadari tangan ibunya sangat berkerut dan penuh luka.
Beberapa luka cukup menyakitkan ketika ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.
Ini pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa sepasang tangan inilah yg setiap
hari mencuci baju agar dirinya bisa sekolah. Luka di tangan ibunya merupakan
harga yg harus dibayar ibunya untuk pendidikannya, sekolahnya, dan masa
depannya.
Setelah membersihkan tangan ibunya, si pemuda diam diam mencuci semua pakain
tersisa untuk ibunya. Malam itu, ibu dan anak itu berbicara panjang lebar. Pagi
berikutnya, si pemuda pergi ke kantor direktur. Si direktur menyadari ada air
mata di mata sang pemuda. Kemudian dia bertanya, "dapatkah kamu ceritakan
apa yg kamu lakukan dan kamu pelajari tadi malam di rumahmu ?"
Si pemuda menjawab," saya membersihkan tangan ibu saya dan juga
menyelesaikan cuciannya. Saya sekarang mengetahui apa itu apresiasi. Tanpa ibu
saya, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang. Dengan membantu ibu
saya, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu
dengan sendirinya. Dan saya mulai mengapresiasi betapa pentingnya dan
berharganya bantuan dari keluarga". Si direktur menjawab,"inilah yg
saya cari di dalam diri seorang manajer. Saya ingin merekrut seseorng yg dapat
mengapresiasi bantuan dari orng lain, seseorang yg mengetahui penderitaan orang
lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yg tidak menempatkan uang sebagai
tujuan utama dari hidupnya. Kamu diterima !!"
Seorang
anak yang selalu dilindungi dan dibiasakan memberikan apapun yg mereka inginkan
akan mengembangkan " mental ke'aku'an" dan selalu menempatkan dirinya
sebagai prioritas. Dia tidak akan peduli
dengan jerih payah orangtuanya. Apabila kita tipe orang tua seperti ini, apakah
kita menunjukkan rasa cinta kita atau menghancurkan anak2 kita ? Kamu dapat
membiarkan anak2mu tinggal di rumah besar, makan makanan enak, les piano,
menonton dari TV layar besar. Tetapi ketika kamu memotong rumput, biarkan
mereka mengalaminya juga. Setelah makan, biarkan mereka mencuci piring mereka
dengan saudara2 mereka. Ini bukan masalah apakah kamu dapat memperkerjakan
pembantu, tetapi ini karena kamu ingin mencintai mereka dengan benar. Kamu
ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua mereka, suatu
hari nanti mereka akan menua, seperti ibu si pemuda. Yang terpenting, anak2mu
mempelajari bagaimana mengapresiasi usaha dan pengalaman mengalami kesulitan
dan belajar kemampuan untuk bekerja dengan orang lain agar segala sesuatu terselesaikan. Disadur utuh dari facebook: Eka
Fiarsa
Nah, saya ingin saudara merenung sambil menjawab pertanyaan ini: Jika saat ini saudara sedang berjuang belajar: apakah anda menghargai perjuangan orang tua yang selalu berusaha mencukupkan biaya sekolah anda?
Jika anda sudah bekerja dan tertawa menikmati keberhasilan anda, apakah anda mengingat perjuangan orang tua yg membuat anda tertawa...? Amin !!!
Doaku menyertai setiap saudara, Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar