Hakim-hakim
16:4-22
“tetapi
tidaklah diketahuinya, bhwa TUHAN telah meninggalkan dia (ayat 20)
Saat pria dan wanita jatuh cinta, hidup mereka ceria dan sarat dengan gairah. Wajah berseri, mulut penuh
senandung, senyum bahagia tersipul! Sang pria berkata: “Alangkah cantiknya
pacarku!”. Dan si Gadis juga berujar “Alangkah tampannya pasanganku!”. “Kalau
aku dekat dia, tubuhku gemetar tak tahan. Bersama dia, hidup terasa bermakna”. Kami cocok, aku kepingin
kawin, makan batu pun tak masalah!", hehe!!
Sejak dari taman Eden Tuhan telah menanam didalam diri pria dan wanita suatu perasaan “Tanpa dia aku belum lengkap”. Artinya
pria dan wanita dirancang untuk hidup berjodoh berpasangan sekaligus untuk
berbahagia. Namun dari taman Eden pula awalnya hubungan pria-wanita itu rusak.
Dari saling memuji, mereka saling mencaci. Dari saling percaya, menjadi saling
curiga. Dari ingin saling menyenangkan, menjadi saling memperalat. Semuanya
karena dosa.
Simson adalah seorang pria yang cenderung
dikuasai sifat pemuasan diri. Hubungannya dengan Delila dibangun berdasarkan ketertarikan fisik dan
hawa nafsu. Simson tidak perduli dengan satu iman dan kesucian. Dia tidak kritis dengan karakter dan kepribadian pasangan. Simson hanya ingin
menikmati madu asmara. Didalam nats diatas dikatakan, Simson “Jatuh Cinta” (ayat
4), tetapi cintanya hanya berdasarkan daya tarik fisik saja. Nasibnya tragis,
rumah tangganya hancur, tak ada keturunan. Terhina.
Hubungan suami-isteri yang harmoni tidak akan tercipta jika dibangun hanya berdasarkan daya tarik fisik saja. Demikian juga rumah tangga yang dimulai dengan cara yang salah. Rumah tangga
harmonis hanya dapat dibangun dari kesatuan
iman, saling pengertian, kepribadian yang bermoral tinggi, serta kesediaan
untuk menyatu antara yang satu dengan yang lain serta bersama-sama membangun
mezbah dalam sebuah persekutuan keluarga, (Mazmur 127:1). Itulah sebabnya
setiap pria dan wanita yang ingin menikah harus bertobat, dewasa iman dan
membangun dan mempertahankan kekudusan.
Simson mencoba hidup dengan gaya hidup
pemuasan diri, jauh dari ketetapan Tuhan. Sebuah keputusan yang keliru. Tuhan
tidak senang terhadap orang yang mempermainkan kemurahan-Nya (Roma 2:4-8).
Tuhan berfirman “Kuduslah kamu sebab Aku
TUHAN Allahmu kudus” (Kel 2:19). Artinya, Tuhan
menentang keras pria dan wanita yang hidup didalam kegelapan. Orang
yang gaya hidupnya terus menerus menolak kedaulatan Tuhan akan menuai penghakiman.
Rumah tangganya akan kacau, rejeki ngacir, dan jauh dari hidup bahagia. Tuhan menghendaki, setiap rumah tangga mengakui kedaulatan -Nya, sebab sangat menyedihkan jikalau hidup tanpa Tuhan (Kolose 3:12-16). Tuhan menghargai kebebasan manusia, tetapi Dia
akan menuntut pertanggung jawaban manusia di dalam kebebasannya itu.
Setiap orang yang menikah
pasti ingin berbahagia, harmonis dan
diberkati. Bagaimana caranya? Ppernikahan itu dapat diibaratkan seperti petani yang menanam tanaman di ladang. Supaya tanaman itu tumbuh dan kuat berbulir banyak, dibutuhkan pupuk sebagai vitamin, disediakan air supaya segar, dan juga membutuhkan sinar matahari. Tanaman harus dirawat setiap hari. Demikian juga pernikahan, supaya harmonis, lestari dan bahagia harus dirawat!!! Dirawat dengan kasih Tuhan. Perawatan tersebut harus dilakukan seumur hidup dan dilakukan oleh pria dan wanita yang menikah tersebut. Dua
pribadi yang berbeda harus berjuang supaya semakin cocok. Sebab Tidak ada suami istri yang
cocok! Dan untuk dapat hidup bahagia didalam ketidak cocokan tersebut, dibutuhkan
pengorbanan seperti Kristus berkorban. (Efesus 5:22-32, Filipi 2: 3-9)
Saudara......., satu-satunya
solusi untuk menikmati rumah tangga harmonis dan diberkati adalah dengan hidup
kudus dan membuat Tuhan hadir selalu diseluruh kehidupan suami dan isteri. Dan supaya Tuhan hadir, suami isteri dan seisi keluarga harus giat
beribadah dan selalu mengucap syukur. Itulah rahasia Bahagia dalam perbedaan, amin. (doaku menyertai saudara, Pendeta
HR Hutapea STh, MA)