Kejadian 13:1-18
Setelah Lot berpisah dengan Abram, berfirmanlah
TUHAN kepada Abram: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau
berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, seluruh negeri yg engkau
lihat itu akan kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya”
(ay 14-15)
‘Lot’ itu artinya orang Kristen duniawi. Kehadirannya
dalam persekutuan pasti menjadi ragi dan menimbulkan disharmoni. Tampilannya rohani tetapi nihil kontribusi Orang Kristen duniawi seperti
ini, jika dosanya tersingkap tidak bertobat sebaliknya menebar antipati. Saat
mendengar firman, dia manggut-manggut, tangannya bertopang dagu, jidatnya
mengkerut seperti mencoba mengerti, namun sesunguhnya hatinya membatu. Orang seperti ini merasa diri paling suci. Menganggap kualifikasi rohaninya dilevel paling tinggi sementara yang lain dia sebut Balita rohani. Untuk orang seperti ini ungkapan ‘haleluyah’ bukanlah pujian, melainkan seruan tanpa makna. Nama
Tuhan Yesus Kristus yang Mulia dibuatnya menjadi mantera semata. Kuasa dan
mujizat Tuhan dia suka, tetapi menolak taat dan tdak mau tobat. Cilaka duabelas !!
Dalam nats hari ini, kita diperintahkan oleh firman Tuhan supaya meninggalkan segala bentuk kerohanian duniawi. Kita dipanggil mengambil keputusan seperti Abram yang mengambil keputusan berpisah dgn Lot. Abram menunjuk kepada Kristen yg ber iman sementara Lot menunjukkan Kristen duniai. Kerohanian seperti Lot itu, selain menghambat mujizat dan menghalangi berkat tetapi juga mengundang bala.
Saat Abram berpisah dengan Lot, TUHAN memperbaharui janji-janjinya sekaligus mulai menggenapi janji-janji tersebut kepada Abram (ay 15-17). Menurut Abram, hidup bersama Lot akan senantiasa menimbulkan masalah, menghalangi berkat oleh sebab itu harus berpisah, tidak boleh ada kompromi. Dalam kaitan persekutuan dengan Tuhan, sikap seperti Abram harus menjadi tindakan kita. Jika ingin lebih dalam menikmati janji-janji Tuhan, konsistensi komitmen serta kualitas persekutuan kita harus selalu dipelihara.
Saat Abram berpisah dengan Lot, TUHAN memperbaharui janji-janjinya sekaligus mulai menggenapi janji-janji tersebut kepada Abram (ay 15-17). Menurut Abram, hidup bersama Lot akan senantiasa menimbulkan masalah, menghalangi berkat oleh sebab itu harus berpisah, tidak boleh ada kompromi. Dalam kaitan persekutuan dengan Tuhan, sikap seperti Abram harus menjadi tindakan kita. Jika ingin lebih dalam menikmati janji-janji Tuhan, konsistensi komitmen serta kualitas persekutuan kita harus selalu dipelihara.
Berpikir dan bertindak seperti Lot
merupakan sebuah bentuk penolakan terhadap firman dan kedaualatan Allah. Dalam
pikiran dan tindakan seperti itu yang berlaku cuma akal semata, tidak ada iman.
Saat Lot disuruh memilih, dia langsung memilih lembah Yordan. Lembah Sodom yang hijau, indah dipandang cocok jadi penggembalaan. Lot tertipu logika dan mata. Memang lembah itu indah dan
enak dipandang, namun dia tidak tahu disana bahaya
mengancam dan hal itu terbukti dikemudian hari (Kejadin 14, 19). Semua yang indah dan menawan
matanya, menjadi perangkap yang mencelakakan.
Memilih dan menikmati yang
indah itu perlu, namun mengikuti kehendak Tuhan itu jauh lebih perlu. Menggunakan akal itu harus, sebab akal itu adalah pemberian Tuhan. Namun
melangkah dengan iman itu jauh lebih perlu sebab dengan demikian kita mengakui Tuhan yang memberi akal. Orang percaya itu mengandalkan iman sementara orang duniawi mengandalkan akal, berkatnyapun berbeda. Orang yang hanya mengandalkan akal berkatnya biasa,
tetapi orang yang mengutamakan iman
berkatnya luar biasa, Heleluyah…!! Artinya, melangkah dengan iman itu jauh
lebih perlu dan lebih menentukan.
Sebab itu, mari kita berpikir dan bertindak seperti Abram yang tegas terhadap sikap duniawi dan selalu mengutamakan bertindak dalam iman. Yakinlah, kita pasti jadi pemenang. Nikmatilah berkat besar dengan meninggalkan roh duniawi (Kolose 3:1-17). Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus, Amin. ( Pdt H R Hutapea, STh, MA ).
Sebab itu, mari kita berpikir dan bertindak seperti Abram yang tegas terhadap sikap duniawi dan selalu mengutamakan bertindak dalam iman. Yakinlah, kita pasti jadi pemenang. Nikmatilah berkat besar dengan meninggalkan roh duniawi (Kolose 3:1-17). Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus, Amin. ( Pdt H R Hutapea, STh, MA ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar