( 2 Kor 12:1-21 )
Aku kuatir adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan dan kerusuhan (20).
Aku kuatir adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan dan kerusuhan (20).
Nats
diatas dituliskan Rasul Paulus ke sebuah jemaat perkotaan, yakni Jemaat
Korintus. Bagian perikop ini berisi ungkapan ‘kekuatiran’ seorang pelayan
terhadap mutu iman anggota jemaat yg digembalakan. Jemaat tersebut terindikasi sarat dengan intrik dan perselisihan akibatnya jauh dari rancangan Bapa.
Setiap pelayan selalu merindukan jemaat yang dia layani mengalami pertumbuhan yang benar dan semakin dewasa, menghasilkan buah yang baik, hidup didalam roh dan membawa
dampak bagi orang lain dan menunjukkan perubahan karakter yang lebih baik. Diharapkan,
orang yg suka berkata kasar berubah menjadi suka berkata lembut, watak jadi
luhur, bertindak terukur. Mampu menghargai orang lain dan selalu rindu memahami
perasaan sesama.
Mengapa anggota jemaat harus
hidup didalam roh dan menunjukkan pembaharuan Karakter? Apakah demi hormat
dan kemuliaan pelayan itu sendiri? Tidak, bukan untuk kepentingan pelayan melainkan
supaya Tuhan dimuliakan. Yakni supaya umat sungguh-sungguh masuk ke tujuan
berjemaat yang sebenarnya yakni bersama-sama memuliakan nama Tuhan Yesus
Kristus, sumber dari segala rahmat dan pengasihan tersebut. Jemaat
Aletheia yang kami layani seperti jemaat yang lain Tuhan rancang menjadi jemaat yg mengaplikasikan kebenaran melalui tindakan yang nyata. Sehingga diharapkan terwujud esensi persekutuan yang hakiki yakni mengangkat dan memberdayakan anggota
jemaat sehinga mandiri dan diberkati. Sebab Semangat persekutuan tidak
hanya ada diseputar mimbar gereja melainkan merubuhkan segala bentuk tembok
pemisah, seperti tembok suku, tembok sosial dan ekonomi. Kasih tidak hanya
menutup kekurangan melainkan juga membangun jembatan persekutuan diantara umat.
Kehidupan didalam kebenaran seperti itulah yg menjadi tujuan utama Tuhan mendirikan
gereja Nya.
GBI Aletheia Pamulang,
dirancang bukan utk menjadi arena bisnis individu, bukan pula untuk menjadi
menara Babel modern dan bukan pula menjadi sarana utk memuliakan diri. Artinya
dari sisi pelayan team penggembala memahami tanggungjawab masing masing yaitu
untuk menata layani pelayanan. Dari sisi lain, jemaat diharapkan menyadari
tanggungjawbanya sebagai anggota sidang jemaat dan sebagai umat Tuhan. Konkritnya, hak dan tanggungjawab yg melayani dan yang dilayani tidak boleh mematikan
nurani hanya demi ambisi dan motivasi yg tersembunyi. Semua tujuan
pelayanan adalah menjadi berkat buat umat Tuhan dan gereja-Nya.
Rasul Paulus menuliskan nats
diatas supaya segala penyimpangan yg dapat merusak persekutuan tidak terjadi di
lingkungan pelayanan gerejawi dimanapun berada. GBI Aletheia Pamulang dirancang menjadi institusi gereja
yang berbeda dari lembaga gereja lain yg banyak terindikasi dijalankan
bertentangan dengan tujuan dan panggilan gereja universal dan lintas zaman. GBI
Aletheia Pamulang tidak akan membangun gedung megah, mewah sementara angota
jemaatnya banyak yg termarzinalkan. Tetapi GBI Aletheia Pamulang dipanggil
untuk lebih dahulu membangun pribadi anggota jemaat disegala bentuk
panggilannya masing-masing, setelah itu baru memikirkan gedung tempat ibdah.
Intinya, gedung itu perlu, tetapi yang lebih perlu adalah manusianya. Sebab
itu dihari Pentakosta ini, mari kita membuka hati untuk semakin dibaharui
Rohkudus. Mari kita dengan rendah hati mendeteksi kelemahan diri dan membiarkan
Rohkudus menyempurnakan kita melalui proses Tuhan. Kita akui kelemahan
itu dan kita tinggalkan. Artinya, dari pada saling iri dan dengki lebih baik kita bersinergi. Dan dari pada hidup saling benci dan antipati mari kita
saling membangun dan saling berbagi. Dan dari pada merasa diri paling suci,
mari kita mengakui dan berkata: “ aku adalah orang yang paling berdosa”.
Rohkudus turun dan berkarya dalam kehidupan umatNya. Dia datang untuk menolong sekaligus mengurapi orang percaya. Tetapi Rohkudus hanya menyatakan kuasa dan mujizatnya untuk setiap orang yang merendahkan diri dan mengakui keberdosaanya. Selamat Menerima Roh kudus, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar