Wahyu 2 : 1-7
Namun
demikian aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu
yang semula (ayat 4)
“Kasihmu”
yang semula dalam nats di atas adalah kasih yang dari Tuhan Yesus Kristus,
kasih Agape. Mengapa Tuhan itu mencela jemaat-Nya, jemaat yang sudah ditebus
dengan darah-Nya? Karena jemaat tersebut meninggalkan kasih mereka yang semula,
yaitu kasih Tuhan tersebut. Perkataan meninggalkan, menunjuk pada perbuatan
meremehkan atau menganggapnya bukan lagi sebuah hal penting tidak dipedulikan lagi.
Tidak-dikatakan di situ “kehilangan” tetapi “meninggalkan”. Hal itu menunjukan
kepada kita bahwa yang dimaksud adalah kasih Ilahi, sebab itu tidak mungkin lenyap.
Dengan kata lain Tuhan sumber kasih itu
adalah kekal, tidak berubah. Itulah
sebabnya Tuhan mencela JemaatNya yang di Efesus. Dalam bahasa Yunani, selain
Agape ada tiga bentuk lain untuk menggambarkan kasih yaitu: “storge”, yaitu
kasih antar anggota keluarga. Kemudian “filia’, yang berarti kasih persaudaraan/persahabatan.
Dan yang terakhir adalah “eros” yaitu kasih yang tertarik kepada sesuatu,
karena hal itu dianggap baik, umpamanya ketertarikan terhadap lawan jenis.
Alkitab memakai kata “agape” sebagai kata pokok untuk membedakan kasih Kristen
dengan kasih yang biasa. Artinya, storge, filia dan eros harus didasari oleh
agape.
Orang
yang hidup didalam kasih Agape adalah orang yang hidup di dalam pertobatan dan
persekutuan. Fokus hidup adalah Tuhan, bukan diri sendiri. Yang
dikumandangkan adalah perbuatan Tuhan yang ajaib, bukan apa yang diperbuatnya
kepada Tuhan. Artinya, jika mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, hal itu merupakan ungkapan
syukur atas perbuatan Tuhan yang sudah dia nikmati. Dengan demikian mutu dan
motiv storge, filia dan eros jadi tepat sasaran. Kasih terhadap keluarga
menjadi semakin hidup, kasih majelis terhadap pelayanannya menjadi dahsyat,
kasih jemaat terhadap gereja semakin menyala-nyala, demikian pula kasih antara suami dan istri terhadap pasangannya, akan semakin intim. Itulah sebabnya Tuhan mengingatkan kepada
JemaatNya supaya mengingat kembali hangatnya kasih yang semula itu dan
menjaganya agar tetap menyala. Sebagai Jemaat Krisus,
GBI Aletheia Pamulang dirancang untuk mengaplikasikan Kasih itu dalam segala asfek. Baik dalam persekutuan demikian juga dalam kehidupan sehari-hari. Kita buat Agape menjadi landasan hidup dan persekutuan kita. Jika kita sungguh-sungguh menerapkan-nya sejak saat ini (saat jumlah kita belum banyak), hal itu akan berdampak besar, Dampak besar tersebut, ialah:
GBI Aletheia Pamulang dirancang untuk mengaplikasikan Kasih itu dalam segala asfek. Baik dalam persekutuan demikian juga dalam kehidupan sehari-hari. Kita buat Agape menjadi landasan hidup dan persekutuan kita. Jika kita sungguh-sungguh menerapkan-nya sejak saat ini (saat jumlah kita belum banyak), hal itu akan berdampak besar, Dampak besar tersebut, ialah:
Pertama,
anggota jemaat akan bertambah-tambah. Karena semua orang membutuhkan kasih
tersebut. Sebab banyak orang kehilangan kasih itu didalam rumah tangganya terutama
dilingkungan gereja yang anggotanya banyak. Mereka membutuhkan jawaban.
Kedua,
saat jumlah kita bertambah-tambah, persekutuan kita sudah memiliki fondasi yg
benar dan kokoh, dan nilai-nilai yang kita anut sudah selaras dengan
kepercayaan kita. Ketiga, Berkat kita akan bertambah-tambah. Kemenangan dan
kelimpahan menjadi milk kita, Haleluya. Sebab jika kasih di hidupkan, terobosan
akan terjadi, api kehidupanpun akan semakin menyala. Inilah yang harus kita ‘jual’
atau kumandangkan serta doakan. Inilah esensi misi pelayanan GBI Aletheia
Pamulang, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar