Kamis, Juni 29, 2023

KESAN DAN PESAN

KESAN DAN PESAN SEBAGAI GEMBALA JEMAAT TAHUN 1995-2005
Pdt. Haposan R Hutapea, STh, MA
Kesan
Tuhan merancang GKOI Pondok Pucung menjadi besar sekaligus berdampak besar. Hal itu tampak dari sejarah gereja dan lokasi jemaat tersebut berada. Tuhan menggerakkan generasi pertama hamba-hamba Tuhan ( calon calon Majelis Jemaat yg pertama) untuk berkumpul berdoa. Mereka mencari kehendak Tuhan sekaligus bergerak. Mereka bergerak untuk mencari cara untuk memenuhi kebutuhan spiritualitas pribadi dan keluarganya. Dan juga gerakan untuk mewujudkan kesadaran bahwa gereja (pribadi yg percaya) tidak hanya dipanggil keluar dari kegelapan tetapi juga dipanggil bersekutu dengan sesame gereja (orang percaya) yang lain. Nampaklah disini misterium rencana Allah untuk menghadirkan sekaligus mendirikan gereja-Nya ( Sidang Jemaat ). Jadi dalam iman saya melihat, kehadiran Komplek Perumahan Pondok Pucung merupakan sebuah alat (Rekayasa) Tuhan untuk mewujudkan rencana Agung-Nya untuk kehadiran Jemaat tersebut. Roh kudus bekerja menggerakkan para pendiri dan setiap anggota jemaat mengambil keputusan untuk berdomisili di Komplek Perumahan Pondok Pucung dan sekitarnya kemudian menjadi bagian dari jemaat tersebut.
Kehadiran Tuhan dalam sejarah perjalanan GKOI Pondok Pucung sampai berdiri ditempat yang sekarang ini  dapat saya dengar, saya lihat dan saya rasakan. Ternyata tidak sedikit tantangan yang dialami para pendiri untuk mewujudkan rencana Tuhan buat gereja-Nya tersebut. Banyak factor yang menghambat. Faktor eksternal dan factor internal sungguh sangat kental. Dari sudut eksternal, sebagai gereja Tuhan, GKOI Pomdok Pucung tidak dapat dilepaskan dari berbagai hambatan, intimidasi serta ancaman. Sebab kehadiran sebuah agama lain dengan penyembahan ‘yang aneh’ untuk warga setempat sungguh sesuatu yang asing. Dari internal jemaat tidak sedikit gerakan untuk memecah belah umat demi kepentingan pribadi atau kelompok yang mencoba membawa jemaat bergabung dengan denominasi gereja asal mereka masing-masing. Hambatan lain yang tidak dapat dianggap sepele ialah, kehadiran seorang Pelayan. Jarak yang jauh dari Jakarta dengan alat transfortasi yang minim menjadi penghambat seorang Pelayanan mewartakan firman Tuhan. Tetapi Puji Tuhan, Jemaat GKOI Pondok Pucung semakin bertumbuh bahkan semakin kuat.
Setiap sejarah selalu meninggalkan jejak perjuangan para pahlawan yang tidak kenal lelah. Banyak orang yang mempersembahkan waktu, tenaga, uang dan pikiran mereka demi pekerjaan Tuhan. Mereka mengorbankan apa saja yang bisa mereka korbankan. Itulah sebabnya setiap generasi anggota jemaat dan setiap generasi kemajelisan GKOI Pondok Pucung harus mengenang para pahlawan iman tersebut dan memberikan apresiasi melalui estafet pengabdian yang lebih  kudus dan tulus.
Dalam konteks seperti itulah penulis hadir di GKOI Pondok Pucung. Sebagai gembala jemaat, saya melihat dan bergaul dengan rekan-rekan ( generasi pertama) yang penuh semangat dengan kompetensi yang teruji dari berbagai dimensi spesialisasi ilmu dan ketrampilan. Mereka melayani dengan totalitas. Mengatasi masalah dengan lugas dan bekerja sampai tuntas. Semua dilakukan tanpa pamrih. Mereka kompak tak tergoyahkan. Mereka membuka diri membangun sinergi dengan berbagai organisasi, tetapi mereka sungguh mandiri. Sebagai bagian Sinode GKOI, mereka taat ordonansi organisasi namun tidak sudi di intervensi oleh siapapun. Itulah sebabnya GKOI pondok Pucung seringkali menjadi mentor dalam menjalankan tata pelayanan terstruktur sekaligus oikumenis. Untuk pembinaan jemaat mereka mengingat dan menerapkan pesan alm Pdt CH Rambadeta yang menekankan: “Kotbah harus berbobot Protestan tetapi semangatnya harus karismatik“ Melalui pemahaman latar belakang perjuangan para pendiri seperti itulah saya mampu mengerti dan menerima sikap bapak atau ibu pendiri jemaat yang kelihatanya sangat  dominan dalam urusan organisasi dan pelayanan gerejawi.
Sebagai Gembala Jemaat selama 10 tahun, saya sangat bersyukur menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah GKOI Pondok Pucung. Sebagai orang yang masih “hijau” dalam pelayanan saat itu, Pondok Pucung merupakan lembah pendidikan strata lanjutan sekaligus ladang pelayanan yang sesungguhnya. Baik dalam organisasi, pelayanan bahkan dalam interaksi social. Di GKOI Pondok Pucung saya belajar mengenal dan mengerti orang dengan berbagai latar belakang karakter dan sifat. Kesan saya, GKOI Pondok Pucung akan semakin maju dan akan terus bergaung lebih dahsyat lagi. Haleluya.

Pesan.
Untuk pesan, saya akan mengutif renungan yang saya tulis dalam rangka memotivasi sidang jemaat GKOI Pondok Pucung untuk mewujudkan Pelayanan kedukaan Bunga Bakung, setelah rencana yang diwacanakan di Situ Gintung tersebut disetujui oleh rapat Majelis Jemaat saat itu.
Judul Renungan: 
Bunga Bakung
Hosea 14:6-9
Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar (ayat 6.)
Bunga bakung, bunga idaman, ber warna-warni menawan mata dan menarik hati. Banyak di padang, indah dipandang, terpatri abadi di tiap tiang rumah Tuhan (I Raj. 7: 19,22)
Bunga bakung itu melambangkan manusia
(Jemaat GKOI Pondok Pucung) dipanggil dan dirancang untuk kemulian nama Tuhan. Bunga Bakung tersebut menjadi visi Tuhan untuk seluruh umat manusia. Bunga bakung juga lambang manusia yang ‘hari ini’ gagah dan sehar tetapi besok hari sudah tidak ada. Tuhan mendandani bunga bakung sedemikian indah melebihi kemilaunya dandanan yang diciptakan dan yang dimiliki oleh manusia. Oleh sebab itu melalui ‘bunga bakung’ kita akan melihat dampak kehadiran Tuhan yang luar biasa di setiap hidup manusia yang berserah kepadaNya, yaitu:
Pertama. Setiap orang yang percaya akan dimampukan untuk menjadi saksi yang besar di setiap lingkungan masing-masing. Bagai bunga bakung yang berbunga, manusia itu (Jemaat GKOI Pondok Pucung) dituntut untuk memancarkan keindahan dan keharuman. Jemaat harus aktif dinamis, tidak pasif. Jemaat GKOI Pondok Pucung harus berusaha menjadi solusi bukan pembuat kontroversi. Menjadi historys maker, bukan trouble maker. Jemaat GKOI Pondok Pucung dirancang Tuhan menjadi berkat besar sekaligus berdampak besar !!
Kedua. Tuhan merancang setiap orang yang percaya ( Jemaat GKOI Pondok Pucung) kuat seperti “Petra”. Saat menghadapi tangtangan tidak tergoyahkan. Tidak mudah kecewa dan tidak mengecewakan orang lain. Tidak mudah mundur dari gereja dan tidak membuat orang lain mundur dari gereja. Kalau anggota jemaat  seorang laki-laki, diharapkan menjadi pria yang berbibawa yg tidak mudah mengumbar kata. Kalau anggota jemaat seorang wanita, dipanggil menjadi seorang wanita yang anggun mulia, mampu menahan diri mengumbar kata dan fitnah. Bagai pohon hawar ia akan menjulurkan dan menancapkan akar-akarnya hingga tahan di segala musim dan kuat di setiap badai dan terjelma bagai karang yang tak tergoyahkan oleh apapun. Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala Gereja merancang semua pelayan GKOI Pondok pucung dan anggota sidang jemaatnya menunjukkan karakter luhur seperti itu.
Ketiga. Tuhan merindukan Setiap orang percaya menghasilkan buah dan menjadi berkat. Memandang semua orang sebagai saudara dan membuat orang lain menjadi rekan menggapai mimpi melalui sinergi. Jemaat Pondok Pucung dipanggil bersukacita ketika saudaranya berkemenangan dan tetap rendah hati saat dia mencapai puncak. Mampu hadir saat orang lain berduka dan  bergegas mengulurkan tangan tatkala orang lain merana. Bunga bakung Tuhan adalah orang yang selalu menyadari, bahwa seorang kawan berpotensi sejuta peluang, tetapi meninggalkan seorang kawan berpotensi sejuta hambatan. Itulah sebabnya setiap orang perlu berusaha membangun persaudaraan, bahkan sekalipun kawan kita tersebut sering mengecewakan. Tuhan menghendaki setiap anggota jemaat GKOI Pondok Pucung membangun karakter persekutuan yang diakonal, oikumenis dan sepenanggungan.
Tuhan itu selalu menginginkan umatnya terpelihara kemudian bergerak memelihara sesamanya. Kekristenan dituntut untuk selalu dapat menselaraskan hak dan tanggung jawab. Itulah sebabnya Tuhan Yesus Kristus menginspirasikan nama “Bunga Bakung” tersebut menjadi sebuah bidang pelayanan yg kehadirannya ternyata sangat berdampak hebat di GKOI Pondok Pucung.. Menjadi Jemaat ala bunga bakung itu Indah. Melaluinya tantangan berubah jadi sarana untuk berkembang dan kehadirannya selalu dirindukan oleh semua orang. Demikianlah pesan dari saya. Ecclesia reformata ekklesia semper reformanda. 
Tuhan Yesus Kristus Memberkati.


Tidak ada komentar:

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...