2 Raja-raja 7:3-30
Lalu berkatalah
yang seorang kepada yang lain : “Tidak patut yang kita lakukan ini, hari ini
adalah hari yang baik, tetapi kita ini tinggal diam saja.” (ayat 9)
Samaria krisis pangan. Satu per satu
mahluk hidup mati kelaparan (II Raja-Raja 6:28-29). Dalam situasi kritis empat
orang kusta bertindak luhur. Mereka yang dikutuk secara teologis dan diasingkan
secara sosial menunjukkan diri sebagai orang percaya sejati (ayat 3), Mereka
ternyata bukanlah orang terkutuk
melainkan orang percaya sejati. Perbuatan apakah yang mereka lakukan sehingga kita menyebut mereka
sebagai orang percaya sejati?
Pertama, mereka
bertindak sesuai dengan iman,
Sadar bahwa ransum
dari keluarga tidak mungkin lagi diharapkan, keempat orang kusta itu berkata:
“dari pada mati dengan mengharapkan yang tidak ada, lebih baik mati dalam
berusaha.” Mereka merapatkan barisan, mengeratkan kebersamaan, membulatkan
tekad dan membuang rasa takut, dan bergerak menuju sasaran. Mereka bertindak
dan maju menuju lumbung berkat, dan suksespun tergapai gemilang, dahsyat!!
(ayat 4-7) Setiap orang benar yang bertekad teguh pasti meraih
keberhasilan. Dia akan merubah masalah menjadi peluang, haleluya….!!(Yesaya
41:10)
Kedua, mereka rela
berbagi (ay 9)
Yang kelaparan kini
menjadi kenyang. Dari orang yang sangat miskin, mereka kini menjadi kaya.
haleluya !! Rahasia sukses orang kusta adalah perpaduan iman, kerjasama dan
keberanian mengambil resiko. Dan mereka layak bermegah dan menikmatinya sesuka hati
sendiri. Namun hal itu tidak mereka lakukan. Justeru didalam kelimpahannya
mereka bertindak luhur. Mereka percaya, keberhasilan adalah perbuatan
Tuhan melalui usaha mereka. Hal itu mendorong mereka untuk berbagi.
Mereka membuang kepentingan diri sendiri dan memikirkan saudara mereka yg dilanda
kelaparan (band dgn Gal 6:9-10). Mereka berkata: “marilah kita berbagi
kepada teman sebangsa kita”, dan mereka melakukannya. Mereka menepati
kesepakatan yang mereka janjikan. Itulah tujuan Tuhan untuk setiap keberhasilan
umat-Nya, berbagi!! Oleh kasih, krisis jadi sarana meningkatkan Persekutuan.
Ketiga, memberikan pengampunan
yg tulus (10-11)
Orang Kusta itu
berbagi kepada orang-orang yang menghina dan mengusir mereka, luar biasa.
Inilah karakter orang beriman. Disitu terkandung pengampunan dan
kesaksian. Disisihkan dari lingkungan social, diusir dari kampung halaman, merupakan
sebuah pengalaman yang menyakitkan. Hak hidup berkomunitas dan hak bersosialisasi
hilang secara paksa. Walau demikian, mereka membuka pintu maaf. Orang yang ter-aniaya menjadi berkat besar kepada orang yang menganiaya mereka, luar biasa !! Mereka berkata, “ marilah kita
berbagi kepada teman sebangsa kita”, dan mereka melakukannya. Itulah nilai kristiani sejati (Lks 6:27-36). Pengampunan harus berlanjut rekonsiliasi, dipulihkan!!.
Setiap pencapaian
merupakan hasil perjuangan berat. Disana Pikiran, tenaga dan waktu dicurahkan. Tetapi ingat, anugerah Tuhan ada disana.
Panggilan sebagai orang Kristen adalah diberkati supaya menjadi berkat.
Terhadap sesame dan pekerjaan Tuhan. Di ayat 9 dikatakan: hari ini adalah hari
baik. Artinya, kita harus
selalu mengingat bahwa setiap keberhasilan adalah dari Tuhan, dan kita harus
pakai memuliakan Nama Tuhan. Kiranya melalui keteladanan keempat orang kusta ini, kita akan
semakin termotivasi untuk terus memelihara kebersamaan, melepaskan pengampunan
sekaligus menunjukkan keperdulian. Demikianlah Kristen sejati, Amin
Doa: Tuhan Yesus Kristus, ajar aku untuk hidup sesuai
dengan rencana-Mu, yakni menjadi Kristen sejati. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar