Efesus 6:1-9
Hai anak-anak taatilah
orang tuamu didalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan I
bumu (ayat 1-2b).
Secara
social kita sering melihat anak-anak jauh lebih dekat dan ekspresif dngan
ibunya. Se akan-akan anak dapat lahir tanpa ayahnya. Kenyataan seperti itu
berlanjut saat anak-anak dewasa. Sehingga sangat sering kita melihat seorang ayah menderita sendiri dihari tuanya karena anak-anaknya tidak perduli. Sebagai
orang Kristen kita perlu waspada tentang hal tersebut. Firman Tuhan mengatakan,
anak harus taat dan hormat kepada ayah dan kepada ibunya. Perhatikanlah dikatakan bukan
hanya kepada ayahnya atau hanya kepada ibunya, melainkan kepada keduanya, utuh!!.
Tantangan untuk taat kepada kedua orang tuanya berkaitan dengan kekeliruan yang
berhubungan dengan kedekatan secara fhisdik dan emosi anak terhadap seorang ibu,
sehingga melupakan rangkaian tugas dan tanggungjawab serta peran yang tidak
kelihatan yang berakibat anak mengesampingkan peran ayah dalam kehidupan
seorang anak. Sama sepeti iabu dekat dan saying kepada anakdemikian juga bapa,
sangat saying terhadap anak-anaknya. (Mazmur 103:13). Kutipan dari Watshap dibawah
ini dapat membuka perasaan kita sehingga kita menjadi prbadi yang mengahargai
kedua orang tua kita seutuhnya.
"Mungkin
ibuku lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah
aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?
Semasa
kecil, ibuku lah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahwa
ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih, ayahlah yang selalu
menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung
kepadaku karena letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur
nyenyakku.
Saat
aku sakit demam, ayah membentakku *"Sudah diberitahu, Jangan minum es!”*
Lantas
aku merengut menjauhi ayahku dan menangis di depan ibu.
Tapi
apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya
bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.
Ketika
aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata
*“Tidak boleh!"*
Sadarkah
aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, karena beliau lebih tahu dunia luar,
dibandingkan aku bahkan ibuku?
Karena
bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai
olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.
Maka
kadang aku melanggar kepercayaannya.Ayah lah yang setia menunggu aku diruang
tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak
beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, *”Dimana, dan sedang apa aku
diluar sana?”*
Setelah
aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah
aku, bahwa ayah lah yang berkata: *"Ibu, temanilah anakmu, aku pergi
mencari nafkah dulu buat kita bersama."*
Disaat
aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya
mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir,
*'kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah
tidak ada lagi tempat untuk meminjam.'*
Saat
aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan
untukku. Ayah lah yang mengabari sanak saudara, *”Anakku sekarang sukses.
Alhamdulillah”*
Walau
kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah
akan tersenyum dengan bangga.
Dalam
sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa
itu dalam hatinya.
Sampai
ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati
mengizinkannya.
Dan
akhirnya, saat ayah melihat ku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku,
ayahpun tersenyum bahagia.
Lantas
pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis?
Ayah
menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, *"Ya Tuhan ku,
tugasku telah selesai dengan baik dengan pertolongan-Mu. Kami mohon kepada-Mu,
bahagiakan lah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya."*
Pesan
ibu ke anak untuk seorang Ayah :
"Anakku.., Memang ayah tidak mengandungmu,tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat di namamu..*
"Anakku.., Memang ayah tidak mengandungmu,tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat di namamu..*
*Memang
ayah tak melahirkanmu...Memang ayah tak menyusuimu,..tapi dari keringatnya lah
setiap tetesan yang menjadi air susumu…*
*Nak....Ayah
memang tak menjagai-mu setiap saat,...tapi tahukah kau dalam do’anya selalu ada
namamu disebutnya…*
*Tangisan
ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak
ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman…*
*Pelukan
ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda,...karena kecintaannya dia takut
tak sanggup melepaskanmu…*
*Dia
ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua
sendiri..*
*Bunda
hanya ingin kau tahu Nak..bahwa…Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta
bunda..*.
*Anakku…Ketahui lah bahwa pada diri ayahmu lah juga terdapat surga bagimu…Maka hormati dan sayangi ayahmu.*
*Anakku…Ketahui lah bahwa pada diri ayahmu lah juga terdapat surga bagimu…Maka hormati dan sayangi ayahmu.*
Hukum
kelima, didahului “……..hormatilah ayahmu..”.
Apakah anda salah seorang
yang sering mengesampingkan peran ayah dalam hidupmu? Atau anda sering
meredahkan ayahmu?. Bertobatlah hari ini juga. Pulihkan hubunganmu dengan
ayahmu. Sebab dialah sumber segala kebaikan. Biarkanlah sumber itu terus mengalir deras. Dengan demikian engkau dapat karunia panjang umur dan berkatmu semakin tercurah berlimpah, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar