1 Raja-raja 12:1-14
Raja menjawab
rakyat itu dengan keras; ia telah mengabaikan nasihat yang diberikan para
tua-tua kepadanya;
ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda: "Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi." (13-14)
ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda: "Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi." (13-14)
Ditangan cucu raja Daud kerajaan Israel yg sangat jaya itu jatuh dan pecah.
Selain itu semua daerah jajahannya memberontak. Sungguh tragis, kejayaan itu
hanya berumur satu generasi. Pada hal Tuhan merancang umat-Nya diberkati dan anak
cucunya masyihur. Mengapa kerajaan itu pecah dan kehilangan pengaruh?
Jawabannya adalah karena cucu raja yg masih muda itu membangun lingkungan
sepergaulan hanya dengan orang muda yg sombong, fasik dan jahat. Cucu raja itu
bergaul akrab dan mendengar nasehat mereka yg jahat, akibatnya dia pun
bertindak jahat. Firman ini mengajar kita supaya jangan menganggap remeh
lingkungan pergaulan. Kalau kita tidak kuat, walau dulunya kita orang yg baik,
akan berubah mengikuti teman sepergaulan yg buruk. Paulus mengingatkan, supaya
jangan menjadi pasangan yg sepadan dengan orang berdosa. Berbahaya..... !! Hari ini kita akan melihat bagian bagian Alkitab lain yang mengajarkan betapa
pentingnya hal itu kita antisifasi
1. Abram dengan Lot. Di dalam Kejadian
13:9 dikatakan: “ Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah
pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika
engkau ke kanan, maka aku ke kiri."
Setiap orang memiliki sifat dan
kerangka berpikir yg berbeda. Ada yg sungguh sungguh bergantung kepada Tuhan
ada orang yg setengah tengah. Abraham lambang orang Kristen yg sejati sementara
Lot melambangkan orang Kristen duniawi. Kedua kualitas rohani itu tidak
mungkin duduk, berdiri dan berjalan bersama, harus memisahkan diri.
Paman dan ponakan itu harus berpisah. Abraham, sang paman itu menyadari lebih
baik berpisah jarak tetapi hubungan tetap hangat dari pada baku dekat tetapi berdampak hubungan buruk. Maka
walau terasa pahit mereka sepakat mengambil keputusan dan berpisah. Tentu sebagai sebagai seorang paman, Abraham sudah berusaha menuntun Lot utk berubah supaya lebih percaya Tuhan,
tetapi tak ada perubahan. Semua orang Kristen harus menjadi berkat utk semua orang,
tetapi utk menjadi teman sepergaulan dilarang serampangan.
Melalui Abraham kita diajar bahwa memisahkan
diri bukan berati tidak perduli. Kasih dan empati justeru semakin berlimpah
mengalir. Saat Lot terancam Abraham bertindak. Kualitas iman dan karakternya justeru mampu tereksploitasi dengan leluasa. Kesaksian harus
terus dibangun. Dengan demikian kita bersuka cita dan nama Tuhan pun semakin
dimuliakan. Sebab itu mari kita tingkatkan persekutuan, kita bangun
silaturrahmi dan kita pelihara sikap perduli. Dengan demikian semua saudara
kita yang dekat dan saudara kita yang jauh digarami dengan nilai kristiani.
Haleluya,
2. Kisah Petrus dan kawan kawannya. Ada satu
pelajaran yg sangat berguna bagi kita dari pengalaman Petrus dan teman2nya yg sedang
diambang putus harapan. Sebagai sesame murid Kristus, mereka tetap
kompak seia sekata sepenanggungan. Satu dalam persekutuan satu pula dalam sepergumulan
dan satu juga dalam keberhasilan. Sebagai manusia biasa mereka kompak
kembali mengisi hidup dengan aktifitas semula, menjadi nelayan. Memang yg
paling mudah utk dilakukan adalah kembali mengerjakan hal hal yg menjadi
keahlian sendiri. Namun ternyata diarea dimana kita kuat atau merasa kuat
sekalipun, kita bisa gagal tdk berdaya. Sama spt Petrus dan kawan kawan gagal
total.
Di semua area hidup dan disegala situasi, kita sangat membutuhkan interfensi Tuhan. Kita membutuhkan hikmat Tuhan tentang apa yg harus kita kerjakan dan bagaimana cara melakukannya. Dan apabila kita mau belajar utk taat, maka kasih karunia atau anugrah Tuhan akan terjadi bagi kita sama spt yg terjadi bagi Petrus dan kawan2 saat itu. Mereka tertolong karena semua adalah rekan sepergaulan dalam kebenaran. Anugrah-Nya yg melebihi segala akal itu akan melingkupi orang yg berdiri, berjalan dan duduk dengan sesama orang benar. Tuhan sangat senang dan rindu selalu memberkati umat-Nya yg sama sama berkumpul didalam kebenaran. Berkomunitas dalam kebenaran dan dengan cara yang dibenarkan itu mengundang mukjizat dan perkenanan Tuhan. Sebab persekutuan seperti itu akan mengembangkan kasih dan menumbuhkan iman serta mengokohkan pengharapan. Amin
Di semua area hidup dan disegala situasi, kita sangat membutuhkan interfensi Tuhan. Kita membutuhkan hikmat Tuhan tentang apa yg harus kita kerjakan dan bagaimana cara melakukannya. Dan apabila kita mau belajar utk taat, maka kasih karunia atau anugrah Tuhan akan terjadi bagi kita sama spt yg terjadi bagi Petrus dan kawan2 saat itu. Mereka tertolong karena semua adalah rekan sepergaulan dalam kebenaran. Anugrah-Nya yg melebihi segala akal itu akan melingkupi orang yg berdiri, berjalan dan duduk dengan sesama orang benar. Tuhan sangat senang dan rindu selalu memberkati umat-Nya yg sama sama berkumpul didalam kebenaran. Berkomunitas dalam kebenaran dan dengan cara yang dibenarkan itu mengundang mukjizat dan perkenanan Tuhan. Sebab persekutuan seperti itu akan mengembangkan kasih dan menumbuhkan iman serta mengokohkan pengharapan. Amin
(Doaku menyertai saudara, Pdt Haposan Hutapea. STh,MA)