( Mat 16: 13-20)
Maka jawab Simon Petrus: “ Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
Dalam
hidup ini kita dituntut untuk mendengar. Bahkan dari pada banyak berkata-kata, lebih baik kita
banyak mendengar. Tujuannya ialah supaya melalui mendengar kita mampu bersikap
sesuai dengan apa yang kita dengar. Baik itu sebagai respon terhadap ketaatan,
pujian, rasa bersalah, bahkan sebagai antisipasi terhadap berita buruk yang
kita dengar. Tetapi apakah sikap kita cukup hanya sampai pada tahap mendengar
saja ? Mendengar itu mudah, tetapi sukar dilakukan orang. Tuhan menghendaki, setiap umatNya Lebih banyak mendengar, dari pada berkata-kata.
Pak
Yunus memberi nama anaknya ‘Simon’(Bentuk Yunani dari Simeon) artinya :
“mendengar!”. Kenapakah gerangan pak Yunus menamai anaknya demikian? Kalau
dilihat dari arti namanya, dapat kita duga bahwa pak Yunus sangat berharap Simon
anaknya tersebut menjadi anak yang mau dengar-dengaran terhadap semua ajaranya
yang baik.
Tuhan Yesus pun
menghendaki Simon bersikap sama seperti yg dikehendaki pak Yunus. Ia mempunyai
rencana besar bagi Simon. Sebab itu Tuhan Yesus menambah nama itu dengan
Petrus. Nama itu sama dengan “Kepha” dari bahasa Aram, dan Petros dari bahasa Yunani
yang berarti batu karang. Luar biasa, Petrus jadi berubah, ia menjadi tokoh utama
dari murid-murid Yesus. Ia juga menjadi juru bicara kelompok tersebut bahkan
sesuai nama barunya, Petrus paling lantang menyatakan kesetiaannya kepada Tuhan
Yesus. Simon pun berubah dari orang yang labil menjadi orang yang kokoh, tegar bagai
batu karang. Tidak goyah terhadap godaan, tak undur melihat tantangan dan terdepan
saat menegakkan kebenaran. Bahkan setelah penuh Roh kudus, Simon Petrus
teguh menghadapi badai termasuk badai yang mengancam nyawanya. Ia
berubah total dari orang yang hanya tanggap dalam mendengar tetapi enggan dalam
aksi, menjadi teladan dalam mendengar dan teladan dalam perbuatan.
Melalui Nats diatas kita melihat dampak positif jika banyak mendengar : Petrus lebih memahami ajaran sekaligus lebih mempercayai. Perkataan: Engkau adalah Mesias anak Allah yg hidup merupakan sebuah pengakuan yang luar biasa karena dilandasi pengenalan melalui persekutuan serta kesediaan memberi waktu lebih banyak dalam mendengar firman Tuhan. Petrus dan murid-murid yang lain sama-sama berkumpul bersama dengan Yesus. Tetapi reaksi kognitif mereka berbeda.
Mengapa demikian?
Simon mendengar dan sedikit berkata-kata. Tetapi saat harus berkata-kata, Ia
menyampaikan yang benar karena ia sudah lebih dahulu banyak mendengar. Beda sekali dengan
sebelas murid yang lain, jawaban mereka semuanya ngawur tak tentu arah, karena
mereka tidak memberi waktu mendengar dengan benar, melainkan lebih suka berkata-kata.
Yesus
Kristus mengajak kita untuk lebih banyak
berteduh diri dihadapan-Na untuk
mendegarkan suara-Nya, sehingga ketika kita harus berkata-kata tentang
kebenaran, kita menperkatakan kata yang benar dengan cara yang benar pula.
Amin.