Shalom all! "Renungan Hari Ini" dirancang sebagai pelayanan lintas denominasi, lintas waktu dan lintas tempat. Melalui Renungan ini, umat Tuhan yang berlayar di samudera, yang sedang di pedalaman rimba raya, yang berada di area tambang bawah tanah dan yang sedang berada dikamar perawatan Rumah Sakit diharapkan terpenuhi makanan rohaninya dan dipuaskan. Jika anda rindu membantu biaya operasional pelayanan ini, anda dapat menghubungi kami melalui bolg ini. Gbu always
Minggu, November 13, 2016
BUKALAH SALURAN
2 Raja-Raja 4:8-37
Berkatalah
perempuan itu kepada suaminya: “sesungguhnya aku sudah tahu bahwa
orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus”. (ayat
9)
Kampanya presiden Amerika Sudah selesai, dan hasilnyapun sudah jelas. Pemilik group Hilton menjadi pemenang. Saat kampanye berlangsung masing-masing pasangan menebar janji. Mungkin ada
janji yang luhur yang meluap dari relung hati karena melihat hidup rakyat yg
semakin sulit. Sebaliknya, pasangan yang lain juga mengumbar janji namun janjinya mungkin sebatas kata yg terucap, hanya menebar pesona sekedar alat bujuk rayu, ingkar dikemudian hari.
Di dalam lingkungan persekutuan
seringkali terdengar seruan 'tolong' yang disertai dengan iming-iming janji.
“Bapak pendeta! Tolong saya dibantu dalam doa, saya sedang ada bisnis, nanti
kalau berhasil, pastilah itu…!!”. Demikianlah janji yang sering
diucapkan sebagian jemaat kepada orang yang mereka anggap sebagai hamba Tuhan.
Ucapan seperti itu tidak salah, hanya tidak Alkitabiah.
Dalam pembacaan di atas
dkatakan dalam ayat 10: “… baiklah kita membuat sebuah kamar…, sebuah tempat
tidur, sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk
kesana”. Artinya setelah sering diberi makan, diberi pula kamar khusus untuk
menginap kapan saja hamba Tuhan itu datang. Tidak ada janji melainkan tindakan
yang konkrit. Itu namanya Alkitabiah.
Memberi tanpa lebih dahulu berjanji, itu luar biasa. Sebaliknya, berjanji
tetapi tidak menepati, musibah…!
Keluarga Sunem ini adalah sebuah
keluarga kaya dan melalui kekayaannya mereka
sepakat memelihara hamba Tuhan dan melakukannya dengan hati yang sungguh tulus. Prinsip hidup yang demikian semestinya harus menjadi prinsip
hidup orang Kristen. Tetapi yang sering terjadi ialah, ibadah dan tanggung jawab
sebagai orang yang beribadah tidak lagi dilakukan sebagai wujud penaklukan diri
kepada Tuhan Yesus Kristus dan frmanNya. Sikap seperti itu harus kita singkirkan. Hadirat Allah dan namaNya harus dihormati, dan para hama Tuhan yang menyelenggarakan ibadah harus dihargai. Jika beribadah lakukanlah dengan kesungguhan bukan karena kebiasaan. Lakukanlah itu sebagai tanda ungkapan syukur jangan sebagai sarana untuk penyucian diri dari dosa yg kamu lakukan setiap hari. Supaya engkau mengalami perubahan sekaligus pembaharuan. Dengan demikian Berkat yg Tuhan janjikan jika taat beribadah engkau dapat rasakan ( 1Tim 6:6 ). Dijauhkannya dari padamu perasaan hampa, ditumbuhkannya dalam hatimu harapan dan keyakinan. Intinya, ibadah dan penyembahan yang kamu lakukan akan memberikan makna yang sesungguhnya. Sebab itu beribadahlah dengan kesungguhan. Usahakanlah hatimu tulus dan jagalah supaya pikiranmu focus meninggikan nama-Nya, maka nikmatilah lawatan dan terimalah mukjizat-Nya, haleluyah!!!!
Kasih Kristiani adalah kasih
karunia. Kasih karunia adalah kasih yang memberi, yang berkorban. Keluarga
Sunem ini berkata kepada Elisa hamba Tuhan itu: “makanlah dan beristirahatlah
di kamar yang kami sediakan khusus untukmu”, haleluyah !!!, bayangkan, kamar yang disediakan
secara khusus, yang special bukan sisa-sisa, bukan pula yang remeh-remeh. Saudara,... usahakanlah memberi yg special kepada Tuhan, jangan yg asal..(Luk 6:38), karena setiap persembahan spesial itu, akan membuka tingkap-tingkap langit. Melalui keluarga Sunem tersebut, Tuhan membuktikan hal tersebut. Tuhan mengaruniakan seorang anak saat usia
bapak-ibu Sunem sudah senja. Mujizat itu terjadi sebagai upah pemeliharaannya
kepada abdi Allah. Dengan membagi sedikit kelebihan yg mereka miliki, mereka
mendapatkan sesuatu yang tidak mampu mereka miliki tanpa Tuhan. Mereka menabur yang biasa tetapi menuai yang
luar biasa!!!!
Berkat untuk sebuah keluarga
bermula dari kesepakatann ditengah keluarga. Ada penerimaan, kasih dan empaty yang
terjelma menjadi satu. Ada damai sejahtera. Semua satu hati satu suara terutama
utk melakukan yg luhur. Sepakat untuk bertindak luhur bermula dari Agape ( Dikuasai
kasih Tuhan ). Kemudian Fhilia (Kasih persaudaraan) terbangun. Dengan demikian storgepun
(kasih karena hubungan darah) kokoh tak tergoyahkan.
Kesimpulan: Bukalah saluran, maka nikmatilah berkat dari sumber yang tak pernah berkesudahan. Dan semuanya itu bermula dari keluarga yg takut Tuhan dan
hidup dalam damai. (Mat. 10:41-42). AMIN.
Langganan:
Postingan (Atom)
Kunci utk Menang
Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus. *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...
-
KESAN DAN PESAN SEBAGAI GEMBALA JEMAAT TAHUN 1995-2005 Pdt. Haposan R Hutapea, STh, MA Kesan T uhan merancang GKOI Pondok Pucung men...
-
Yehezkiel 17:1-20 Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH: Demi Aku yang hidup, Aku pasti menimpakan atas kepalanya sumpahnya ke...