Selasa, Mei 20, 2014

BENAR DAN JELAS

Yakobus 3:1-12
Tetapi tidak seorang pun yang menjinakkan lidah, ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan racun yang mematikan. (ayat 8)
Lidah, merupakan salah satu organ tubuh yang kecil. Lidah lincah berkelit tidak mudah tergigit. Bentuknya mini, andilnya maxi. Oleh lidah, kita mengecap dan berkata. Dengan lidah pula orang dapat berhasil atau terdakwa. Dengan lidah orang memuji Tuhan, dengan lidah pula orang dapat menghujat sesame ciptaan Tuhan. Melalui lidah orang Kristen membangun persekutuan dan dengan lidah itu pula persekutuan itu dihancurkan. Lidah itu tajam, bahkan lebih tajam dari pedang. Mudah terhujam, menimbulkan perpecahan dan perang. Lidah itu penting sekaligus berbahaya, sebab itu setiap orang percaya harus sungguh-sungguh mengawasi dan  mengendalikan lidahnya (Ams 10:19-21). Rasul Yakobus mengibaratkan lidah kita yang kecil itu dengan beberapa hal, yaitu:
Pertama, Sebagai mulut kuda yang harus dikenakan tali kekang. Kekuatan kuda dapat dikendalikan dan dipergunakan untuk menolong pemilik kuda. Jika kuda sudah dikendalikan, kuda dapat memikul beban, menjadi tunggangan, menarik gerobak yang membuat pekerjaan tuannya menjadi ringan. Larinya tangkas, geraknya cepat. Jarak yg jauh menjadi singkat. Sebelum mesin tercipta, kuda merupakan anugerah yg disediakan Allah untuk menolong manusia. Kuda merupakan symbol keperkasaan dan kemapanan orang. Bahkan tenaga kuda menjadi ukuran tenaga mesin, luar biasa… Kuda yang sudah dikendalikan, kekuatannya yg dahsyat menjadi berkat bagi pemiliknya. Demikian juga lidah yang dikendalikan, pengaruh positifnya sangat besar. Dengan lidah orang menjadi orator ulung dan meraup untung. Dengan lidah orang mengibur dan masyhur dan dengan lidah orang meyakinkan orang sehingga bertindak melakukan yang dia mau.  Lidah bermanfaat besar bagi manusia dan sekaligus alat sukses yang dikaruniakan Allah bagi manusia. Bentuknya mini, tetapi manfaatnya, haleluya!!!. 
Kedua, Sebagai Kemudi kecil yang dapat mengendalikan kapal besar. Kapal itu besar dan melintasi laut yang ber arah samar. Tetapi dengan kemudi yg kecil, sebuah kapal dengan penumpang yang banyak mampu tiba selamat ditujuan. Lidah adalah kemudi. Lidah menuntun diri sendiri dan menuntun orang lain.Lidah yang diperbaharui akan memastikan kita tiba ditujuan seperti yang dirancang Tuhan, bahkan menjadi berkat besar bagi dunia, (Amsal 12:18-19).
Ketiga, Sebagai Api yang mampu membakar habis hutan yang luas. Api yang kecil menolong manusia. Kita menjadi hangat, makanan jadi matang. Tetapi jika api sudah besar, ia menjadi musuh yang menakutkan. Susah dihadang apalagi dipadamkan. Jika yang dilalap masih ada, api akan tetap menjalar. Lihatlah hutan di Riau sampai sekarang terbakar tak terpadamkan. Besar kecilnya api tergantung manusia. Jika kita mengawasi sejak kecil, api itu menjadi rahmat. Jika singkirkan segala sesuatu yang bisa dilalap, api tidak akan kemana-mana. Demikan juga dengan lidah. Kita awasi dan kita kuduskan. Tong kosong nyaring bunyi, demikian pepatah berkata. Banyak berkata banyak dusta, demikian orang bijak berpesan. Sebaliknya, tak bicara juga salah. Niat yg luhur, saran yang manjur serta Visi yang kudus tak dapat dimengerti orang lain jika tidak diungkap dengan kata. Boleh berkata banyak, tetapi jujur dan tulus. Biarlah kita bijak berkata dan kata-kata kita positif dan bermakna. Melalui perkataan, kita menguatkan yg lemah dan yang putus asa kita bangunkan harapan baru. Perkataan kita Jadi berkatt!!!
Keempat, Sebagai Binatang buas yang ganas dan mematikan. Buas artinya ganas, tak punya konfromi apalagi belas kasih. Lidah yang lembut disebut bagai binatang yang buas, luar biasa. Itu artinya lidah itu sangat ganas, salah-salah dapat menjadi boomerang dan tombak yg menusuk hati orang lain. Situasi yang aman bisa jadi rusuh, yang akur bisa bertempur, yg kasmaran jadi bertengkar, yang bulan madu bisa pisah ranjang, semuanya karena binatang buas  yaitu lidah. Mulutmu adalah harimaumu, demikian orang bijak berpesan supaya awas dengan perkataannya.
Dari empat gambaran tentang lidah tersebut, dua yang mengarah utk kebaikan dan dua lagi mengarah pada ancaman. Artinya, lidah itu memiliki potensi positif dan potensi negative yang sama besarnya. Tergantung orang yang mempergunakannya.
Apa yg harus kita lakukan supaya lidah kita mengarah pada hal-hal positif? 
Firman Tuhan berkata, jagalah hati (Ams 4:23) dan kuduskanlah mulut, itulah solusi utamanya. Roma 10:10 mengatakan: “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”. Artinya, pemahaman sebagai orang yang sudah diselamatkan sangat penting dan kerinduan untuk diperbaharui terus menerus oleh Roh Kudus adalah tingkatan selanjutnya. Kedua hal tersebut merupakan wujud takluk dan hormat terhadap kuasa-Nya. Itulah sebabnya, Alkitab menganjurkan agar Bapa dan Firman-Nya menjadi raja disetiap hati kita. Dengan demikian, kita mampu mencerminkan kekristenan yang sejati melalui lidah kita yang selalu berkata positif dan yang membangun.
Pemulihan serta kesempurnaan diukur dari perkataan, yakni perkataan positif. Hidup yang sudah dipulihkan Kristus akan memiliki lidah yg sudah dikuduskan. Dan lidah yg sudah dikuduskan, menghasilkan perkataan yang selalu  memuliakan Kristus, Haleluyah...... Amin.


(Doaku menyertai setiap saudara, Pdt Haposan R Hutapea, STh, MA)


Selasa, Mei 13, 2014

MENJADI ANAK IDAMAN

Maz 127:1-5
Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda (ay 5)
('kisah ini' disadur utuh dari akun Fb Purnia Dewi) 
Setiap orang tua sangat perduli kepada anak-anaknya dan kebutuhannya. Bahkan sebelum anak-anak minta orang tua sudah mengerti kebutuhan mereka. Orang tua manakah yang tidask bahagia melihat anak-anaknya bahagia? Dan orang tua manakah yang tidak gelisah jika melihat anak-anaknya gagal dan sakit.  Namun banyak anak-anak tidak pernah memahami bahwa orang tua pun membutuhkan empati dan keperdulian anak-anaknya. Kisah dibawah ini dapat menjadi ganmbaran bagi kita untuk mengkaji ulang sikap kita kepada orang tua. (disadur utuh dari akun Fb Purnia Dewi) Seorang pemuda duduk di hadapan laptopnya. Login facebook.
Pertama kali yang dicek adalah inbox. Hari ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia pedulikan selama ini. Ada 2 dua pesan yang selama ini ia abaikan. Pesan pertama, spam. Pesan kedua…..dia membukanya. Ternyata ada sebuah pesan beberapa bulan yang lalu, dari bapaknya Diapun mulai membaca isinya:
“Hai anakku...., ini kali pertama Bapak mencoba menggunakan facebook. Bapak mencoba menambah kamu sebagai teman sekalipun Bapak tidak terlalu paham dengan itu. Lalu bapak mencoba mengirim pesan ini kepadamu. Maaf, Bapak tidak pandai mengetik. Ini pun kawan Bapak yang mengajarkan. Bapak hanya sekedar ingin mengenang. Bacalah!
Saat kamu kecil dulu, Bapak masih ingat pertama kali kamu bisa ngomong. Kamu asyik memanggil: “Bapak, Bapak, Bapak. Bapak”. Bahagia sekali rasanya anak lelaki Bapak sudah bisa me-manggil2 Bapak, sudah bisa me-manggil2 Ibunya”. Bapak sangat senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang Bapak ucapkan ketika umurmu 4 atau 5 tahun. Tapi, percayalah. Bapak dan Ibumu bicara dengan kamu sangat banyak sekali. Kamulah penghibur kami setiap saat walaupun hanya dengan mendengar gelak tawamu. Saat kamu masuk SD, bapak masih ingat kamu selalu bercerita dengan Bapak ketika membonceng motor tentang apapun yang kamu lihat di kiri kananmu dalam perjalanan. Ayah mana yang tidak gembira melihat anaknya telah mengetahui banyak hal di luar rumahnya. Bapak jadi makin bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya kamu ke sekolah, karena kamu lucu sekali dan menyenangkan. Bapak sangat mengiginkan kamu menjadi anak yang pandai dan taat beribadah. Masih ingat jugakah kamu, saat pertama kali kamu punya HP? Diam2 waktu itu Bapak menabung karena kasihan melihatmu belum punya HP sementara kawan-kawanmu sudah memiliki.
Ketika kamu masuk SMP kamu sudah mulai punya banyak kawan-kawan baru. Ketika pulang dari sekolah kamu langsung masuk kamar. Mungkin kamu lelah setelah mengayuh sepeda, begitu pikir Bapak. Kamu keluar kamar hanya pada waktu makan saja setelah itu masuk lagi dan keluarnya lagi ketika akan pergi bersama kawan-kawanmu. Kamu sudah mulai jarang bercerita dengan Bapak. Tahu2 kamu sudah mulai melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi. Kamu mencari kami saat perlu2 saja serta membiarkan kami saat kamu tidak perlu.
Ketika mulai kuliah di luar kotapun sikap kamu sama saja dengan sebelumnya, jarang menghubungi kami kecuali disaat mendapatkan kesulitan. Sewaktu pulang liburanpun kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan internet kamu, dengan dunia kamu.
Bapak bertanya-tanya sendiri dalam hati, adakah kawan2mu itu lebih penting dari Bapak dan Ibumu? Adakah Bapak dan Ibumu ini cuma diperlukan saat nanti kamu mau nikah saja sebagai pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja? Kamu semakin jarang berbicara dengan Bapak lagi. Kalau pun bicara, dengan jari-jemari saja lewat sms, berjumpa tapi tak berkata-kata, berbicara tapi seperti tak bersuara, bertegur cuma waktu hari raya. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, malah menjadi-jadi.

Malam ini, Bapak sebenarnya rindu sekali pada kamu. Bukan mau marah atau mengungkit-ungkit masa lalu, cuma Bapak sudah merasa terlalu tua, usia Bapak sudah diatas 60-an, kekuatan Bapak tidak sekuat dulu lagi. Bapak tidak minta banyak nak…! Kadang-kadang, bapak cuma mau kamu berada di sisi bapak, berbicara tentang hidup kamu, meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu, menangis pada Bapak, mengadu pada Bapak, bercerita pada Bapak seperti saat kamu kecil dulu. Andaipun kamu sudah tidak punya waktu sama sekali berbicara dengan Bapak, jangan sampai kamu tidak punya waktu berbicara dengan TuhanMu. Jangan letakkan cintamu pada seseorang di dalam hati melebihi cintamu kepada TuhanMu. Mungkin kamu mengabaikan Bapak, namun jangan kamu sekali2 mengabaikan TuhanMu. Maafkan Bapak atas segalanya, maafkan Bapak atas curhat Bapak ini.”
Pemuda itu meneteskan air mata, terisak. Dalam hati terasa perih tidak terkira................... 
Bagaimana tidak? Sebab tulisan ayahandanya itu dibaca setelah 3 bulan beliau pergi untuk selama-lamanya.


Kesimpulan dari penulis.... Hormat kepada orang tua bukan hanya dalam hati. Tetapi juga empati tentang kebutuhan orang tua akan kasih serta apresiasi dari anak-anaknya yang terkasih. Pengaruh tehnologi dan internet memang luarbiasa. Tehnologi dan internet satu sisi sangat menolong manusia, namun disisi lain dapat merampas esensi manusia sebagai mahluk sosial dan sebagai hamba Allah yang dirancang untuk menjadi sesamanya. Untuk itu seiap orang mempergunakan segala sesuatu untuk kemuliaan Allah, Amin.




Jumat, Mei 09, 2014

CONTOH P E R N Y A T A A N

P E R N Y A T A A N


Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama                                       :
Tempat / Tanggal lahir :
Alamat                                    :
Agama                                     :
Pekerjaan                                 :
No. KTP                                  :

            Dengan ini menyatakan bahwa :
1.   Bahwa saya sampai dengan saat ini belum pernah menikah  dengan siapapun / tidak terikat perkawinan            dengan siapapun (status saya masih Gadis, Perawan) 
2.   Bahwa sampai saat ini saya belum pernah dicatatkan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil                 manapun

 Demikian Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan dari siapapun juga. Dan  apabila dalam pernyataan ini terdapat hal-hal yang tidak berdasarkan keadaan yang sebenarnya, saya  bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan dengan Hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.  


                   Jakarta, .......................

                  Yang Membuat Pernyataan 
        


                                    Materai 6000




                                                                                                           (                                     )


                                                                                   
Saksi-saksi:

Saksi 1 : …………………................(                                 )



Saksi 2 : …………………................(                                 )



                                                                              Mengetahui, Orang tua





                                                                               (                                    )

Sabtu, Mei 03, 2014

Pelayan Tuhan

Markus 10: 30-45
Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu (ay 43b)
Seluruh dunia mengakui bahwa Indonesia kaya dan subur. Dan  kalau dikelola dengan jujur pasti membuat seluruh rakyat Indonesia sejahtera dan makmur. Namun sampai saat ini, rakyat Indonesia justeru banyak yang tersungkur sementara segelintir oknum pemimpinnya kaya dan masyhur.
Rakyat yang makmur tidak dapat dipisahkan dari pemimpin yang jujur. Dan pemimpin yang jujur tidak dapat dipisahkan dari pemahaman akan makna kepemimpinan itu sendiri. Firman Tuhan hari ini mengatakan: seorang pemimpin adalah seorang pelayan. Pemimpin bukanlah penguasa, bukan pula seorang komandan. Pemimpin adalah seorang abdi dan dituntut menjadi teladan. Salah seorang pemimpin Cina mengatakan “berikan saya 100 peti mati, dimana 99 merupakan peti mati untuk para koruptor dan satu peti mati untukku”. Artinya, kalau kemakmuran ingin dinikmati oleh rakyat, pemimpin haruslah orang yang mampu menunjukkan pola hidup yang berpihak rakyat. Siap berkorban dan dapat dipercaya. Pemimpin haruslah orang yang merindukan orang yang dipimpinnya hidup aman dan berkelimpahan, bukan memakmurkan diri sendiri dan kelompoknya. Ia harus memahami bahwa kesempatan memimpin bukanlah peluang untuk memperkaya diri melainkan kesempatan yang Tuhan percayakan untuk menggali dan  mengembangkan potensi rakyat yang dipimpin. Dalam konteks gereja, Pemimpin adalah gembala dan senjatanya adalah tongkat gembala bukan tongkat komando. Tahtanya adalah punggung keledai bukan singgasana permata yang berkilau.
Agar setiap pemimpin mampu menjadi berkat bagi orang lain, perlu memiliki dua hal seperti yang Tuhan Yesus ajarkan, yaitu:
Pertama, seorang pemimpin haruslah seorang yang melayani (Markus 10:45a)
Ia memimpin yang melayani. Ia memberi bukan menerima. Ia rela berkorban bukan menyuruh orang lain berkorban. Ia memimpin karena ingin melihat komunitasnya maju. Ia memimpin supaya rakyatnya mandiri dan bebas intimidasi. Ia ingin melihat rakyatnya sejahtera didalam lumbung yang sarat harta dan permata.  
Pemimpin yang memiliki hati yang melayani merupakan jawaban terhadap bangsa yang Indonesia yang sakit. Dengan sikap kepemimpinan yang demikian tentu akan membuat masyarakat menolak terorisme, intimidasi dan penyakit masyarakat lainnya.

Kedua, seorang pelayan haruslah seorang yang membebaskan yang dipimpin dan menolong mereka berkembang (Markus 10:45b).
Dibebaskan dan dicerahkan sehingga semua mampu berkembang dan maksimal. Seorang pelayan dipanggil menjadi pioner dalam keadilan, pioneer dalam iman dan  integritas diri. Ia pun harus menghargai dan mendukung setiap anggota masyarakat yang melalukan kebaikan. Dalam hal inilah kemurnian seorang pelayan dibutuhkan. Setiap pelayan harus memahami, bahwa Tuhan tidak membutuhkan kita, melainkan kitalah yang membutuhkan Tuhan. Motivasi akan menentukan perilaku. Motivasi yang luhur akan menghasilkan perilaku yang luhur pula. Sebaliknya jika motivasi sudah menyimpang, maka perbuatan jahatpun tidak akan terbendung. Dalam hal itu, Yesus Kristus memberi keteladanan yg sempurna. Yesus Kristus membangun motivasi yg luhur agung, dan DIA pun bertindak Agung. Itulah sebabnya, setiap pelayan dibidang pelayanan apapun, dituntut  memberikan yang terbaik, niat yang tulus dan kerelaan berkorban bagi gereja-Nya, Haleluyah!!!!
Indonesia membutuhkan lebih dari 100 peti mati. Peti mati itu merupakan bagian dari mereka yang menyalahgunakan kekuasaan. Peti itu harus diberikan kepada setiap orang yang memeras sesamanya, yang mengeruk kekayaan Negara dan peti mati kepada mereka yg menghalalkan segala cara untk kepetingan diri.
Mempetimatikan kejahatan merupakan tanggung jawab pemerintah terhadap rakyatnya, dan hal itu pun menjadi tanggungjawab kita sebagai gereja Tuhan.

Indonesia akan memilih pemimpin Pemerintahan. Sebaiknya kita memilih pemimpin yang kelihatan masih berpihak kepada rakyat, bukan pemimpin yang pernah mencemari tangannya dengan darah, periuk dan keringat rakyat, Amin

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...