Yohanes 21: 1-14
Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk
pauk?” Jawab mereka:’tidak ada.” (aya 5)
Ditinjau dari asfek social, orang
yang dewasa itu mampu dan mau bertanggungjawab. Kalau diberi tanggungjawab, dia
berusaha untuk menuntaskannya. Dan kalau ia membuat kekeliruan, dia mau
mengakui kesalahan. Konkritnya, dia
bersyukur atas kepercayaan yang dia terima dan berusaha tidak mengecewakan yang
memberikan kepercayaan tersebut.
Setiap orang Kristen dirancang
menjadi dewasa. Menjadi orang Kristen yang dewasa berarti mengetahui bentuk
tanggungjawabnya sebagai orang percaya dan sanggup mandiri menjalankan mandate
yang dipercayakan Tuhan. Dia mengerti apa yang Tuhan mau dan tidak lagi mudah
diombang-ambingkan.
Dalam nats diatas dikatakan, murid-murid
itu kembali kepada dunianya semula. Tiga setengah tahun bersama Yesus, mereka
mengalami dan melihat tanda-tanda ajaib, tetapi hal itu tidak cukup bagi mereka untuk bertumbuh dewasa
rohani. Mereka merasa Yesus sudah masa lalu dan melupakan pesan Tuhan yang
disampaikan malaikat saat mereka melihat kubur yang sudah kosong. Dari pada
pergi ke bukit Galilea mereka justeru kembali ke danau Tiberias yang sudah lama
ditinggalkan. Mukjizat dan tanda-tanda
ajaib memang perlu tetapi intim dengan Bapa dan firman-Nya jauh lebih
dahsyat dalam membangun kedewasaan rohani seseorang. Jangan kejar mujizat, tetapi kejarlah Tuhan dan intimlah dengan-Nya, maka mujizat akan mengikuti hidup anda.
Dalam hidup sehari-hari, sering sekali
kita merasa Tuhan seakan tidak ada atau terasa sangat jauh, hidup terasa hampa
dan kehilangan gairah. Namun karena kita intim dengan Bapa dan firman-Nya, kita
tetap teguh berdiri, Haleluyah. Orang Kristen yang intim dengan
Bapa adalah orang Kristen yang telah dewasa.
Dia mengenal Tuhan dengan jelas dan menjadi pribadi yang konsisten. Dia
selalu bertanggungjawab dan selalu termotivasi
untuk mengestafetkan imannya kepada orang lain supaya tercipta sebuah komunitas baru dengan identitas iman yang berakar,
berbuah serta berkemenangan.
Firman Tuhan hari ini memberi
pesan kepada semua orang Kristen di
sepanjang abad dan di segala tempat supaya bertumbuh dewasa iman yg bermuara kepada
hidup yang telah diperbaharui Kristus. Masa lalu perlu, tetapi kita harus
memandang ke masa depan. Karakter negative masa lalu kita tinggalkan dan maju
kepada hidup yang sudah diubahkan. Berbicara tentang panggilan itu mudah. Namun
untuk tetap konsisten, membutuhkan perjuangan dan ketergantuan kepada Tuhan.
Konsistensi dan kasih merupakan dua hal yang saling terkait. Orang yang
konsisten adalah orang yang mengasihi Tuhan dan firman-Nya. Saat Petrus dan temannya tidak konsisten
pada komitmen yang mereka buat, mereka gagal. Mereka mencari makan tetapi mereka tidak punya makanan. Berjuang semalaman
mencari ikan, hasilnya nihil. Tetapi
saat Yesus datang dan memberi petunjuk, Mukjizat terjadi.
Melalui peristiwa itu Tuhan Yesus
Kristus berkata kepada Murid dan kepada
kita: “AKU tetap konsisten, kuasa dan penyertaan-KU tidak berubah. Jika kamu
ingin terus menikmati kuasa dan penyertaan-KU, maka tunjukkanlah Konsistensi”.
Mari kita berkata: “ Ya Tuhan, aku mau konsisten didalam Tuhan untuk membangun Jemaat-Mu,
Haleluyah, Amin.” AMIN