(Efesus 6: 1-9)
Kamu tahu, bahwa setiap
orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu
yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan (ay 6)
Setiap pelayan
Tuhan dipanggil memiliki motivasi yg tulus. Karena Tuhan itu kudus,
pelayan-Nya pun harus tulus. Tetapi tidak setiap pelayan mau meluruskan hatinya.
Biasanya ada dua motiv orang melayani
pekerjaan Tuhan. Yakni untuk memuaskan diri sendiri dan untuk menyenangkan hati Tuhan.
Dimanakah bentuk perbedaan kedua motiv tersebut?
Orang yang melayani untuk memuaskan diri adalah orang yang melayani demi
kepuasan daging dan cari popularitas. Orang yang demikian cenderung menonjolkan
diri. Walau tidak memiliki kapasitas, dia akan pergi kesan kemari untuk
mendapatkan puja-puji. Sedangkan orang yang melayani untuk menyenangkan
hati Tuhan tetap maju disegala keadaan, tetap antusias walau orang lain malas. Seorang
pelayan Tuhan akan tetap senyum saat wajah orang lain cemberut, tetap bertekun
walau orang yang dilayani bersikap antagonistis. Pelayan seperti ini menyadari
pelayanan adalah sebuah wujud syukur kepada Tuhan sebab itu perlu dilakukan
dengan tekun. Ketekunan adalah rahasia untuk menikmati berkat providensia dan Shalom Allah (Mat 25:1-14, Wahyu 2:10). Memang ada
beberapa klasifikasi pelayan. Ada pelayan yang dipanggil secara khusus dan
menjadi pelayan full time. Ada juga pelayan secara part time. Tetapi apapun
klasifikasi yang dimiliki, setiap tugas pelayanan harus dilakukan dengan tekun. Bagaimanakah
cara supaya melayani Tuhan selalu bertekun?
Ketekunan
melayani pekerjaan Tuhan itu timbul karena menyadari siapa Pribadi yang dilayani. sekaligus menyadari Tuhan sendiri yang akan mengapresiasi jerih payah
pelayanannya. Dengan demikian saat memuliakan Tuhan dia akan selalu bersikap sebagai hamba dan
bekerja sebagai hamba pula. Dalam diri
seorang hamba berlaku prinsip terpujilah nama Tuhan dan biarlah nama-Nya
dimuliakan selalu. Dia paham melayani itu merupakan panggilan. Dan
panggilan adalah kasih karunia. Sebab itu harus dilakukan dengan tulus,
totalitas dan tuntas ( Kolose 3:23). Pelayan yang berkarakter
seperti itu pasti mendapatkan upah,
Haleluyah…!!
Melalui suratnya kepada jemaat Efesus, Paulus menegor sikap orang Kristen yang
meninggalkan kemurnian hati saat melayani. Rasul Paulus mengingatkan
bahwa jati diri orang Kristen dilihat dari kemurnian dan kesetiaanya mengikuti
kebenaran. Melayani dengan tekun itu sangat berat dan butuh perjuangan
karena sarat dengan godaan. Setan dengan berbagai cara bekerja keras mengganggu
seorang pelayan. Itulah sebabnya seorang pelayan perlu dukungan dari orang
orang yang ada disekitarnya. Setiap orang perlu memahami pergumulan bathin seoorang pelayan Tuhan. Gbu all.