dan Ia berfirman: “mereka
ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Inibarulah permulaan usaha
mereka; mulai dari sekarang apapun yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak
akan terlaksana (ay 6)
Satu dalam Tuhan merupakan sesuatu yang indah karena pasti menikmati keberhasilan. Itu adalah firman
Tuhan (Mazmur 133:1-3). Keluarga yang menyatu akan lebih berhasil dan lebih
berbahagia dari keluarga yang berantakan. Suami-isteri yang berjalan bersama pergi
ke gereja, yang bertobat bersama-sama, bahkan melayani bersama-sama, akan
menjadi suami-isteri yang sangat berbahagia. Kebersamaan yang indah seperti itu
harus dipertahankan. Segala bentuk potensi yang mencoba menghalangi
suami-isteri melayani harus dilawan. Karena melayani bersama itu adalah
anugerah dan pintu berkat besar dan pintu bahagia yang sedang terbuka lebar. Dengan
hidup bersatu, saat ada masalah, mereka mencari jalan keluar bersama. Mereka
saling menguatkan, saling menopang. Saat senang, mereka saling bersuka didalam
Tuhan, Haleluyah!!
Hindarilah
perusak kebersamaan itu. Hindarilah pasangan pergi ke gereja sementara yang satu entah kemana. Yang
kegereja pulang dengan sukacita dan yang tidak ke gereja stress dan merana. Sebab umpamanya si isteri pergi ke gereja dengan sukacita, sang suami masih pulas dalam
pembaringannya. Isteri pulang dengan hati berlimpah pujian, sang suami bangun dgn
kepala pening tanpa mengetahui penyebabnya, Kasihan !!
Keluarga
adalah gereja mini. Panggilan gereja untuk bersekutu, bersaksi dan melayani,
Tuhan rancang untuk dimulai di rumah Tangga. Itulah sebabnya setiap keluarga
Kristen dipanggil membuat Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala Rumah tangga
(Matius 5:22-24). Menempatkan Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala keluarga itu
berarti anggota keluarga tersebut meniru cara hidup Yesus dan melakukan
firman-Nya dalam hidup sehari-hari.
Saudara, Tuhan rindu agar berkatnya itu dapat kita nikmati bersama.
Dia memanggil pria dan wanita menjadi suami-isteri supaya menjadi rekan
sekerja-Nya (1 Kor 3:9) menaklukkan bumi dan mengusahakan bersama-sama
(kej 1:28). Firman Tuhan mengatakan, sia-sia orang yg membangun rumah
tanpa Tuhan (Maz 127). Di bagian lain Dia bersabda, berbahagialah suami-isteri
yang takut akan Tuhan (Mazmur 128). Jika suami-isteri harmonis bahagia, anak-anak
pasti bahagia. Mereka betah dirumah dan menjadi pribadi yang tahan uji serta
berdaya juang tinggi. Merekalah pribadi penyongsong masa depan yg gilang
gemilang serta perkasa dibumi (Mazmur 112:2).
Sebab itu, marilah kita masuk dalam
rencana keberkatan-Nya. Sepakatlah di dalam Tuhan Yesus Kristus dengan hidup
sesuai ajaran-Nya. Ingatlah, ajaran Kristus itu membahagiakan sekaligus
membebaskan (Filipi 2:2). Suami menerima isteri apa adanya dan isteri
menghargai suami sebagaimana mestinya.
Besarnya dampak kebersamaan tersebut
diakui oleh TUHAN. Dia melihat potensi kebersamaan pendududk kota Babel itu.
Sayang sekali kebersamaan itu dilakukan untuk melawan Tuhan. Penduduk kota Babel
bersama untuk berbuat jahat, akibatnya Tuhan kacaubalaukan. Tuhan memanggil
jemaat Aletheia untuk merawat kebersamaan. Kebersamaan didalam kebenaran. Sebab
kebersamaan itulah rahasia keberkatan. Jika kita selalu bersama, kita akan maju
dan kesaksian kita akan semakin berdampak besar. Oleh sebab itu kita harus
sadar, bahwa Setan tidak ingin jemaat bersatu, Amin.
(doaku menyertai setiap saudara, Pdt Haposan
Hutapea, STh,MA)