( Yoh 13:21-30 )
Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ”Aku
berkata kepadamu, sesunggguhnya seorang diantara kamu akan menyerahkan Aku.”
(Ay 21)
Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering berhadapan dengan orang-orang berpenampilan aneh dan sifat ber aneka. Ada orang yang berwajah rupawan, bertutur lembut dengan
penampilan menawan tetapi hatinya penuh duri. Sebaliknya ada pula manusia yang
bertampang garang, wajah kasar, bertutur kata serampangan tetapi memiliki
hati yang lembut dan bertindak penuh kasih sayang. Namun anehnya, banyak orang lebih mudah
bersimpati terhadap orang yang
berpenampilan menarik dan bertutur menawan dari pada bersahabat dengan orang
yang bertampang garang dengan penampilan berantakan. Akibatnya, tidak terhitung orang yg kecewa, dan terperdaya. Sebab
itu jika diantara sidang jemaat tidak ingin diperdaya oleh orang yang berpenampilan luar yang menawan, haruslah segera
bertobat.
Dalam nats diatas dituliskan
oleh Yohanes tentang penghianatan Yudas kepada Yesus. Banyak orang bertanya,
Apakah Yesus Kristus tidak mengetahui niat Yudas tersebut? Jawabanya ialah,
Yesus mengetahui niat Yudas!! Dan justeru karena itulah Yesus menegor sekaligus
mengingatkan Yudas supaya membatalkan niatnya, sekaligus memberi kesempatan
kepada Yudas untuk memperbaharui persekutuan sekaligus menjaga persahabatan dengan benar dan tulus. Yesus
Kristus memperingatkan Yudas, bahwa buah dari setiap penghianatan terhadap
sebuah persekutuan baik pasti dimangsa setan. Dan setiap penghianatan sahabat yang baik pasti pekerjaan setan. Waspadalah
Yesus Kristus sayang sama Yudas dan mengangkatnya menjadi
salah seorang orang kepercayaan. Namun Yudas membalas kepercayaan
tersebut dengan persahabatan yang palsu, sebuah persahabatan dengan
motif yg menyimpang. Motivnya sangat menyimpang.
Memberikan kesempatan untuk berubah, merupakan ciri khas persekutuan yg diajarkan Yesus Kristus. Sebuah bentuk persekutuan sejati yg perlu kita teladani. Memang, bagi kita orang percaya, mengenal orang dengan mendalam bukanlah pekerjaan mudah. Namun hal itu bukanlah alasan utk segera percaya kepada orang rupawan dan segera menutup pintu hati kepada orang yg berwajah berantakan. Semuanya membutuhkan waktu. Itulah sebabnya perlu persekutuan. Melalui persekutuan, kita belajar mengenal dan membuka diri untuk dikenal.
Melalui renungan hari ini, kita belajar mengenai ciri persekutuan yg benar dan mengundang berkat datang, yaitu:
Memberikan kesempatan untuk berubah, merupakan ciri khas persekutuan yg diajarkan Yesus Kristus. Sebuah bentuk persekutuan sejati yg perlu kita teladani. Memang, bagi kita orang percaya, mengenal orang dengan mendalam bukanlah pekerjaan mudah. Namun hal itu bukanlah alasan utk segera percaya kepada orang rupawan dan segera menutup pintu hati kepada orang yg berwajah berantakan. Semuanya membutuhkan waktu. Itulah sebabnya perlu persekutuan. Melalui persekutuan, kita belajar mengenal dan membuka diri untuk dikenal.
Melalui renungan hari ini, kita belajar mengenai ciri persekutuan yg benar dan mengundang berkat datang, yaitu:
Pertama, karakteristik persekutuan sejati ialah setiap orang didalam persekutuan tersebut senantiasa
mengusahakan kebaikan bagi sahabatnya. Kebaikan tersebut ialah sebuah tindakan
yang selalu memberikan kesempatan tanpa batas utk memperbaiki kesalahan
sebagaimana Tuhan Yesus lakukan.
Kedua, setiap orang Kristen perlu menguji motiv hatinya
supaya tidak ada seorangpun yang terjerumus dengan melakukan seperti yang
dilakukan oleh Yudas Iskariot, yaitu penghianatan terhadap sebuah persekutuan.
Membangun persekutuan dengan hati yg tulus merupakan saluran berkat yg tidak terbantahkan. Artinya, setiap bentuk kerjasama, haruslah tulus. Setiap bantuan yg kita berikan juga harus tulus. Tulus berarti tiada cela. Tidak membanggakan diri. Itulah salah satu diberkati yang tidak boleh kita lupakan,
Apapun latar belakang penghianatan Yudas, setiap oirang harus mengetahui bahwa seorang penghianat terhadap kebaikan pasti mendapat cela seumur hidupnya. Ia ditolak secara sosial dan ditolak masuk kedalam kekekalan. Menghianati kejahatan itu harus, tetapi menghianati sahabat yang baik itu haram, apalagi menghianati iman kepada Tuhan Yesus Kristus, tak ada kata maaf, Amin
Membangun persekutuan dengan hati yg tulus merupakan saluran berkat yg tidak terbantahkan. Artinya, setiap bentuk kerjasama, haruslah tulus. Setiap bantuan yg kita berikan juga harus tulus. Tulus berarti tiada cela. Tidak membanggakan diri. Itulah salah satu diberkati yang tidak boleh kita lupakan,
Apapun latar belakang penghianatan Yudas, setiap oirang harus mengetahui bahwa seorang penghianat terhadap kebaikan pasti mendapat cela seumur hidupnya. Ia ditolak secara sosial dan ditolak masuk kedalam kekekalan. Menghianati kejahatan itu harus, tetapi menghianati sahabat yang baik itu haram, apalagi menghianati iman kepada Tuhan Yesus Kristus, tak ada kata maaf, Amin