Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah!
(ay22)
Banyak orang mengaku beriman tetapi tidak pernah
menunjukkan bukti imannya dan tak pernah menikmati buah iman tersebut. Mengapa
demikian dan bagaimana cara supaya iman itu membawa perubahan? Melalui
renungan ini kita belajar tentang iman yang membawa perubahan
hebat.
Iman yang hebat itu itu lintas ras, bangsa, dan benua. Tuhan tidak memandang tampang tetapi memandang iman yang berkualitas. Semua manusia adalah ciptaan-Nya dan dirancang
memuliakan Tuhan sebagai pencipta. Manusia itu ada yg berkulit hitam ada juga yg berkulit
putih. Bentuk tubuhnya pun beragam. Ada yang kurus ada pula yang gemuk.
Ada yg terlahir cantik, ayu, tampan dan rupawan. Bentuk tubuhnya ideal
dan enak dipandang, itu bagus. tetapi yang paling penting perilaku harus halus selaras dengan
wajahnya yg cantik ayu; perkataannya harus lembut membangun. Hati tulus dan
rindu bersekutu dan menjadi sesame bagi mereka yang membutuhkan. Sebaliknya tak
sedikit orang terlahir dengan tampang pas-pasan. wajah garang, kulit kasar.
Walau demikian hatinya luhur berbudi, penuh kasih sayang. Kata-katanya
lembut dan sopan serta perduli kepada teman. Walau tak berlimpah harta, namun
suka berbagi sera penuh welaskasih. Itulah keunikan manusia dengan karakternya
yang beragam yang kita temukan dalam kehidupan dan dipersekutuan. Bagaimanapun tampilan anda, wajahmu ayu atau pas-pasan, ketahuilah itu
adalah anugerah Tuhan, bangunlah iman dan senangdungkanlah pujian. Imanmu akan mendorongmu untuk bersyukur
dan membuat tindakanmu selalu terukur, jauh dari cemburu dan perasaan terancam.
Iman tersebut akan memampukanmu bertindak selaras dengan tuntutan Tuhan. Sehingga orang yang wajah ayu dan yang wajah pas-pasan
sama-sama menjadi pemenang sebab kepadamu Tuhan berkenan. Iman akan membuat
wajah ayu semakin ayu dan membuat wajah yang pas-pasan berkilau penuh
kemuliaan, haleluya.
Iman yg hebat itu setujuan
dengan Allah. Orang yang beriman menghargai setiap rangkaian Karya
Allah. Dan menyadarinya sebagai suatu rangkaian yang utuh dan menyatu. Iman
adalah sari dari pertobatan dan penyembahan. Itulah sebabnya dilawat dan
dipenuhi Roh kudus adalah sebuah keharusan. Intinya adalah intim dengan Bapa!.
Hal itu dapat kita temukan dalam diri Bapa orang beriman yaitu Abraham. Imannya
Nampak melalui caranya bersikap luhur terhadap orang lain. Dia tulus,
menjauhkan rasa takut dan setiap prasangka buruk. Imannya mendorongnya untuk
selalu bertindak ramah dan rasa hormat, memberi jamuan dengan menu terbaik.
Inilah lambang persekutuan yang sebenarnya. Kita memberi hati dan korban kita,
dan Tuhan melawat kita. Itulah tindakan yang setujuan dengan Allah, haleluyah
!!
Iman yang hebat berkaitan
erat dengan Keintiman. Indikator orang yang
beriman adalah intim secara social dan intim dengan Bapa Sorgawi. Keintiman
social menciptakan harmoni dan harmoni tersebut mendorong tumbuhnya
spiritualitas. Atmosfir spiritual akan mewadahi terwujudnya kehidupan yang
damai. Firman dan isi hati Tuhan disingkapkan. Kuasa dan berkat-Nya dinyatakan, puji Tuhan.
Dalam nats hari ini (ay 22) kita diajak untuk
percaya. Maksudnya adalah percaya yang benar yang nampak melalui pikiran dan
tindakan. Gereja membutuhkan orang-orang yang dipenuhi iman, bukan janji iman. Sebaiknya perkataaan "janji iman" itu harus diganti dengan "janji kasih". Janji iman cenderung membatasi kuasa Allah, sementara 'janji kasih' mengundang kuasa dan penyataan Allah. Pikiran duniawi dan kuasa setan dan penyakit hanya dapat dikalahkan dengan iman
(1 Pet 5:8-9; 1 Yohanes 5:4-5; Mazmur 107:17-20). Sementara kasih dibutuhkan dalam segala hal termasuk didalam kekekalan. Itulah sebabnya Firman Tuhan berkata: yang terbesar adalah Kasih, haleluya.......!
Selama hidup didunia ini, kita membuthkan iman. Setiap keluarga membutuhkan
anggota yg beriman. Negara membutuhkan pemimpin yang beriman. Iman adalah kunci
transformasi dan kehidupan yang lebih baik. Dengan iman yang timbul dan
pendengaran firman Tuhan dan iman yang berkembang karena suka berkorban dan
bertindak luhur, kita menjadi pemenang (1kor 6:10). Iman tanpa Kasih adalah sia-sia, tetapi didalam kasih, iman itu pasti ada, Amin.