Minggu, Desember 14, 2014

Anak berhasil, Orang tua bahagia ( Efesus 6:1-9 )

Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di Sorga dan Ia tidak memandang muka (ay 9b)
Shalom saudara di dalam Kristus. isi renungan hari ini saya sadur utuh dari akun tema saya 
Seorang anak muda mendaftar untuk posisi manajer di sebuah perusahaan besar. Dia lulus interview awal, dan sekarang akan bertemu dengan direktur untuk interview terakhir.
Direktur mengetahui bahwa dari cvnya, si pemuda memiliki akademik yg baik. Kemudian dia bertanya" apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah ?" Kemudian si pemuda menjawab tidak.
"Apakah ayahmu yg membayar uang sekolah ?"
"Ayah saya meninggal ketika saya berumur 1 tahun, ibu saya yang membayarkannya"
"Dimana ibumu bekerja ?"
"Ibuku bekerja sebagai tukang cuci."
Si direktur meminta si pemuda utk menunjukkan tangannya. Si pemuda menunjukkan tangannya yg lembut dan halus.
"Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju ?"
"Tidak pernah, ibuku selalu ingin aku untuk belajar dan membaca banyak buku. Selain itu, ibuku dapat mencuci baju lebih cepat dariku."
Si direktur mengatakan "aku memiliki permintaan. Ketika kamu pulang ke rumah hari ini, pergi dan cuci tangan ibumu. Kemudian temui aku esok hari."
Si pemuda merasa kemungkinannya mendapatkan pekerjaan ini sangat tinggi. Ketika pulang, dia meminta ibunya untuk membiarkan dirinya membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, senang tetapi dengan perasaan campur aduk, dia menunjukkan tangannya ke anaknya. Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan. Airmatanya tumpah. Ini pertama kali dia menyadari tangan ibunya sangat berkerut dan penuh luka. Beberapa luka cukup menyakitkan ketika ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.
Ini pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa sepasang tangan inilah yg setiap hari mencuci baju agar dirinya bisa sekolah. Luka di tangan ibunya merupakan harga yg harus dibayar ibunya untuk pendidikannya, sekolahnya, dan masa depannya.
Setelah membersihkan tangan ibunya, si pemuda diam2 mencuci semua pakain tersisa untuk ibunya. Malam itu, ibu dan anak itu berbicara panjang lebar. Pagi berikutnya, si pemuda pergi ke kantor direktur. Si direktur menyadari ada air mata di mata sang pemuda. Kemudian dia bertanya, "dapatkah kamu ceritakan apa yg kamu lakukan dan kamu pelajari tadi malam di rumahmu ?"
Si pemuda menjawab," saya membersihkan tangan ibu saya dan juga menyelesaikan cuciannya. Saya sekarang mengetahui apa itu apresiasi. Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang. Dengan membantu ibu saya, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu dengan sendirinya. Dan saya mulai mengapresiasi betapa pentingnya dan berharganya bantuan dari keluarga". Si direktur menjawab,"inilah yg saya cari di dalam diri seorang manajer. Saya ingin merekrut seseorng yg dapat mengapresiasi bantuan dari orng lain, seseorang yg mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yg tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidupnya. Kamu diterima !!"
Seorang anak yang selalu dilindungi dan dibiasakan memberikan apapun yg mereka inginkan akan mengembangkan " mental ke'aku'an" dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas. Dia  tidak akan peduli dengan jerih payah orangtuanya. Apabila kita tipe orang tua seperti ini, apakah kita menunjukkan rasa cinta kita atau menghancurkan anak2 kita ? Kamu dapat membiarkan anak2mu tinggal di rumah besar, makan makanan enak, les piano, menonton dari TV layar besar. Tetapi ketika kamu memotong rumput, biarkan mereka mengalaminya juga. Setelah makan, biarkan mereka mencuci piring mereka dengan saudara2 mereka. Ini bukan masalah apakah kamu dapat memperkerjakan pembantu, tetapi ini karena kamu ingin mencintai mereka dengan benar. Kamu ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua mereka, suatu hari nanti mereka akan menua, seperti ibu si pemuda. Yang terpenting, anak2mu mempelajari bagaimana mengapresiasi usaha dan pengalaman mengalami kesulitan dan belajar kemampuan untuk bekerja dengan orang lain agar segala sesuatu terselesaikan.  Disadur utuh dari facebook: account Eka Fiarsa


Jumat, Desember 12, 2014

Selamat Ber akhir Tahun

( Mazmur 90:1-6 )
Sebab dimata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga diwaktu malam (ayat 4)
Hari terasa singkat. Tak terasa kita sudah tiba dihari ini. Hari ini adalah Minggu - minggu terakhir di 2014. Dalam segala hal kita tentu dipenuhi rasa sukacita yang luar biasa, sebab diberi kesempatan untuk menjalani hari demi hari dalam keselamatan dan keberhasilan. Saudara, itulah untungnya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus!!
Terlebih dari pada itu kita sangat berlimpah sukacita karena terbukti Firman Tuhan kita adalah “Ya” dan “Amin”, sebab Providensia Allah tergenapi diseluruh perjalan hidup kita. Kita sehat, diberkati pekerjaan, kesehatan, sekolah dan pelayanan kita, maka kuatkan dan teguhkan selalu iman saudara !! Haleluyah……
Memang, waktu pasti berlalu seperti dunia ini yg pasti berlalu! Hal itu tidak dapat kita pungkiri. Namun satu hal yang kita perlu renungkan ialah bagaimana cara kita mengisi  waktu yang Tuhan karuniai. Dia yang menciptakan waktu dan yang memberi kita kesempatan untuk menjalani waktu, tentu ingin melihat  kita sungguh-sungguh dapat mengoptimalkan waktu tersebut untuk melakukan semua yang Tuhan kehendaki. Tuhan Yesus Kristus memanggil kita mengisi waktu dengan mengabdi, bersekutu, sekaligus melayani pekerjaan Dia yang Maha suci. Sebab itu jika selama ini kita banyak membuang-buang waktu, mari kita bertobat (Mazmur 90:9-12) 
Didalam mengisi waktu, terkadang kita bergumul keras, berdoa bertekun, tetapi waktu Khairos juga yang berlaku. Itulah sebabnya kita harus berpegang teguh kepada Tuhan Yesus Kristus yang tak pernah berlalu.
Dalam nats di atas disebutkan, di mata Tuhan seribu tahun sama dengan satu hari saja. Hal itu menunjukkan betapa tidak ber-artinya jangka waktu yang dapat kita nikmati dibanding dengan kekekalan Tuhan. Namun meskipun demikian bukan berarti kita tidak bersyukur atas segala rahmat yang diberikan, sebaliknya, kita perlu menatalayani waktu sehingga benar-benar produktif (Ef 5:16)
Sebagai rekan kerja Allah kita mengoptimalkan waktu untuk menunaikan tugas melaksanakan Amanat Agung. Jika kita taat maka kita akan melihat penyataan kuasa-Nya yang ajaib dan menikmati penyertaan-Nya yang kekal. Sebaliknya jika kita ingkar, kepercayaan kita kepada Tuhan menjadi sia-sia. Sebab kuasa dan berkat Tuhan itu hanya dinikmati setiap orang yg melakukan kehendak-Nya. Intinya, Waktu yg singkat harus dipakai melakukan sesuatu yg memastikan kita manikmati waktu yg panjang didunia, serta masuk di zona waktu yg tak berkesudahan didalam kekekalan Sorgawi.
Sebab itu dihari ini kita perlu merenungkan tiga hal, yaitu: 
Pertama, Karena kita mampu mengisi waktu dengan efektif, banyak hal yang telah kita lakukan dan banyak pula yang sudah kita raih. Baik itu sebagai pribadi, sebagai keluarga, dan sebagai jemaat Tuhan. Haleluyah terpujilah nama Tuhan, Bersukacitalah!!
Kedua, Setelah kita tiba di hari ini, tentu beragam rasa, harapan, bahkan kekuatiran teraduk menjadi satu. Hari Natal yang sudah kita rayakan dan akhir Tahun yg diambang pintu, menumbuhkan perenungan sendiri. Apa yang harus aku kenakan dan kemana  aku harus berakhir Tahun? Merupakan dua pertanyaan yg sering muncul setiap bulan Desember. Saudara, jangan ragu dan jangan pikirkan hal-hal yang tidak terjangkau dan yang tidak begitu perlu. Kita harus mengingat satu hal, yakni: Tuhan yang Maha Kuasa itu adalah  “Imanuel”. Tuhan Yesus Kristus selalu setia akan janji-janjiNya dan akan terus membawa kita  yang percaya kepada rencana-Nya yang indah. Dia tidak akan membiarkan kakimu goyah. Dialah kekuatan sekaligus perisai  kita. Bersama Tuhan Yesus Kristus kita pasti terpelihara. Tak akan ada yang sanggup bertahan menghadapi kita sebab malaikat-Nya berperang bersama kita (Maz 91:5-11)
Ketiga, Disetiap hari  yang kita lalui kita perlu menguji diri, sudah sejauh mana kita memberi korban syukur kepada Tuhan dan pekerjaanNya?. Dan sebanyak apa yang sudah kita Persembahkan kepada Tuhan sebagai bukti pengakuan akan penyertaan-Nya?. Kita tentu terpanggil untuk merenungkan naungan kuasa kasih Tuhan Yesus Kristus yang ajaib. Dia, Yesus Kristus menjaga, menolong sekaligus menyertai kita sampai hari ini. Itu merupakan berkat terbesar. Sudah selayaknyalah kita memberikan korban dan syukur atas perbuatan itu.
Tuhan bersabda: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu (Yer 31:3). Itulah rahmat yang sudah kita nikmati sekaligus menjadi jaminan yang kita miliki sampai selama-lamanya, Haleluyah..., Amin

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...