Yeremia
31:1-6
Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku
mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih
setia-Ku kepadamu (Yeremia 31:3)
Menjadi boss
atau jadi seorang pemimpin merupakan impian setiap orang. Niat itu ada dibawah
sadara memori manusia. Namun walau demikian, tidak semua berhasil mewujudkan
impian tersebut. Mungkin karena tidak ada kapasitas atau dalam perjalanan hidup
tidak menemukan peluang utk merealisasikan mimpinya. Mengapa demikian? Karena menjadi
pemimpin itu sangat sulit, dibutuhkan proses dan kematangan. Sebab walau pemimpin
itu dilahirkan tetapi membutuhkan persiapan melalui pembelajaran yg berjenjang
dan terus menerus. Umpamanya, seorang pemipimpin
harus memahami kekurangan maupun menyadari kelebihannya sendiri dan institusi
yang dipimpin.. Ia juga harus bisa berinovasi ketika mengelola sumber daya
manusia dengan tingkat kecerdasan dan latar belakang yg berbeda. Ia juga harus
mulai membuat rancangan mengenai berbagai jenis pelayanan atau jasa yang
dibangun, agar orang-orang berkompeten bisa lahir dan berkembang di institsui
tersebut sehingga menjadi bola salju yang menarik potensi potensi lain.
Dari penjelasan di atas seharusnya
pemimpin terpilih harus sudah mulai
berfokus mengembangkan sumber daya diri sendiri dan sumber daya orang lain yang
disekitarnya dengan asumsi jika sendiri dia akan sulit tetapi jika bersama akan
kuat dan menjadi pemenang. Itulah sebabnya dalam kepemimpinan kerjasama itu
penting. Firman Tuhan di Kejadian 11 ayat 5-6 bersabda, dengan hidup bersama
ada inovasi dan sukses besar. Di Mazmur 133 Tuhan berkata, hidup bersama itu
mengundang berkat. Dan Yesus Kristus berdoa “supaya gereja-Nya bersatu”.
Bersama itu dampaknya hebat, signifikan, dahsyat luarbiasa. Aletheia harus
terus membangun dan mempertahankan kebersamaan seperti itu. Bersama itu artinya
menyatu saling menopang bukan saling meruntuhkan dan bukan pula utk mementingkan
diri sendiri. Benih perpecahan harus kita deteksi secepat mungkin kemudian
dilenyapkan. Untuk mampu bersama setiap
orang perlu tulus dan jujur serta memiliki nilai yang sama serta tujuan yang
sama. Dalam konteks kebersamaan kalau pemimpin hanya fokus memikirkan cara berkembang
menurut diri sendiri, dipastikan institusi akan rapuh dan runtuh. Tugas seorang pemimpin adalah menetapkan tujuan, tetapi cara mencapai tujuan tersebut membutuhkan kesepakatan
melalui manajemen yang transfaran. Sebab itu
seorang pemimpin perlu meiliki beberapa hal, yaitu:
Seorang pemimpin harus mengetahui kebutuhan institusi Setelah itu secara bersama memutuskan cara atau langkah untuk mencapai tujuan
tersebut setahap demi setahap. Dengan demikian setiap orang merasa berandil utk
setiap pencapaian sehingga puas dan semakin antusias karena merasa sudah ikut memuliakan
Tuhan Yesus Kristus.
Seorang Pemimpin yakin dirinya sudah dibenarkan oleh Tuhan Yesus Kristus
sehingga selalu terdorong bertindak benar. Bertindak
Benar dan
bersikap bijak merupakan dua karakter impian yg dituntut Tuhan dari setiap
orang. Yakin dirinya benar karena sudah dibenarkan Tuhan, menjadi bijak karena senantiasa bergaul dgn Tuhan serta selalu menikmati setiap proses yg dialami disepanjang kehidupan. Dua2nya berdampak rohani dan jasmani. Saat
kita berjuang hidup benar, kelimpahan hikmat mewarnai relasi sosial dan
kelimpahan rohani mewarnai relasi spiritual kita. Tubuh sehat, hati riang,
pikiran tenang, wajah berseri dan rejekipun mengalir tiada henti. Haleluya..
Seorang Pemimpin Selalu menyadari
bahwa semuanya adalah kemurahan Tuhan. Selalu berkata bahwa hanya oleh kemurahan
Tuhan Yesus Kristus aku ada sampai hari ini. Dengan demikian focus kita selalu
tertuju kepada Tuhan, selalu rendah hati. Sikap pongah dan bermegah diri harus segera
dibuang. Sebab hal itu pasti membuat seseorang lupa diri dan jatuh tergeletak, susah bangun
lagi, berbahaya…
Seorang Pemimpin harus memiliki
tujuan yang tulus dan luhur. Berniat kaya itu boleh tetapi didalam Tuhan, kaya
bukan tujuan utama. Yang lebih utama ialah memiliki niat seperti Tuhan Yesus
Kristus ajarkan dan lakukan. Dia datang untuk memperkaya orang lain (2 Kor 8:9).
Banyak orang ingin kaya, karena berpikir kalau kaya martabatnya dimata orang
lain akan berbeda, lebih dihormati....!! Tetapi ternyata tidak.. ada juga orang
kaya yg terhina, tersisih dan ditolak karena perilaku yg asusila dan kerjanya
menindas orang lain. Yesus Kristus itu kaya rela jadi miskin supaya kita kaya.
Saudaraku jadilah orang kaya yg benar dengan cara yg benar. Dengan demikian
engkau terhormat, banyak kawan dan dihargai orang lain.
Melalui urauian yg diatas kita diajarkan
tentang dua hal dan perlu kita terapkan, yaitu:
Segala kemilikan
hanyalah sebuah titipan dari Sang Pencipta. Maka siapkan hati dan mental agar
apa yang dimiliki bisa berguna bagi sesama.
Selalu mempersembahkan pujian syukur atas kasih
dan Anugerah-Nya. Karena Tuhan kita itu setia adanya.. DIA berkata:"Aku
mengasihi engkau dengan kasih yg kekal.". Amin
(Pdt. HR Hutapea)