Senin, November 16, 2015

KONSEKUEN DAN KONSISTEN

(Kisah :4:1-22)
“Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah (ay 19)”
Oleh kuasa Rohkudus yang saat itu baru dicurahkan, Petrus dan murid-murid lain menyala-nyala dalam api Pentakosta. Injil diberitakan dengan keberanian dan kuasa. Mujizat dinyatakan dengan tanda-tanda yang heran. Ribuan orang menjadi percaya: lutut mereka bertelud menyembah Nama Yesus dan lidah mereka mengaku bahwa Yesus Kristus memang adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Kemenangan terjadi, sukacita berlimpah ter-ekspresi. Disetiap hari ungkapan haleluya berkumandang dari pagi sampai malam hari. Luar biasa. Namun seiring dengan itu gejolak pun terjadi. Iri dan fobia menghantui Yahudi. Ulama dan ahli Taurat Yahudi mulai cemas. Mereka resah karena takut pengaruh agamawi yg mereka sandang semakin terhidrasi. Terjadilah persekongkolan ulama dan umara untuk menghambat gereja dan menghambat Pemujaan kepada Tuhan Yesus Kristus. Bersama, mereka mencoba menghambat massa yang mengambil keputusan untuk melakukan kebenaran. Namun Firman Tuhan kembali terbukti: "Jika Tuhan sudah membuka tidak ada yang sanggup menutup. Bersatu jalan menreka menyerang, beribu jalan mereka lari tunggang-langgang".  
Persekongkolan ulama dan umara selalu menjadi ancaman gereja disepanjang abad dan disegala tempat. Selalu ada persekongkolan menghambat gereja. Dalam menghadapi intimidasi dan ancaman itu, Petrus berkata dengan keberanian yang mengherankan: Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Perkataan itu tegas dan beresiko. Namun Petrus tidak bisa mundur, kuasa Rohkudus tak mungkin dikekang. Untuk kebenaran, tak ada kompromi!!
Adakah batasan ketaatan gereja terhadap pemerintah? Sebelum pertanyaan ini dijawab alangkah lebih bijaksana kalau kita perlu mengetahui tanggung jawab negara terhadap warganya. Dalam sistem pemerintahan demokratis seperti sekarang yang sedang mewarnai kehidupan berbangsa di Indonesia, kedaulatan terletak di tangan rakyat. Rakyat memilih pemimpin dan wakil-wakilnya di DPR untuk menjalankan roda pemerintahan. Dan satu-satunya tujuan seluruh program pemerintah ialah untuk menciptakan kemakmuran, kesejahteraan, keadilan, keamanan, kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali.
Kebebasan, keadilan serta hidup yang sejahtera dapat tercipta jika kebutuhan manusia yang paling esensial seperti sandang, pangan, papan terpenuhi. Selain itu hak warga Negara seperti kebebasan membangun rumah ibadah sekaligus bebas menjalankan ibadah merupakan hak yang tidak bisa ditawar. Bebas menjalankan ibadah dan bebas membangun rumah ibadah merupakan kebutuhan mendasar rakyat. Dan itu merupakan bagian dari hak azasi manusia sepanjang masa dan segala tempat. Artinya pemerintah melalui mandat yang mereka terima mau tidak mau harus sanggup menjamin kebutuhan rakyat yang olehnya ia memerintah. Jika pemerintah mencoba merampas hak-hak minoritas demi dukungan  mayoritas maka pemerintah yang demikian tidak lagi layak menjalankan mandat rakyat. Kenapa demikian? karena tujuan mandate rakyat  itu telah diselewengkan dan dimanipulasi untuk kepentingan pribadi dan kepentingan kelompoknya sendiri. Perbuatan seperti itu tentu tidak lagi mencerminkan keadilan dan persamaan hak di negeri sendiri. Pemerintah diijinkan Tuhan untuk memerintah, supaya melaluinya hukum ditegakkan, manusia dimanusiakan. Pemerintah harus melindungi sekaligus memberi wadah supaya setiap warga negara leluasa mengekspresikan dirinya sebagai mahluk sosial dan sebagai mahluk ilahi untuk melaksanakan tugas yg dipercayakan Tuhan kepada semua manusia ciptaan-Nya, yakni mengusahakan dan menaklukan bumi untuk kesejahteraan seluruh umat manusia. Oleh sebab itu, tolok ukur ketaatan kepada Allah dan hukum-hukumnya serta rencana-rencana-Nya haruslah menjadi tolok ukur batasan ketaatan manusia terhadap pemerintahannya. Pemerintah yang berjuang menjalankan amanat undang-undang demi rakyat yang hidup sejahtera harus didukung. Sementara pemerintah yang merampas hak rakyat dan yang menciptakan terror, mandatnya harus dicabut.
Ketaatan kepada Allah harus diatas ketaatan kepada manusia. Demi ketaatan kepada Tuhan kita tidak boleh takut dan mundur. Intimidasi dan hambatan selalu ada. Tetapi jika kita tetap bertekun, kita akan melihat tangan dan kuasa Tuhan dinyakatan. Taatlah kepada Allah dan terimalah berkat-Nya, Haleluya, Amin. (doaku menyertai saudara, Haposan Hutapea STh, MA) 


Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...