(Bilangan 12:1-16)
Lalu
berserulah Musa kepada TUHAN: “Ya Allah sembuhkanlah kiranya dia.” (ay 12)
Musa hidup tahun 1500 SM. Dia
Orang Israel murni yang karena mukjizat
Allah selamat dari genosida penduduk pendatang di Mesir. Bahkan karena kuasa
Allah pula Musa hidup dan dibesarkan serta menerima pendidikan ala istana
Firaun sehingga cerdas dan berwawasan luas. Musa, selain diajar teori
pemerintahan dia juga diajar teori kepemimpinan dan teori pendelegasian tugas
(Bil. 18:13-27) Teori kepemimpinan yang dia pelajari dan kredibilitas
karakternya yang teruji membuatnya mampu melewati krisis saat berjalan menuju Kanaan.
Sebagai Hamba Allah, Musa adalah
teladan. Selain lembut hati, beriman, Musa selalu rela berkorban untuk umat
Tuhan. Bahkan motivasi kepemimpinannya sungguh tak ada bandingannya. Dia tidak
menganggap kepemimpinan sebagai kesempatan untuk bertindak arogan dan sewenang-wenang.
Kualitas karakter seperti itu membuat Musa mampu lolos dari berbagai usaha
penolakan kepemimpinan. Semua bentuk penolakan yang dialami Musa seakan
menggambarkan penolakan yang terjadi
didalam kehiduan Yesus Kristus, yaitu:
Musa dikritik habis-habisan
karena menikah dengan perempuan Kusy (Bil. 12:1), Yesus Kristus dikritik oleh Orang Farisi dan orang
Yahudi karena ajarannya
Musa dikudeta oleh saudara
sendiri (Bil. 12:2), Yesus ditolak oleh saudara-saudara sendiri
Musa dikudeta oleh Korah dengan
pengikut-pengikutnya (Bil. 16), Yesus ditolak Imam kepala dan diserukan untuk disalibkan
Musa mengalami perlawanan seluruh
umat Israel yang lebih menginginkan kembali ke Mesir (Bil. 14:1-4), Yesus dan
anugerah Allah yg diwartakannya ditolak oleh mayoritas manusia dan lebih
memilih hidup dalam dosa dan pemberontakan kepada Allah.
Namun di tengah-tengah semua penolakan
itu, Musa menunjukkan kebesarannya dan hatinya yang tulus dan luhur. Dengan doa yg
khusuk Musa memohonkan pengasihan dan pengampunan bagi Israel. Doanya yang
tulus dan kasihnya yang dalam melepaskan sebagian besar umat Israel dari
kebinasaan karena dosa pemberontakan.
Melalui Musa kita dapat mengerti
bagaimana sikap yang benar sebagai umat
yang mengaku percaya kepada Kristus Yesus, yaitu betapa pentingnya setiap orang
memiliki keluhuran, kelembutan hati dan sikap panjang sabar. Sifat luhur
tersebut hanya terjadi jika setiap orang bersedia membuka hati untuk diubahkan Kristus.
Melalui renungan hari ini kita
belajar tiga hal, yaitu
1, kita wajib berdoa untuk orang
yang menolak kita. Buanglah dendam dan sakit hati, kemudian lepaskanlah pengampunan
dan berkat.
2, Jika ada orang meragukan
kredibilitas kita, buanglah sungut-sungut dan akar pahit dan tunjukkanlah kesaksian
yg konkrit.
3, Jika kita dipercayakan Tuhan
sebuah otoritas, tunjukkanlah
keteladanan dan buanglah kemegahan diri serta motivasi yg menyimpang.
Ajaran seperti itulah yang
diajarkan Musa dan demikian pula sari ajaran dari Tuhan kita Yesus Kristus. Itulah intisari kekristenan, Amin
(Doaku menyertai saudara, Pendeta Haposan Hutapea, STh,
MA)