1 Samuel 18:6-30
Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN
menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud. Maka makin
takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya.
Raja Saul termasuk seorang raja yang
sangat beruntung. Selain menjadi raja pertama didalam sejarah Israel, Saul dikaruniai
negeri yang makmur, disegani, religious dengan suasana rohani yang indah
bersama Nabi Samuel yang sangat diurapi Tuhan. Selain itu Saul memiliki perwira
yang hebat dan tangkas serta memiliki seorang pahlawan pemberani, tangkas dan berpengalaman yang sarat dengan pertarungan keras
hidup mati, yaitu Daud. Memiliki pahlawan seperti Daud para perwira militer
yang hebat sebenarnya akan semakin memudahkan Saul memperkokoh kerajaan dan membuatnya
dapat leluasa memperluas tertitorialnya. Dan territorial yang semakin luas akan
bermuara pada kesejahteraan bangsanya. Namun reaksi Saul sangat menyedihkan. Dari pada bersyukur, Saul justeru
bbertindak keliru, dia cemburu. Daud yg perkasa di pandang sebagai ancaman yg
raksasa. Karena hilang nalar, Saul jadi pecundang, tewas dipadang laga bersama
dengan serdadu dan anak anak tercinta. Sikap seperti Saul ini harus kita
deteksi. Lebih cepat lebih baik. Tuhan memanggil kita bergaul tulus dengan
semua orang terutama dengan orang yg lebih baik dari kita. Orang yang lebih
maju harus dirangkul, rahasia suksesnya jika sesuai dengan nilai kristiani mungkin
ada yang bisa pelajari supaya kita lebih maju. Tindakan yang salah mengundang
masalah, tindakan yang benar mengundang berkat besar, haleluya. Sebagai orang
beriman kita percaya bahwa Tuhan yang berdaulat mengangkat dan yang menurunkan
setiap orang. Dia menghendaki supaya mereka yang lebih baik, kita pake sebagai
teladan supaya kita lebih baik. Iri hati, angkuh dan suka berpura-pua itu
berbahaya, menghalangi rezeki dan menghambat impartasi kuasa Yang Mahatinggi. Selain
itu iri hatipun bisa membuat kita membenci orang setengah mati, gelap mata,
salah kaprah dan hilang nalar. Seperti yg tunjukkan Saul di nats 1 Samuel 18:25
ini : ........
Saul bermaksud untuk menjatuhkan Daud dengan perantaraan
orang Filistin.
Dari pada bersyukur Saul justeru cemburu. Penolong dianggap
sebagai perongrong. Roh seperti ini sangat berbahaya. Setiap orang perlu
mengenal dan menjauhinya.
Bagaimana kita bersikap supaya dijauhkan dari roh Saul
tersebut?
Berpikir dan bertindak
benar dan selaras dgn kehendak Tuhan.
Orang benar mendapatkan hasil dari jerih payahnya
demikian juga orang fasik. Yg membedakannya terletak dimotivasi dan cara
kerjanya serta dampak dari hasil yg dapat. Firman Tuhan berkata dalam Amsal
10:16: Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang
fasik membawa kepada dosa. Sadar bahwa Tuhan juga menilai semua perbuatan
manusia itu sangat penting dan menentukan. Hasil orang benar menjadi berkat utk
diri sendiri dan sesama, sementara hasil yg diraih orang fasik mengecewakan
Tuhan dan mengecewakan sesama. Jika sudah terlanjur salah cepat2 ulurkan tangan untuk berjalan
bergandengan. Tuhan senang, semua senang ber kemenangan. Sungguh,,,!!, ada berkat besar menjadi umat Tuhan Yesus Kristus!!, dan
itu sungguh real bukan dusta, itu fakta bukan ilusi dan layak dipercaya
sepanjang masa. Tuhan membalaskan kebenaran yang kita anut selama masih hidup
di bumi ini dan setelah hidup di Sorga. Seperti firman yg tertulis diMazmur
23:6: Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan
aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Orang benar semakin jaya, orang
yang fasik semakin sulit.
Memelihara perasangka baik terhadap
semua orang. Berhati hati itu wajib, waspada itu
penting, tetapi terlalu berprasanga buruk itu keliru. Memiliki kepekaan roh itu
penting dan bersandar penuh kepada Tuhan, mutlak.Haleluya! Didalam Tuhan Yesus
Kristus kita mempunyai iman yg benar sekaligus iman yang membenarkan.
Bayangkan.... Hidupku dan hidupmu DIIKUTI kebajikan dan kemurahan, sungguh
dahsyat....! Makanya dilarang malas, cemburu, besar kepala dan berkhianat.
Berjuang untuk bertindak tulus
selalu.
Tulus tiada cela, agung luhur mulia...." demikian
penggalan kalimat lagu pujian yg sering kita nyanyikan. Artinya saat melakukan
sesuatu sangat perlu bertindak tulus, lurus kudus, apalagi saat menyapa atau
saat memberi salam. Tulus itu berkaitan erat dgn kualitas karakter dan kualitas
rohani seseorang. Tuhan pasti membela dan memahkotai orang yg tulus hati.
Sebaliknya akan menghakimi orang yg suka berpura pura. Raja Saul berpura pura
ingin mengangkat Daud menjadi mantunya, tetapi lupa Tuhan mengetahui isi
hatinya yang tersembunyi. Saul semakin jauh bertindak keliru, malu dan semakin
takut. Tuhan memanggil semua orang supaya diberkati serta menghendaki berkat
itu langgeng lestari dan leluasa dinikmati. Saul diberkati, tetapi sayang tidak
bisa dinikmati karena hidupnya penuh dengan antipati. Amin (Pdt. Haposan
Hutapea, STh, MA)