Sabtu, November 10, 2018

AKU DAN KAMU, SAMA!


                                                       Yohanes 8:1-11
Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau…….”(ay 11)
Saat perempuan pendosa besar itu dibawa kehadapan Yesus, orang Farisi dan para ahli taurat mengharapkan perempuan itu dijatuhi hukuman seperti yang dituliskan di kitab Taurat, yaitu dirajam dengan batu sampai mati. Namun Yesus tidak melakukannya, bahkan menantang mereka  melakukan sendiri menghukum perempuan tersebut jika mereka sendiri merasa bebas dari kejahatan. Ternyata semua sadar bahwa mereka juga adalah  pendosa sehingga tidak ada yang layak untuk menghakimi perempuan tersebut. Menghakimi orang lain yang kita lihat atau kita dengar melakukan perbuatan dosa sangat mudah kita lakukan. Kita lupa bahwa kitapun sebenarnya adalah seorang pendosa juga walau perbuatan dosa yg kita lakukan tidak sama dengan yang dilakukan orang lain.
Mengapa Yesus tidak memenuhi keinginan orang orang yang mendakwa wanita tersebut, bukankah  Yesus layak sebagai hakim untuk menjatuhkan hukuman? Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari sikap Yesus tersebut?
1.Yesus lebih menghendaki orang berdosa bertobat dari pada mati didalam dosanya. Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Mewartakan pembebasan dan kabar baik, melepaskan orang dari setan dan maut. Yesus bertindak sebagai hakim saat datang pada kali yang kedua, di akhir zaman. Yesus mengetahui manusia membutuhkan pencerahan dan jalan, bukan hukuman. Perempuann itu adalah salah satunya yg hidup dalam gelap dan orang lain hanya mengintip kejahatannya, bukan mengingatkannya. Jangan tutupi dosamu, tetapi bertobatlah supaya dosamu ditutup Yesus sendiri,
Perempuan pendosa itu selamat dari mati yang sia sia dan kemudian bertobat dan menjadi saksi Yesus yang luar biassa. Jangan menjadi hakim, itulah intinya. Jangan mengingat ingat dosa orang dan menunjuk-nunjuknya, tunjuklah dosamu sendiri dan bertobatlah supaya berkat Tuhan semakin tercurah leluasa.
2.Yesus memberikan kesempatan kepada semua orang untuk focus pada perbuatan diri sendiri dari pada mengintip kesalahan orang lain. Sebagai saksi Kristus fungsi kita adalah mewartakan injil dan menuntun orang datang kepada Tuhan. Hidup ini adalah kesempatan. Artinya, waktu yg kita miliki adalah waktu untuk bertobat. Bertobat dari dosa sendiri dan bertobat dari kecenderungan menunjuk nunjuk dosa orang lain. Yesus bersabda: selumbar dimata orang lain kita lihat, balok dimata sendiri kita abaikan, celaka!!
Apa yang harus kita lakukan supaya hidup seperti yang Tuhan kehendaki tersebut?
Pertama, yg jatuh harus ditolong bukan ditolak. Salah satu bukti kualitas iman seseorang adalah sikap saat saudaranya jatuh miskin, jatuh pada dosa, jatuh pada masalah atau jatuh pada hal lain. Saat kita perduli Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dan saudara kita di kuatkan, iblis dikalahkan.
Kedua, ulukan tangan bukan berpangku tangan. Semua Orang yg merasa dirinya sudah dewasa dipanggil menjadi orang yg peka, perduli dan suka menolong orang lain. Itulah Indikatornya orang beriman. Dia bukan lagi seorang anak melainkan seorang yang selalu siap menyambut orang yg bersikap seperti seorang anak kecil. Dengan menyambut orang lain seperti cara demikian, maka Tuhan  akan mesambut kita dengan berkat-Nya.
Ketiga, Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebagai seorang pribadi kita memiliki prinsip sendiri dan bangga dengan prinsip tersebut. Kita merasa yg kita pikirkan sangat benar, sangat bagus, orang lain harus ikut. Memiliki prinsip itu boleh tetapi ujilah selalu dengan membandingkan dengan firman Tuhan. Dengan demikian Tuhan selalu dimuliakan. Tindakan yang baik atau tindakan buruk dimulai dari pikiran. Saat menurutnya benar maka dilakukan. Saat terbukti melanggar hukum, sudah terlambat. Maka kita perlu selalu waspada. Menjadi hakim adalah urusan Tuhan. Urusan kita adalah taat kata Tuhan, Amin. Gbu all

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...