Yeremia 9:1-11
Lidah mereka adalah anak panah
yang membunuh, perkataan dari mulutnya adalah tipu, mereka berbicara damai
dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan terhadapnya
(ayat 8).
Beribadah itu berarti menyembah. Bagai abdi dalem keraton yang
menyembah raja. Mereka bertelut, tiarap dan menyembah. Selain itu beribadah
juga berarti menempatkan diri sebagai orang yang selalu bergantung kepada Tuhan.
Intinya, beribadah adalah buah sekaligus bentuk kesadaran
pada keterbatasan diri. Beribadah itu juga wujud penaklukkan diri untuk segala bentuk
usaha dan pekerjaan sekaligus rencana-rencananya. Orang yang beribadah itu,
semestinya adalah orang yang sungguh-sungguh pula menaklukkan segala bentuk
prinsip-prinsip diri dibawah prinsip dan jalan Tuhan. Apakah itu prinsip dalam berkeluarga,
prinsip saat mencari nafkah, bahkan prinsip berelasi dengan semua orang. Apakah
itu dengan atasan, bawahan dan terhadap pembantu sekalipun.
Itulah sebabnya Tuhan
menginginkan setiap umat-Nya beribadah kepada-Nya dalam Roh dan kebenaran (Yoh
4:24). Bagaimanakah respon manusia terhadap keinginan Tuhan yang indah itu?
Ternyata sebagian besar umat Tuhan bersikap seperti Bangsa Yehuda, yakni
mendegilkan hati dan menutup telinga kepada Tuhan. Bangsa Yehuda mambalas
panggilan Tuhan yang membahagiakan tersebut dengan lebih mencondongkan diri
kepada berhala. Dengan demikian mereka menunjukkan diri sebagai bangsa yang
bodoh tetapi sombong. Bodoh, karena mengabdi kepada kayu dan batu yang kalau
berjalan harus mereka pangku, yang kalau berdiri harus mereka topang, dan yang
kalau disapa tidak mendengar dan selalu terkatup mulut. Sombong, karena terlalu
bangga dengan ciptaan dan kreasi sendiri dan melupakan sumber anugerah sejati,
yakni Tuhan Yesus Kristus.
Hidup yang didasari dengan sikap bodoh
dan sombong akan berakibat pula salah dalam bersikap. Menyombongkan kebodohan
merupakan kebebalan. Orang yang bebal adalah orang yang merasa diri benar dan
sulit percaya. Sebab hatinya telah
membatu tanpa rasa. Di Yehuda kejujuran dan kasih merupakan slogan kosong (ayat
3, 5). Kepedulian terhadap sesame merupakan masa lalu dan berganti pemujaan
terhadap diri sendiri. Akibatnya ialah, hukuman Tuhan telah dirancang (ayat 9)
dan penghakiman segera dimulai sebab kesabaran Tuhan itu adil adanya.
Zaman ini, moral Orang Kristen, banyak menjadi foto copy moral bangsa Yehuda. Orang Kristen banyak
yang suka pergi kegereja. Mereka berkata: “luar biasa kotbahnya, pujiannya
dahsyat, pendetanya hebat, gedungnya megah” tetapi mereka tidak berubah. Mereka
mengetahui Firman Tuhan namun hatinya tidak pernah takluk terhadap Firman itu.
Mereka mengetahui Tuhan tetapi tidak mau berpaut kepada Tuhan, itulah Kristen
Yehuda.
Saudara, beribadah berarti memberikan
hati sekaligus menaklukkan pikiran kepada Tuhan. Kita beribadah karena sudah
diberkati bukan supaya diberkati. Kita beribadah karena ingin bersyukur atas
semua yang sudah diberi bukan karena ingin diberi. Kita beribadah supaya kita
menyapa sesame, bukan menutup hati terhadap sesame. Itulah artinya beribadah. Beribah
itu penting, karena saat beribadah kita menyapa Tuhan, menyapa sesame. Dan
didalam ibadah tersebut, Tuhan menyapa kita, Haleluya.
Selamat beribadah, Tuhan Yesus Kristus
Memberkati !! AMIN.