Mazmur 128:1-6
Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!
(ay 3a)
Tuhan merancang setiap
keluarga Kristen diberkati. Orang tua diberkati,
anak-anaknyapun diberkati. Itulah sebabnya pengenalan kepada Tuhan Yesus
Kristus sebagai satu-satunya sumber dan Yang Mahakuasa harus diestafetkan dari
generasi ke generasi. Setiap Gembala jemaat harus membina umat Tuhan yg digembalakannya sehingga bertumbuh kearah Kristus. Dan setiap orangtua harus membina anak-anaknya sehingga
memiliki kerohanian yang teguh. Dengan kerohanian yg teguh seorang anak akan mandiri sekaligus memiliki nilai-nilai. Anak tersebut penuh ambisi
sekaligus hormat dan perduli. Ia akan menjadi seorang yang kritis, dan cerdas multi dimensi. Itulah sebabnya setiap anak sejak dini
perlu memperolh didikan
yang baik. Dengan
demikian anak tersebut merasa aman, percaya diri dan bangga dengan dirinya. Untuk anak
seperti ini Tuhan akan dimuliakan
dan orang tua akan menikmati kebahagiaan. (ayat 1)
Sebagai
orang percaya, setiap generasi harus “seperti pohon zaitun sekeliling mejamu”.
Zaitun adalah buah dengan biji yang amat keras tetapi daging lembut. Semakin ia
dikunyah, rasanya akan semakin manis. Seorang Kristen harus demikian. Orang Kristen harus
berpendirian kuat sekaligus toleran. Dia harus solider terhadap kebaikan namun
tidak kehilangan pertimbangan. Sama seperti buah zaitun, walau mulanya disalah
mengerti, tetapi pada akhirnya akan nampak betul sikap manisnya dan santun
perilakunya. Kehadirannya selalu dinanti-nanti banyak orang. Kalau berpisah
darinya akan menjadi kenangan yang tak terlupakan, kalau bersua akan
mendatangkan kehangatan dan keceriaan. Minyak zaitun merupakan mintak pilihan
untuk rumah Tuhan. Generasi di dalam Kristus akan berguna dalam segala
keadaan. Artinya kemanapun orang seperti itu pergi, dia akan menjadi pelita. Dan
jika setiap Kristen menjadi pelita, dunia akan diberkati, pemulihan akan terjadi dan Kristus dimasyhurkan semua orang. Itulah sebabnya mendidik anak-anak sejak dini itu sangat menentukan. Perbuatan seperti itu bagaikan seorang
petani menanam benih. Atau
bagai seorang pebinis berinvestasi, sebuah investasi yang pasti. Kasih, apresiasi dan disiplin adalah
didikan terbaik.
Untuk menikmati berkat itu dibutuhkan dua kualitas. Pertama, Tuhan
haruslah menjadi ukuran segala kegiatan. Kekudusan, kesungguhan dan pengorbanan harus selaras dengan
standarnya Tuhan. Esensinya adalah
rendah hati bukan kemegahan diri. Muaranya adalah perduli bukan antipati.
Kedua, Tuhan harus menjadi tujuan akhir dari semua yang kita lakukan. Setiap orang, setelah berkarya dan
setelah menuai hasil, harus berkata “supaya Tuhan dimuliakan ”. Supaya Tuhan
ditinggikan maka saya siap direndahkan. Karena Tuhan itu suci maka saya harus
selalu mau diproses. Aku harus berubah. Watak, perilaku karakter saya harus
diperbaharui. Kuallitas seperti itu harus menjadi identitas setiap keluarga
Kristen. Nats di atas berkata: “Allah akan memberkati engkau dari Sion”. Artinya setiap berkat yang
sudah Allah
sediakan, diberikan-Nya sesuai
dengan prinsip-prinsip keadilan Tuhan. Caranya adalah caranya
Tuhan. Waktunya juga adalah waktunya Tuhan. Tuhan yang berkuasa sekaligus berdaulat,
manusia tidak bisa paksa. Yang manusia lakukan adalah berdoa dan berusaha,
selebihnya adalah urusan Tuhan. Dan kita tahu cara, waktu dan kualitas karunia
Tuhan itu adalah yang terbaik, jadi berkat dan membahagiakan. Beda dengan
tawaran dunia dan kuasa kegelapan. Pada waktu setan menawarkan kehormatan dan
keduniawian, maka Tuhan Yesus menolaknya dan mengusir setan itu. Yesus kristus mengetahui,
semua yang ditawarkan merupakan umpan yang mencelakakan. Waspadalah!! Ingatlah, berkat yg benar hanyalah yg berasal dari Sion. Sion adalah sumber segala sesuatu yang baik, perlu dan menyenangkan setiap orang. Percayalah!!
Mencari
berkat bersama Tuhan berarti mau dan mampu membedakan berkat-berkat yang
diperhadapkan kepadanya. Dari Tuhan atau dari setan. Tuhan Yesus Kristus menebus manusia
supaya menerima sekaligus mengalami gambaran dan suasana sorga di dalam
kehidupannya. Salah satu strategi Tuhan ialah melalui kebahagiaan keluarga. Itulah sebabnya Tuhan memanggil
setiap keluarga untuk memulai pemulihan di tengah-tengah keluarga
masing-masing. Selamat dipulihkan, Tuhan Yesus Kristus memberkati. (Pdt Haposan R Hutapea, STh, MA)