Matius 7:15-23
Bukan setiap orang yang berseru
kepadaKu: “Tuhan, Tuhan! Akan masuk kedalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-ku di Sorga..!” (ayat 21)
Betul, menyerukan nama Tuhan dan
bernubuat itu penting! Mengusir setan dan mengadakan mujizat itu merupakan pembuktian bahwa Tuhan itu dahsyat!!! Tuhan Yesus mengajar gereja-Nya untuk
menyerukan
nama-Nya dalam kekudusan. Tuhan memperlengkapi hamba-hambanya dengan kuasaNya agar mengusir setan-setan dan
mengadakan melakukan perkara-perkara besar dan tanda-tanda ajaib. Tetapi
mengapa Tuhan menolak orang-orang yang telah melakukan perkara-perkara besar
tersebut dan menyebut mereka sebagai pembuat kejahatan? Adilkah itu?
Saudara, masalahnya bukan
terletak pada perbuatan besar yang dilakukan melainkan kualitas karakter serta motiv
hati melakukan perbuatan-perbuatan besar tersebut. Menyerukan nama Tuhan dan melakukan
perkara-perkara rohani harus tulus. Selain itu iman dan karakter harus sejalan.
Tuhan hanya berkenan kepada orang yang beriman dan menunjukkan iman tersebut
melalui perbuatan. Anugerah itu menyatu dalam hidup yang diubahkan. Ke-kristenan adalah
agama yang memadukan anugerah dan perbuatan. Orang yang melakukan perkara rohani yg luarbiasa tetapi perbuatannya
tidak mencerminkan Kristus, tidak mendapat bagian dalam berkat Allah.
Itulah sebabnya manusia harus selalu merendahkan diri dihadapan Nya. Sebab
dihadapan Tuhan, manusia itu tidak ada apa-apanya Nabi Musa
mengatakan: “Manusia itu adalah debu” (kej 3:19c). Raja Daud menyebutnya
sebagai angin dan debu (Maz 144: 3-4). Nabi Yesaya menyebut kesalehan manusia
sebagai kain kotor dan tanah liat yang tak punya nilai (Yes 64: 6-8). Konkritnya,
dihadapan Allah. tidak ada yang dapat dibanggakan manusia.
Saudara, orang-orang yang diceriterakan
didalam nats hari ini adalah ‘orang-orang yang hebat’, tetapi dihadapan Tuhan ternyata
mereka sangat jahat.
Sejak satu Minggu ini bangsa
Indonesia masuk pada kampanye PEMILU. Selama masa kampanye ini masyarakat
Indonesia di penuhi dengan janji-janji dan slogan-slogan. Berbagai-bagai macam
cara dibuat untuk meraih dan meyakinkan rakyat. Ada calon yang mengagungkan
diri dengan prestasi masa lalu. Ada yang pura-pura dekat pada petani. Ada yang
berlagak sebagai ibu-ibu yang suka belanja ke pasar tradisional, makan di warteg
dan bertindak seakan sangat perduli dengan ‘orang kecil’. Konkritnya semua
mengumbar janji dan berlagak sebagai pembela rakyat. Semuanya sah-sah saja asal
mereka menepati yang mereka ucapkan.
Nats di atas seakan menggambarkan
orang-orang bersikap demikian. Yaitu orang yang membanggakan diri dengan
perbuatan dan prestasi. Dengan prestasi yg
luarbiasa mereka menyangka akan menjadi
orang yang terutama di Kerajaan Sorga, tetapi malang, mereka menerima penolakan
dengan hardikan yang luarbiasa: “enyahlah dari hadapanKu hai kamu sekalian
pembuat kejahatan!” Mereka tidak hanya ditolak melainkan dihukum sebab mereka
itu jahat adanya. Mereka mencoba mengelabui yg Mahakuasa dengan karunia-karunia
rohani, mereka lupa bahwa yang dihadapi adalah Tuhan yg mengetahui segala motiv
hati dan perlilaku.
Saudara, memiliki karunia rohani
itu bagus. Melakukan mujizat itu luar biasa. Tetapi Tuhan bersabda: dimana
perbuatanmu?”. Sebab itu jangan terpesona dengan tanda-tanda rohani tetapi
terpesonalah dengan tanda-tanda perubahan karakter. Selanjutnya, kita jangan
hanya pintar berkata-kata, tetapi mari kita tunjukkan buktibahwa kita adalah
orang yang percaya, Amin.