Selasa, Maret 25, 2014

TULUS DAN LURUS

Matius 7:15-23
Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: “Tuhan, Tuhan! Akan masuk kedalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-ku di Sorga..!” (ayat 21)
Betul, menyerukan nama Tuhan dan bernubuat itu penting! Mengusir setan dan mengadakan mujizat itu merupakan pembuktian  bahwa Tuhan itu dahsyat!!!  Tuhan Yesus mengajar gereja-Nya untuk menyerukan
nama-Nya dalam kekudusan. Tuhan memperlengkapi hamba-hambanya  dengan kuasaNya agar mengusir setan-setan dan mengadakan melakukan perkara-perkara besar dan tanda-tanda ajaib. Tetapi mengapa Tuhan menolak orang-orang yang telah melakukan perkara-perkara besar tersebut dan menyebut mereka sebagai pembuat kejahatan? Adilkah itu?
Saudara, masalahnya bukan terletak pada perbuatan besar yang dilakukan melainkan kualitas karakter serta motiv hati melakukan perbuatan-perbuatan besar tersebut. Menyerukan nama Tuhan dan melakukan perkara-perkara rohani harus tulus. Selain itu iman dan karakter harus sejalan. Tuhan hanya berkenan kepada orang yang beriman dan menunjukkan iman tersebut melalui perbuatan. Anugerah itu menyatu dalam hidup yang diubahkan. Ke-kristenan adalah agama yang memadukan anugerah dan perbuatan. Orang yang melakukan perkara rohani yg luarbiasa tetapi perbuatannya tidak mencerminkan Kristus, tidak mendapat bagian dalam berkat Allah. Itulah sebabnya manusia harus selalu merendahkan diri dihadapan Nya. Sebab dihadapan Tuhan, manusia itu tidak ada apa-apanya   Nabi Musa mengatakan: “Manusia itu adalah debu” (kej 3:19c). Raja Daud menyebutnya sebagai angin dan debu (Maz 144: 3-4). Nabi Yesaya menyebut kesalehan manusia sebagai kain kotor dan tanah liat yang tak punya nilai (Yes 64: 6-8). Konkritnya, dihadapan Allah. tidak ada yang dapat dibanggakan manusia.
Saudara, orang-orang yang diceriterakan didalam nats hari ini adalah ‘orang-orang yang hebat’, tetapi dihadapan Tuhan ternyata  mereka sangat jahat.
Sejak satu Minggu ini bangsa Indonesia masuk pada kampanye PEMILU. Selama masa kampanye ini masyarakat Indonesia di penuhi dengan janji-janji dan slogan-slogan. Berbagai-bagai macam cara dibuat untuk meraih dan meyakinkan rakyat. Ada calon yang mengagungkan diri dengan prestasi masa lalu. Ada yang pura-pura dekat pada petani. Ada yang berlagak sebagai ibu-ibu yang suka belanja ke pasar tradisional, makan di warteg dan bertindak seakan sangat perduli dengan ‘orang kecil’. Konkritnya semua mengumbar janji dan berlagak sebagai pembela rakyat. Semuanya sah-sah saja asal mereka menepati yang mereka ucapkan.
Nats di atas seakan menggambarkan orang-orang bersikap demikian. Yaitu orang yang membanggakan diri dengan perbuatan dan prestasi. Dengan prestasi  yg luarbiasa  mereka menyangka akan menjadi orang yang terutama di Kerajaan Sorga, tetapi malang, mereka menerima penolakan dengan hardikan yang luarbiasa: “enyahlah dari hadapanKu hai kamu sekalian pembuat kejahatan!” Mereka tidak hanya ditolak melainkan dihukum sebab mereka itu jahat adanya. Mereka mencoba mengelabui yg Mahakuasa dengan karunia-karunia rohani, mereka lupa bahwa yang dihadapi adalah Tuhan yg mengetahui segala motiv hati dan perlilaku.
Saudara, memiliki karunia rohani itu bagus. Melakukan mujizat itu luar biasa. Tetapi Tuhan bersabda: dimana perbuatanmu?”. Sebab itu jangan terpesona dengan tanda-tanda rohani tetapi terpesonalah dengan tanda-tanda perubahan karakter. Selanjutnya, kita jangan hanya pintar berkata-kata, tetapi mari kita tunjukkan buktibahwa kita adalah orang yang percaya, Amin.


Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...