Minggu, Agustus 25, 2013

Kreatif dan bertindak konkrit

(Filipi 2:1-10)
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama diatas segala nama, (ay 9)
Rasul Paulus merupakan pribadi teladan bagi setiap orang yang rindu memiliki  percaya yg benar kepada Tuhan Yesus Kristus. Paulus, Dari penghujat menjadi pemuja! Dari orang yang sombong menjadi rendah hati. Dari orang yg suka berpura-pura menjadi jujur dan tulus. Intinya, Rasul Paulus adalah contoh sempurna orang yg beriman. Kepercayaannya teruji setiap waktu dan perkataannya selalu terwujud dalam perilaku. Konkritnya, Rasul Paulus Selalu rindu menjadi berkat buat semua orang untuk memenangkan mereka dan menjadi teladan dihadapan rekan-rekan sepelayanan supaya kompak dan bersemangat. 
Sebagai seorang Rasul,  Paulus membuat sebuah keteladanan yang luar biasa, yaitu: dari pada menerima lebih baik  memberi. Dari pada menyuruh orang lain, dia melakukan sendiri. Dalam Filipi 2:2 Rasul Paulus menuliskan hal yang paling utama harus dilakukan setiap orang Kristen sepanjang zaman dan disegala tempat, yakni kebersamaan. Sebab bila pelayan Tuhan cenderung mengutamakan  kepentingan diri, maka yang timbul adalah disharmoni serta bertindak liar. Jika keadaan seperti itu berlarut-larut, gereja Tuhan akan kembali mengalami kegagalan seperti gereja di millenium pertama yang lalai menunaikan panggilannya sebagai gereja. Itulah sebabnya Paulus menuliskan kepada jemaat di Filipi : “Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan”. Artinya, setiap warga jemaat dan pelayan Tuhan dipanggil  hidup selaras dengan nilai luhur kristiani (Galatia 2:11-14)
Di zaman akhir ini, sangat sulit menemukan orang yang memiliki komitmen dan totalitas terhadap pekerjaan Tuhan. Pelayanan dianggap sebagai aktifitas biasa saja, ruang pamer dan sarana uji coba bahkan tidak sedikit yang membuatnya sebagai sarana cari untung. Sikap seperti itu merupakan bahaya besar bagi eksistensi gereja. Gereja akan akan kehilangan wibawanya dan  dianggap sama dengan ormas lainnya. Itulah sebabnya saat Paulus melihat visi tentang Makedonia, Paulus segera meninggalkan Yerusalem dan pergi  memberitakan Injil kpd orang-orang yg bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 16:6-12). Melalui ayat tersebut, Paulus menegaskan, untuk mewujudkan Visi kekal Kristus setiap orang harus taat sekaligus berinsiatif  memberi diri memenuhi panggilan Tuhan dan mampu meninggalkan zona aman masing-masing dan masuk pada zona baru didalam Kristus
GBI Aletheia Pamulang dipanggil untuk membangun komunitas yang sepenanggungan, beriman dan berkarakter seperti Kristus. Visi  Tuhan kepada GBI Aletheia bukan hanya sebatas berhimpun beribadah ditempat ibadah setiap hari Minggu tetapi mengaplikasikan melalui kesaksian diluar tempat ibadah. Tantangan umat Tuhan diera modern tidak dapat dipandang ringan. Dan realitas social orang Kristen yg  terpinggirkan harus menjadi prioritas pelayanan gereja. Setiap umat perlu diajar hidup kreatif dan institusi gereja perlu bertindak konkrit. Kasih tidak boleh sebatas kata, melainkan harus terjelma dalam fakta. Cara hidup yang selaras dengan keteladan Kristus yang seperti itu merupakan syarat mutlak sebuah hidup yang bermakna. Intinya, rela berkorban serta selalu rindu memberi diri merupakan wujud dari semua kualitas yang dibutuhkan.
Sebagai umat yg sudah ditebus, kita dituntut menyenangkan hati Tuhan. Selain itu kita perlu menyadari berkat besar yg sudah disediakan dibalik ketaatan melakukan panggilan tersebut. Kita akan ditinggikan dalam keberhasilan seperti Yesus Kristus ditinggikan. Rencana Tuhan kepada kita menjadi perkasa dibumi akan diwujudkan. Kita akan menjadi kepala bukan ekor. Dan akan menjadi pemenang dan berumur panjang serta hidup berbahagia, haleluya........(Ulangan 28:1-14)
Oleh sebab itu mari kita bertindak seperti Tuhan Yesus Kristus bertindak (ay 8-10). Amin. (Doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea STh, MA).

Selasa, Agustus 13, 2013

Pemuji S e j a t i

(Mazmur 100)
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur kedalam pelatarannya dengan puji--pujian (ay 4a)
Menyanyikan nyanyian rohani merupakan salah satu unsur penting ibadah gerejawi. Dengan menyanyi setiap umat menyembah dan meninggikan nama Tuhan. Dan dengan menyanyi pula umat mengungkapkan puja syukurnya atas rahmat dan karunia yg tak berkesudahan. Esensinya ialah meninggikan nama Tuhan Yesus Kristus. Ayat yang diatas menyatakan secara lugas: masuklah dengan nyanyian syukur dan ke dalam pelatarannya dengan puji-pujian. Artinya, Orientasi seluruh sikap dan pujian yg kita nyanyikan adalah Tuhan bukan diri kita sebagai umat yang memuji. Itulah sebabnya setiap umat harus menyadari, kalau menyanyi, harus menyanyi penuh kesungguhan jangan asal-asalan. Suara boleh fals tetapi hati dan motivasi harus pas. Haleluyah...... !  
Menyanyi berarti  mempersembahkan diri melalui puji-pujian kepada Tuhan, bukan untuk memuaskan diri. Kalau tujuan umat menyanyi digereja supaya  dipuaskan dan supaya disukacitakan hal itu berarti telah menyimpang jauh dari tujuan memuji yang sebenarnya. Bahkan hal itu menjadi sebuah indicator bahwa orang tersebut masih  dikuasai ke dagingan. pikirannya ditawan perkara perkara duniawi dan hatinya belum dipulihkan. 
Dalam ayat 2 dikatakan: Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah kehadapannya dengan sorak sorai: Artinya nyanyian apapun yang kita nyanyikan saat ibadah, kita harus nyanyikan dengan sukacita. Yakni Sukacita yang timbul dari hati yang rindu dan dari hati yang melimpah dengan syukur sebagai wujud penghargaan atas seluruh karya Allah yang sudah memberkati, menyertai dan meneguhkan janji-janji-Nya yang luar biasa. Hal itu berarti, kalau orang Kristen memuji Tuhan harus segar, berkobar-kobar hatinya fokus kepada Dia yang Maha Agung. Artinya, kita datang kegereja untuk memuji Tuhan, bukan supaya dipuji orang. Sukacita memuji Tuhan ditentukan oleh hati yang berkobar-kobar karena merasakan kasih Allah, bukan karena irama lagu yang dinyanyikan.
Dalam Mazmur 100:5 dikatakan: sebab Tuhan itu baik, kasih setianya untuk selama-lamanya. Dari ayat tersebut kita menemukan prinsip-prinsip memuji dalam beribadah, yakni:
PertamaOrang yg pergi kerumah Tuhan adalah orang yang sudah diberkati, bukan mencari berkat. Karena itu kita memuji Tuhan dengan sukacita yang berlimpah. Dasarnya ialah karena Kasih setia-Nya yang Kekal.
Kedua,  Orang yang pergi kerumah Tuhan untuk memuji Tuhan, karena telah menikmati jaminan hari depan dan dipenuhi keyakinan akan menikmati jaminan yang lebih dalam lagi.
KetigaOrang yang pergi kerumah Tuhan untuk memuji Tuhan itu bukan mencari ‘Haleluyah” melainkan karena sudah menikmati makna haleluyah tersebut dan meng-aplikasikannya setiap hari. Wajahnya selalu berseri, hatinya baik sekali dan semangat hidupnya ber api-api.
Menyanyikan Pujian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian liturgi gerejawi. Saat memuji , tujuan pertama dan yang utama ialah kemuliaan Tuhan.  Dan ketika kita masuk dalam tahapan yang seperti itu, Tuhan yang kita puji itu akan melingkupi kita dengan kemuiaanNya serta memenuhi kita dengan sukacita yang sejati dan melegakan.  Inilah dasar dan esensi pujian yang benar dan yang Alkitabiah. Dan untuk umat yang beribadah dan memuji Nama-Nya dengan cara seperti ini, akan terus menikmati pemeliharaan, berkat yang betambah-tambah serta pengurapan yang semakin dahsyat. Amin (doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea STh, MA)


Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...