Minggu, Desember 22, 2013

P u l i h T u n t a s


Lukas 1:67-79
oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia melawat kita (78)
Dunia ini indah tdk ada tandingannya. Keindahannya semakin sempurna karena Tuhan menempatkan manusia bermukim didunia.  Manusia dirancang menjadi rekan sekerja Allah utk mewujudkan Visi-Nya. Manusia mulanya sarat damai dan  bahagia, tiada lapar maupun dahaga. Namun kemudian  manusia itu membawa bencana dengan merusak ciptaan Tuhan yg indah. Karena perbuatan tersebut, berbagai bencana pun melanda. Banjir dan longsor  merajalela merengggut nyawa berjuta manusia. Manusia yang dulu segambar  Khalik-Nya, kini menjadi segambar dengan seteru-Nya, tragis!
Masih adakah harapan bagi manusia?
Allah perduli dengan manusia! Dia  menghampiri dan menyapa manusia. Dia membuat Natal sebagai wujud penyataan-Nya yang memulihkan. Di dalam Natal Allah bertindak dan menyatakan diri. Natal adalah pemulihan harkat dan martabat manusia. Momentum natal merupakan fajar pengharapan dambaan setiap insan disepanjang zaman. Setelah sekian lama manusia menjadi pecundang kegelapan, melalui natal manusia menerima kuasa pembebasan. Didalam Natal, Allah melawat manusia. Di dalam Natal Dia memberikan kuasa supaya manusia mampu mengalahkan setiap bentuk penghalang dan  menjadi pemenang, Haleluyah!
Saudara…, Natal berarti berpihak kpd kebenaran sekaligus berkomitmen utk keadilan. Esensi Natal berarti perduli kpd mereka yg tertindas dan solider utk mereka yang terabaikan. Itulah wujud kemenangan yang sesungguhnya.
Di perayaan Natal tahun ini bahkan disetiap waktu, Tuhan Yesus Kristus kembali mengingatkan gereja-Nya agar berubah dari cara bergereja yg menyimpang. Bersikap kritis terhadap materialisme yang merasuk gereja serta  menghalau pembinasa keji yang mulai berdiri ditempat kudus. Di perayaan Natal malam ini, kami mengundang saudara utk menggapai Visi Tuhan yg Universal: “kemuliaan bagi Allah ditenpat maha tinggi dan damai dibumi”. Aplikasinya ialah: Yg menggelandang hrs dibuat perteduhan, yg lapar harus diberi makanan. Mereka yg ngin berjuang ditengah keterbatasan harus ditopang dan diberdayakan hingga mampu mandiri dan sejahtera.

GBI Aletheia Pamulang, menerima Visi yg jelas dan transformatif, yaitu “Membangun Anggota Jemaat yang Siap menjawab tantangan zaman” . Kami dipanggil membangun pribadi anggota jemaat, bukan gedung dan menjadi menara babel modern. Kami dipanggil membangun organisasi yg majemuk, bukan tunggal yg bermuara otoriter. Kami dipanggil membuat perbendaharaan jemaat yang transfaran bukan yang tersembunyi. Itulah sebabnya kami mengajak saudara untuk bersama membawa perubahan kepada mereka yaitu setiap orang Kristen yang tidak berdaya. Menghimpun mereka untuk tujuan bersama. Eccllesia reformata ebcclesia reformanda. Kami berdoa supaya Tema Natal “ Yesus Kristus datang Membawa Pemulihan”, Menjadi komitmen bersama sekaligus  menjadi momentum  terwujudnya sebuah gerakan perubahan yg akhirnya bermuara pada sejahtera bagi umat Tuhan.  

Selamat Natal 2013 dan Selamat Menyongsong Tahun Baru 2014.
Tuhan Yesus Kristus Memberkati. 
Doaku menyertai saudara: Pdt haposan Hutapea STh, MA


Jika anda diberkati melalui renungan ini dan rindu membantu Rencana Pengadaan Gedung GBI Aletheia Pamulang, kirimkan Donasi anda ke BCA 0671025708

Sabtu, Desember 07, 2013

S U A M I – I S T R I I D A M A N

 (Lukas 1:5-66)
keduanya adalah benar dihadapan Allah dan hidup menurut segala perinntah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat (ay 6)
Janji firman Tuhan yg mengatakan bahwa  suami yang sudah tua akan mendapat anak karena isteri yang sudah lanjut usia akan melahirkan seorang anak laki-laki, merupakan sebuah janji yang tidak masuk akal, termasuk buat seorang Imam besar seperti Zakharia. Mengapa janji itu tidak bisa dipercaya dan tidak masuk akal? Pertama, karena yang dijanjikan tersebut diluar hukum biologis manusia. Kedua, yang dijanjikan tersebut tidak biasa dan hanya pernah terjadi satu kali sebelumnya dan hanya dialami Abraham bapa segala orang beriman. Artinya, orang akan lebih mudah percaya hal-hal yang biasa yg dapat dihitung dan diprediksi berdasarkan ilmu pengetahuan dari pada sesuatu yang bertentangan dengan akal manusia. Memang hal-hal jasmaniah seringkali menutupi hal-hal yang bersifat rohaniah. Hal-hal yang ilahi seringkali tertutupi oleh hal-hal yang manusiawi. Apa makna berita yang mengejutkan itu bagi keluarga imam itu dan maknanya bagi kita orang percaya?
1. Berita itu mengajarkan bahwa Tuhan ingin memakai setiap keluarga orang percaya untuk memberitakan kabar baik kepada mereka yang ada di dalam kegelapan. Sama seperti Yohanes sebagai pembuka jalan buat Yesus, demikianlah semestinya setiap  suami-isteri seharusnya membawa berita baik tentang keselamatan kepada keluarga yang lain.
Dengan giat melayani dan taat pada janji firman Tuhan, kita menjadi saksi yang besar dan membawa dapat yang signifikan. Jangan kita menjadi batu sandungan bagi pasangan kita.
2. Berita itu membuktikan bahwa semua janji Tuhan pasti tergenapi dan tidak ada yang sanggup menghalangi. Oleh sebab itu setiap suami-isteri yg sedang menanti janji Tuhan, perlu bersabar dan yakin akan janji Tuhan tersebut, karena Tuhan Yesus Kristus pasti menepati janji-Nya. Yang penting didalam setiap keluarga selalu tercipta keharmonisan. Isteri menghormati suaminya, dan seorang suami mengasihi dan menghargai isterinya. Sebagai orang percaya kita tidak boleh kecewa, tetapi percaya kepada Dia yang Maha Setia, Haleluya. Jangan kita dituduh sikap negative kita terhadap pasangan.
3. Berita itu mengajarkan supaya setiap suami-isteri senantiasa berkerinduan melayani Tuhan. Walau diperhadapkan dengan tantangan dan rintangan, pelayanan harus tetap jalan. Upah kita besar, seperti yang diterima Zakharia dan Elisabeth.
Suami-isteri idaman bukan hanya sepakat untuk perkara-pekara jasmaniah saja, tetapi juga sepakat mengabdi di ladang Tuhan. Saling menguatkan ketika gagal, dan saling menopang untuk melakukan kebaikan. Suami-isteri idaman selalu bergandengan tangan menuju rumah Tuhan. Selamat menjadi suami-isteri idaman, Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin.

Jika anda diberkati melalui renungan ini dan rindu membantu Rencana Pengadaan Gedung GBI Aletheia Pamulang, kirimkan Donasi anda ke BCA 0671025708

Sabtu, November 30, 2013

Bagai Bunga Bakung

Hosea 14:6-9
Aku akan seperti embun bagi Isael, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar (ayat 6).
Bunga bakung, bunga idaman, bau harum dan semaraknya menawan mata setiap insan. Banyak di padang, indah dipandang, terpatri abadi di tiap tiang rumah Tuhan (1 Raj. 7:19,22). Bunga bakung itu melambangkan manusia yang dirancang memuliakan  TUHAN. Selain itu bunga bakung tersebut juga melambangkan manusia yang hari ini gagah perkasa penuh bersemangat, ayu sekaligus menawan tetapi besok sudah tidak ada. Tuhan mendandani bunga bakung sedemikian indah melebihi kemilaunya dandanan yang diciptakan dan dipakai manusia. Oleh sebab itu melalui pelajaran tentang bunga bakung kita akan melihat rencana Tuhan dan dampak luar biasa di setiap hidup manusia yang taat terhadap rencana Tuhan tersebut, yaitu:
Pertama. Setiap orang yang percaya akan di mampukan untuk menjadi saksi yang besar di setiap lingkungan masing-masing. Selagi masih hidup, harus menjadi saksi. Bagai bunga bakung yang berbunga, manusia itu di tuntut untuk memancarkan keindahan dan keharuman. Kesempatan sudah diberikan, wadah di GBI Aletheia sudah disediakan bahkan talentapun sudah dikaruniakan. TUHAN BERSABDA: Laksanakan!!!!
Kedua. Setiap orang yang percaya akan kokoh dalam menghadapi setiap tantangan. Bagai pohon hawar ia akan menjulurkan dan menancapkan akar-akarnya hingga tahan di segala musim dan kuat disetiap badai. Orang Kristen harus bertipe climber saat menghadapi masalah karena mampu meruntuhkan rintangan hingga jaya sampai tujuan. Jangan lengah, jangan lemah. TUHAN BERSABDA: BERJUANGLAH!!!
Ketiga. Setiap orang percaya dipanggil semakin mekar berkembang ke kiri dan ke kanan. Selalu rindu mengembangkan komunitas persekutuan yang  menghasilkan kesegaran dan ketenangan. Setiap orang Kristen dipangil merencanakan kebaikan bukan kecelakaan. Olehnya orang akan tinggal nyaman, bebas dari tekanan  dan ancaman. TUHAN BERSABDA: BERGEGASLAH!!!
Keempat. Setiap orang percaya akan terus menghasilkan buah dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Ia memandang semua orang sebagai saudara dan tidak membuka telinganya terhadap hasutan dan adu-domba. Orang Kristen perlu selalu mengetahui kalau ada yang salah, Tuhanlah yang menjadi hakimnya. Sebab itu dia tak pernah mengambil haknya Tuhan. Orang Kristen tak cemburu di saat orang senang, dan tidak congkak saat mencapai puncak. Dia ada saat orang lain berduka, serta mengulurkan tangan tatkala orang lain merana. Bagai bunga bakung, orang percaya harus terus mekar selagi hari masih siang. TUHAN BERRSABDA: WASPADALAH!!!. Haleluyah.
Saudara, Tuhan memberkati kita hari lepas hari. Alangkah baik dan indahnya jika kita semakin dalam masuk pada sikap hidup yang dikehendaki Tuhan.

Di Minggu Adven pertama ini, penting bagi kita untuk berteduh diri dihadapan Tuhan dan bertanya dalam diri masing-masing, sudahkah kita siap menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus?. Jawabannya ada didalam diri kita masing-masing. Selamat memasuki minggu-minggu Adven, Tuhan Yesus Kristus Memberkati, Amin. (Doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea, STh, MA Gembala Jemaat GBI Aletheia Pamulang)

Jika anda diberkati melalui renungan ini dan rindu membantu Rencana Pengadaan Gedung GBI Aletheia Pamulang, kirimkan Donasi anda ke BCA 0671025708

Sabtu, November 16, 2013

Si Bung, Si Bunga dan Bunga

Matius 6:25-30
Perhatikan bunga bakung di ladang... (28b)
Semua orang suka bunga! Besar kecil, tua-muda, pria, dan wanita pasti suka bunga. Istana nan megah kurang semarak tanpa bunga dan taman yg asri kurang indah tanpa bunga. Dengan bunga manusia menunjukkan perasaannya. Melalui bunga, cinta dan suka diungkapkan, dan dengan bunga pula orang menunjukkan duka citanya. Bahkan oleh bunga, tanah  gersang berubah menawan, panas terik terasa menyegarkan. Mengapa manusia suka bunga? Apakah karena bunga itu harum wangi berwarna-warni dan indah menawan hati? Atau apakah karena usianya yang singkat seperti batas hidup manusia yang singkat? Memang dalam hal-hal tertentu manusia itu sama dengan bunga, yaitu:
Seperti manusia, bunga adalah ciptaan Allah.
Sebagai ciptaan-Nya ia didandani dan dipelihara oleh Allah. Ia mengalami proses pertumbuhan seperti manusia. Bermula dari benih yang sangat kecil, bunga bertumbuh lemah, kemudian berkembang berkelopak warna-warni. Beberapa waktu kemudian menjadi tua dan layu dan akhirnya punah. Seperti manusia, setelah mati ada yang masuk Sorga dan ada yang masuk Neraka, bunga setelah gugur ada yang menjadi pupuk di ladang namun ada pula yang dikumpulkan dan dibuang ke dalam api.
Seperti bunga yang hari ini mekar indah menawan mata, demikianlah nasib manusia. Setelah ia lahir, berumbuh dan berkarya, namun kemudian ia menjadi tua, layu dan akhirnya mati, hilang tak ada bekas. Bedanya ialah, kalau bunga tidak dapat memilih ke kemana ia setelah layu, manusia dapat menentukan arah yang akan ditempuh saat ia mati: ingin dikumpulkan dan dibakar api neraka atau dikumpulkan ke dalam kekekalan yang mulia.

Seperti manusia, bunga kurang menarik kalau hanya hidup sendiri
Setangkai bunga jauh lebih semarak dari sekuntum bunga. Manusia akan terasa lebih berarti jika hidup bersama sesama. Tanpa orang lain, hidup ini tidak akan semarak dan kehilangan gairahnya. Mengapa demikian? Jawabnya ialah, karena orang lain dapat kita buat menjadi sekutu meraih tujuan, atau menjadi pesaing pemicu motivasi untuk berprestasi. Saudara tentu dapat membayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa orang lain. Dikantor sendiri, berjalan sendiri, makan sendiri, tidur sendiri. Walau anda berlimpah materi, anda pasti sedih, tak tahan!!!! Itulah sebabnya Tuhan memberikan penolong, sekaligus memanggil kita bersekutu. Itu pula sebabnya kita disebut “umat”  bukan ‘engkau’ dan ‘aku’!. Seorang psikolog berkata “individu yang hidup menyendiri adalah manusia abnormal”.
Manusia memang mahkluk social. Diciptakan untuk bersama dan saling tolong menolongn. Dipanggil bertobat supaya bersama-sama memuliakan Tuhan. Diciptakan untuk bersama manaklukkan dunia, dan diciptakan untuk saling memberi dan saling menerima. Konkritnya di segala tempat dan waktu manusia membutuhkan sesamanya. Di dalam Sorga, orang-orang percaya memuji Tuhan. Di Neraka orang-orang berdosa menjerit dan mengerang karena dahsyatnya hukuman. Sebagai orang percaya mari kita bergegas menyingkirkan kesombongan, antipati, egoisme, karena semua itu berpotensi memisahkan kita dari orang lain. Konkritnya, Saat hidup dan mati kita  membutuhkan orang lain. Bukankah kekuatiran dapat hilang karena ada orang lain bersama kita?, Amin.
(Doaku menyertai saudara, Pdt Haposan Hutapea, STh. MA, Gembala Jemaat GBI Aletheia Pamulang)




Jika anda diberkati melalui renungan ini dan rindu membantu Rencana Pengadaan Gedung GBI Aletheia Pamulang, kirimkan Donasi anda ke BCA 0671025708

Sabtu, November 02, 2013

HIDUP BAGAI AIR YG MENGALIR

( Mazmurv 37:1-11 )
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; (ayat 5)
Orang yang mengerjakan banyak hal dengan target yg terlalu tinggi seringkali membuat orang tersebut tertekan dan emosional. Tingginya kebutuhan hidup dan melambungnya inflasi membuat orang begitu mudah melupakan norma dan membuat aturan sendiri, kasih banyak orangpun semakin terhidrasi.
Tidak dapat disangkal, keadaan manusia saat ini sangat rawan. Modernitas dan tehnologi yg semakin canggih ternyata justeru lebih menjadi ancaman bagi kehidupan itu sendiri. Hubungan sosial memprihatinkan. Kebebasan berekspresi justeru membuat situasi semakin tidak pasti. Maka sangat sering kita melihat sosok orang yang bertopangkan dagu dengan tatapan kosong, orang yang meratap karena kecewa, orang yang beringas bagai binatang jalang yg terperangkap karena kehilangan akal sehat. Di sisi lain petani dan buruh bagai kuli yg bekerja tiada henti dari pagi sampai malam hari tetapi hasilnya kurang menjanjikan.
Semua orang berjuang membangun harkat diri namun terjerumus kedalam jurang prustasi, dan berkata  “Hidup ini tidak berarti!! Dan tak ada guna menganut nilai-nilai dan adalah perbuatan bodoh kalau taat pada norma-norma”.  Akan tetapi firman Tuhan hari ini sangat menghibur dan mengatakan yg sebaliknya: “Orang yang rendah hati akan mewarisi negri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah” (ayat 11). Semua yang difirmankan TUHAN melalui tulisan raja Daud ini merupakan kebenaran yang telah terbukti di dalam perjalanan kehidupan penulisnya yang telah lebih dahulu mengalami berbagai macam penderitaan seperti kita alami pada zaman sekarang ini. Melalui kisah hidupnya kita dapat menarik satu kesimpulan; “ Hidup di masa yang akan datang ditentukan melalui cara kita menghadapai hidup di masa kini. Artinya dalam hidup ini, kita selalu diperhadapkan dengan pilihan:  bergantung kepada Tuhan seperti Daud? Atau membiarkan hidup kita di gantung oleh masalah? Jika kita memilih bergantung kepada Tuhan, maka kita kuat dan dipulihkan.  Kita akan seperti air yang mengalir dari sumbernya. Tembok yang tinggi tidak akan membuat kita berhenti. Jurang yang dalam tidak akan membiarkan langkah kita  
tertahan. Bagaikan Air kita harus tetap merangkak  sampai mengatasi tembok, tetap bertahan   dengan ethos juang seorang pahlawan.
Oraang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus harus seperti air yg keluar dari sumber. Sekali air tersebut mengalir dari sumber, panas terik tidak akan sanggup mengeringkannya, hujan badai membuatnya semakin cepat mewujudkan tujuannya. Ia menyegarkan rumput yg mulai layu. Mengatupkan tanah yang kering kerontang dan menjadi berkat bagi setiap mahkluk, menjadi penopang hidup bagi pepohonan. Demikianlah orang yang sungguh-sungguh bergantung kepada Tuhan Yesus Kristus.

Sebagai anak-anak Tuhan biarlah kita selalu ada di dalam sumber yang sejati, yakni Tuhan Yesus Kristus. AMIN.



Jumat, Oktober 18, 2013

MAJOREM GLORYAM DEI

Kolose 3:5-17
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus.sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita, (ayat 17)
Firman Tuhan diatas mengatakan, semua jenis pekerjaan baik yang kita lakukan harus kita lakukan didalam nama Tuhan Yesus Kristus. Semua bentuk pekerjaan itu baik, apakah itu pegawai negeri, karyawan swasta, pedagang, pengemudi atau ibu rumah tangga atau seorang seniman adalah pekerjaan baik, sebab itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh!! Tuhan sangat senang dengan setiap pekerjaan Saudara. Dan Dia sungguh-sungguh ingin memberkati Saudara melalui pekerjaan itu. Itulah sebabnya kita dituntut untuk mengerjakan pekerjaan itu dengan sekuat tenaga, lugas dan tuntas. Rasul Paulus mengatakan: “.... setiap pekerja wajib mendapat upah”. Maksudnya ialah selalu tersedia upah bagi seorang pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan tanggungjawab, gembira dan totalitas. Oleh sebab itu cara kita memandang serta melakukan pekerjaan itu sangat penting. Kita harus memandang pekerjaan sebagai sebagai ladang Tuhan, kemudian melakukannya dengan ethos yg selaras dengan kehendak Tuhan. Hal itu berarti tujuan kerja Kristen ialah untuk bersaksi. Dan agar mampu bersaksi dengan efektif, seorang pekerja harus ditempatkan yang sesuai dengan kemampuannya dan menciptakan rasa memiliki terhadap pekerjaan tersebut serta membangun kebersamaan di dalam lingkungan kerjanya dan mendapat hasil yang layak dari pekerjaan  tersebut. Intinya ialah, tempat bekerja semakin maju dan orang yang melakukan pekerjaan itupun sejahtera. 
Dalam nats di atas rasul Paulus mengatakan, disetiap hal yang kita lakukan semuanya dilakukan dalam nama Tuhan Yesus. Yang dimaksud dengan melakukan segala sesuatu dalam nama Tuhan Yesus adalah, setiap orang harus peduli dengan kualitas kerja mereka. Bekerja dalam nama Tuhan Yesus itu dituntut mutu dan totalitas. Menjadi berkat harus menjadi tujuan pokok. Kesadaran bahwa Allah adalah sumber kerja harus menjadi dasar dalam bekerja. Oleh sebab itu setiap penghalang kerja dan penghambat prestasi kerja perlu dideteksi sedini mungkin. Kemudian setiap usaha untuk mengeksploitasi pekerja harus disingkirkan. Konkritnya, orang yang memberi kerja, serta orang yang bekerja harus sama-sama mendapat hasil dari kerjanya dan menjadi berkat bagi banyak orang. Majorem Gloryam Dei, Haleluyah!!!
Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan beberapa hal, yaitu: 
Pertama, Orang yang mendapat kerja adalah orang yang mendapat karunia Tuhan. 
Kedua,  Orang yang menghargai kerja sebagai karunia Tuhan adalah orang yang menghargai Dia sumber kerja tersebut. Dan orang yang menghargai Tuhan sebagai pemberi kerja tersebut akan bersyukur dan selalu mengembalikan milik Tuhan yang dititipkan melalui upah kerja yang diterimanya, Amin.

Rabu, September 18, 2013

Tenanglah!!

Ulangan 15:1-15
Haruslah kau ingat, bahwa engkaupun dahulu budak ditanah Mesir; dan engkau ditebus oleh Tuhan Allahmu, Iitulah sebbanya Aku memberi perintah kepadamu. (Ulangan 15;15)
Setiap orang paling tidak memiliki sebuah pengalaman yg susah dilupakan. Baik yg berkaitan dengan orang lain demikian juga dengan sebuah peristiwa. Entahkah pengalaman itu buruk atau indah dua-duanya adalah pengalaman.  Dan kadang pengalaman itu menimbulkan reaksi yang berbeda. Terkadang olehnya kita senyum dan tertawa sendiri seakan kehilangan kendali diri. Olehnya juga kita dapat murung sepanjang hari bahkan menangis tanpa henti. Intinya, masa lalu dapat membuat kita berbangga diri, namun olehnya juga kita dapat tunduk diri menyesali yg terjadi. Pengalaman di perjalanan hidup yang kita lalui dapat kita buat menjadi ukuran sekaligus menjadi sebuah alat untuk instrospeksi diri. Pengalaman itu dapat berfungsi sebagai pembanding antara hidup dalam dosa dimasa silam dan implikasinya yang merugikan dengan hidup dalam Tuhan dengan dampak positifnya yang membahagiakan. Intinya, Pengalaman dapat kita jadikan sebagai sebuah mercusuar kehidupan sehingga dapat memastikan arah yang menuju maut atau arah menuju muara keberkatan.  Masa lalu dalam kekerasan hati dan diikat kuasa kegelapan dapat menjadi kesaksian utk menyadarkan org lain. Bahkan  Penderitaan dan kegagalan karena dosa dimasa lalu yg membuat kita putus asa, dapat menjadi sebuah perenungan yg membuat kita mengambil keputusan  utk berkata "tidak"! terhadap dosa dan perilaku menyimpang. Dalam nats diatas, Tuhan mengajak kita untuk mengingat masa silam yang gelap tanpa Tuhan dan pengaruhnya terhadap kehidupan. Mengingat masa silam bukan berarti menyuruh kita untuk hidup dengan masa lalu, melainkan membuat masa lalu sebagai pelajaran kemudian menaikan syukur atas masa kini serta memilki langkah pasti menuju masa depan yang lebih baik.  
Melalui pengalaman iman dimasa silam, akan memampukan kita bereaksi positif dimasa kini dan nanti. Artinya, jika suatu ketika kita menghadapi badai, kita tetap tegar karena kita sudah pernah mengalami pertolongan Kristus yang Sejati.
Hari ini GBI Aletheia di ditahbiskan sebagai gereja yang dewasa. Artinya jika selama ini kita hanya diakui diantara 203 GBI di BPD Banten, maka sejak saat ini kita berdiri sejajar dengan 8000 an GBI Seluruh Indonesia dan l;uar negeri, Haleluyah.  Peristiwa ini membuat keyakinan kita semakin dikukuhkan bahwa Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala gereja, Dialah yang memulai dan Dia sendiri yg akan terus membela dan menyertai Jemaat Aletheia dan memberkati setiap pribadi dan keluarga yg sungguh terbeban mendukung pekerjaan Tuhan. Pengalaman Penyertaan Tuhan di  perjalanan pelayanan GBI Aletheia yang sarat tahapan sekaligus berlimpah rintangan tentu semakin membuat sidang jemaat memandang hari depan dengan penuh keyakinan, sekaligus meningkatkan konsistensi dan komitmnen setiap pribadi untuk terus maju bersama melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa.
Dengan mengingat Penyertaan Tuhan yang Maha Setia, kita dapat melihat masa depan dengan penuh sukacita. Sebab dengan mengingat masa lalu, kita tidak perlu ladi ragu. Kita pegang janji Tuhan, kita pupuk kebersamaan dan kita lenyapkan setiap bentuk prasangka, Tuhan Yesus Kristus Memberkati.
Ecclesia reformata ecclesia semper reformanda. Ubi Christus ibi ecclesia. Panta di autou egenetou, kai zoris autou egeneto aude, en ho gegonen, Amen. (pendeta Haposan R hutapea Sth, MA)

Sabtu, September 07, 2013

JALAN BENAR MENUJU BERKAT

(Bilangan 12:1-16)
Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: “Ya Allah sembuhkanlah kiranya dia.” (ay 12)
Musa hidup tahun 1500 SM. Dia  Orang Israel murni yang karena mukjizat Allah selamat dari genosida penduduk pendatang di Mesir. Bahkan karena kuasa Allah pula Musa hidup dan dibesarkan serta menerima pendidikan ala istana Firaun sehingga cerdas dan berwawasan luas. Musa, selain diajar teori pemerintahan dia juga diajar teori kepemimpinan dan teori pendelegasian tugas (Bil. 18:13-27) Teori kepemimpinan yang dia pelajari dan kredibilitas karakternya yang teruji membuatnya mampu melewati krisis saat berjalan menuju Kanaan.

Sebagai Hamba Allah, Musa adalah teladan. Selain lembut hati, beriman, Musa selalu rela berkorban untuk umat Tuhan. Bahkan motivasi kepemimpinannya sungguh tak ada bandingannya. Dia tidak menganggap kepemimpinan sebagai kesempatan untuk bertindak arogan dan sewenang-wenang. Kualitas karakter seperti itu membuat Musa mampu lolos dari berbagai usaha penolakan kepemimpinan. Semua bentuk penolakan yang dialami Musa seakan menggambarkan penolakan yang  terjadi didalam kehiduan Yesus Kristus, yaitu:
Musa dikritik habis-habisan karena menikah dengan perempuan Kusy (Bil. 12:1),  Yesus Kristus dikritik oleh Orang Farisi dan orang Yahudi karena ajarannya

Musa dikudeta oleh saudara sendiri (Bil. 12:2), Yesus ditolak oleh saudara-saudara sendiri
Musa dikudeta oleh Korah dengan pengikut-pengikutnya (Bil. 16), Yesus ditolak Imam kepala  dan diserukan untuk disalibkan
Musa mengalami perlawanan seluruh umat Israel yang lebih menginginkan kembali ke Mesir (Bil. 14:1-4), Yesus dan anugerah Allah yg diwartakannya ditolak oleh mayoritas manusia dan lebih memilih hidup dalam dosa dan pemberontakan kepada Allah.
Namun di tengah-tengah semua penolakan itu, Musa menunjukkan kebesarannya dan  hatinya yang tulus dan luhur. Dengan doa yg khusuk Musa memohonkan pengasihan dan pengampunan bagi Israel. Doanya yang tulus dan kasihnya yang dalam melepaskan sebagian besar umat Israel dari kebinasaan karena dosa pemberontakan.

Melalui Musa kita dapat mengerti bagaimana sikap yang benar sebagai  umat yang mengaku percaya kepada Kristus Yesus, yaitu betapa pentingnya setiap orang memiliki keluhuran, kelembutan hati dan sikap panjang sabar. Sifat luhur tersebut hanya terjadi jika setiap orang bersedia membuka hati untuk diubahkan Kristus.

Melalui renungan hari ini kita belajar tiga hal, yaitu
1, kita wajib berdoa untuk orang yang menolak kita. Buanglah dendam dan sakit hati, kemudian lepaskanlah pengampunan dan berkat.
2, Jika ada orang meragukan kredibilitas kita, buanglah sungut-sungut dan akar pahit dan tunjukkanlah kesaksian yg konkrit.
3, Jika kita dipercayakan Tuhan sebuah  otoritas, tunjukkanlah keteladanan dan buanglah kemegahan diri serta motivasi  yg menyimpang.  
Ajaran seperti itulah yang diajarkan Musa dan demikian pula sari ajaran dari Tuhan kita Yesus Kristus. Itulah intisari kekristenan, Amin 
(Doaku menyertai saudara, Pendeta Haposan Hutapea, STh, MA)


Minggu, September 01, 2013


JALAN BENAR MENUJU LUMBUNG BERKAT

Kejadian 22: 1-19
Oleh keturunanmulah semua bangsa dimuka bumi akan mendapat berkat,
 karena engkau mendengarkan firman-Ku (ay 18) 
Emas namanya logam mulia sebutannya. Harganya mahal namun didambakan banyak orang. Barang tambang ini dapat dibuat untuk berbagai tujuan. Emas dipakai sebagai perhiasan, dibuat juga sebagai sarana investasi bahkan dipakai sebagai  gigi imitasiSelain itu Emas pun dibuat juga sebagai aneka lambang: kawin emas, anak emas, dan pribadi emas. Bahkan dalam berbagai kompetisi olah raga emas diberikan kepada mereka yang terbaik.  
Saudara mungkin memakai emas dan semoga tetap rendah hati meskipun memiliki banyak emas. Tetapi walau banyak dicari, banyak orang tidak mengetahui proses penemuan dan pembuatan emas. Biasanya orang hanya mengetahui Emas itu mahal harganya. Mengapa mahal? Karena mencari dan membentuknya sulit, berat dan membutuhkan biaya yang mahal. Bayangkan: pertama bukit-bukit yang dikira mengandung emas dibongkar-bangkirkan, beragam batu-batuan di pecahkan, kemudian pecahan-pecahannya dihaluskan, setelah itu disaring dan mendapat biji-biji emas. Terkadang dari satu ton bebatuan hanya menghasilkan puluhan gram emas. Kemudian proses pembentukkan masih berlanjut. Emas itu dipanaskan sampai mencair. Setelah itu para tukang emas membentuk sesuai pesanan. Dipalu, dikikir, dibengkokkan, diukir dan lain sebagainya. Andaikan emas itu bisa bicara dan merasa,  sakitnya pasti   luar biasa dan emas tersebut akan mengerang, menjerit, dan akan memohon ampun pada orang yang membuatnya. 
Abraham merupakan seorang  ‘hamba emas’ bagi TUHAN. Hamba yang telah  lulus proses iman yg panjang. Seperti emas, dia diambil dari kampung halaman. Pergi mengikuti jalan dan tujuan Tuhan dan taat masuk ‘dapur peleburan’. Di dapur peleburan Abraham diuji melalui berbagai penderitaan bagai emas yang sedang dibentuk sesuai pesanan. Sebagai orang yang berkelana dinegeri asing,  Abraham sarat dengan berbagai tantangan. Namun walau demikian, Abraham taat dalam iman. Tak goyah karena kesulitan, tak undur walau selangkah pun.     Sama seperti emas yang mulanya terpendam menjadi indah karena ditempa, demikianlah Abraham. Dia dibawa masuk ke dalam dapur ujian untuk dibuat menjadi hamba yang mulia, mejadi teladan, dan menjadi bapa segala orang beriman serta menjadi berkat bagi semua orang. Konkritnya, Abraham bukanlah pelayan karbitan. 
Banyak orang Kristen ingin diberkati seperti Abraham. Dan tak sedikit hamba Tuhan ingin memiliki iman sekaliber Abraham bahkan ingin kaya dan massyihur seperti Abraham, namun mereka tidak ingin mengalami proses seperti Abraham. Gaya hidup modern yang cenderung instan merasuki kehidupan rohani orang Kristen. Semua ingin menuai sukses tetapi hanya sedikit yang ingin menjalani proses yang berliku dan panjang. Bagaikan buah, mereka ingin dikarbit dan menolak matang dipohon.
Saudara, Allah menghendaki setiap orang percaya diberkati supaya menjadi berkat. Satu-satunya cara diberkati yang Tuhan ajarkan di Alkitab ialah Taat melakukan firman, seperti yang Abraham lakukan. Oleh sebab itu mari kita nikmati berkat yang berlimpah seperti yang dinikmati Abraham sekaligus taat seperti taatnya Abraham, Amin (doaku menyertai saudara Pdt Haposan Hutapea STh, MA)

Minggu, Agustus 25, 2013

Kreatif dan bertindak konkrit

(Filipi 2:1-10)
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama diatas segala nama, (ay 9)
Rasul Paulus merupakan pribadi teladan bagi setiap orang yang rindu memiliki  percaya yg benar kepada Tuhan Yesus Kristus. Paulus, Dari penghujat menjadi pemuja! Dari orang yang sombong menjadi rendah hati. Dari orang yg suka berpura-pura menjadi jujur dan tulus. Intinya, Rasul Paulus adalah contoh sempurna orang yg beriman. Kepercayaannya teruji setiap waktu dan perkataannya selalu terwujud dalam perilaku. Konkritnya, Rasul Paulus Selalu rindu menjadi berkat buat semua orang untuk memenangkan mereka dan menjadi teladan dihadapan rekan-rekan sepelayanan supaya kompak dan bersemangat. 
Sebagai seorang Rasul,  Paulus membuat sebuah keteladanan yang luar biasa, yaitu: dari pada menerima lebih baik  memberi. Dari pada menyuruh orang lain, dia melakukan sendiri. Dalam Filipi 2:2 Rasul Paulus menuliskan hal yang paling utama harus dilakukan setiap orang Kristen sepanjang zaman dan disegala tempat, yakni kebersamaan. Sebab bila pelayan Tuhan cenderung mengutamakan  kepentingan diri, maka yang timbul adalah disharmoni serta bertindak liar. Jika keadaan seperti itu berlarut-larut, gereja Tuhan akan kembali mengalami kegagalan seperti gereja di millenium pertama yang lalai menunaikan panggilannya sebagai gereja. Itulah sebabnya Paulus menuliskan kepada jemaat di Filipi : “Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan”. Artinya, setiap warga jemaat dan pelayan Tuhan dipanggil  hidup selaras dengan nilai luhur kristiani (Galatia 2:11-14)
Di zaman akhir ini, sangat sulit menemukan orang yang memiliki komitmen dan totalitas terhadap pekerjaan Tuhan. Pelayanan dianggap sebagai aktifitas biasa saja, ruang pamer dan sarana uji coba bahkan tidak sedikit yang membuatnya sebagai sarana cari untung. Sikap seperti itu merupakan bahaya besar bagi eksistensi gereja. Gereja akan akan kehilangan wibawanya dan  dianggap sama dengan ormas lainnya. Itulah sebabnya saat Paulus melihat visi tentang Makedonia, Paulus segera meninggalkan Yerusalem dan pergi  memberitakan Injil kpd orang-orang yg bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 16:6-12). Melalui ayat tersebut, Paulus menegaskan, untuk mewujudkan Visi kekal Kristus setiap orang harus taat sekaligus berinsiatif  memberi diri memenuhi panggilan Tuhan dan mampu meninggalkan zona aman masing-masing dan masuk pada zona baru didalam Kristus
GBI Aletheia Pamulang dipanggil untuk membangun komunitas yang sepenanggungan, beriman dan berkarakter seperti Kristus. Visi  Tuhan kepada GBI Aletheia bukan hanya sebatas berhimpun beribadah ditempat ibadah setiap hari Minggu tetapi mengaplikasikan melalui kesaksian diluar tempat ibadah. Tantangan umat Tuhan diera modern tidak dapat dipandang ringan. Dan realitas social orang Kristen yg  terpinggirkan harus menjadi prioritas pelayanan gereja. Setiap umat perlu diajar hidup kreatif dan institusi gereja perlu bertindak konkrit. Kasih tidak boleh sebatas kata, melainkan harus terjelma dalam fakta. Cara hidup yang selaras dengan keteladan Kristus yang seperti itu merupakan syarat mutlak sebuah hidup yang bermakna. Intinya, rela berkorban serta selalu rindu memberi diri merupakan wujud dari semua kualitas yang dibutuhkan.
Sebagai umat yg sudah ditebus, kita dituntut menyenangkan hati Tuhan. Selain itu kita perlu menyadari berkat besar yg sudah disediakan dibalik ketaatan melakukan panggilan tersebut. Kita akan ditinggikan dalam keberhasilan seperti Yesus Kristus ditinggikan. Rencana Tuhan kepada kita menjadi perkasa dibumi akan diwujudkan. Kita akan menjadi kepala bukan ekor. Dan akan menjadi pemenang dan berumur panjang serta hidup berbahagia, haleluya........(Ulangan 28:1-14)
Oleh sebab itu mari kita bertindak seperti Tuhan Yesus Kristus bertindak (ay 8-10). Amin. (Doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea STh, MA).

Selasa, Agustus 13, 2013

Pemuji S e j a t i

(Mazmur 100)
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur kedalam pelatarannya dengan puji--pujian (ay 4a)
Menyanyikan nyanyian rohani merupakan salah satu unsur penting ibadah gerejawi. Dengan menyanyi setiap umat menyembah dan meninggikan nama Tuhan. Dan dengan menyanyi pula umat mengungkapkan puja syukurnya atas rahmat dan karunia yg tak berkesudahan. Esensinya ialah meninggikan nama Tuhan Yesus Kristus. Ayat yang diatas menyatakan secara lugas: masuklah dengan nyanyian syukur dan ke dalam pelatarannya dengan puji-pujian. Artinya, Orientasi seluruh sikap dan pujian yg kita nyanyikan adalah Tuhan bukan diri kita sebagai umat yang memuji. Itulah sebabnya setiap umat harus menyadari, kalau menyanyi, harus menyanyi penuh kesungguhan jangan asal-asalan. Suara boleh fals tetapi hati dan motivasi harus pas. Haleluyah...... !  
Menyanyi berarti  mempersembahkan diri melalui puji-pujian kepada Tuhan, bukan untuk memuaskan diri. Kalau tujuan umat menyanyi digereja supaya  dipuaskan dan supaya disukacitakan hal itu berarti telah menyimpang jauh dari tujuan memuji yang sebenarnya. Bahkan hal itu menjadi sebuah indicator bahwa orang tersebut masih  dikuasai ke dagingan. pikirannya ditawan perkara perkara duniawi dan hatinya belum dipulihkan. 
Dalam ayat 2 dikatakan: Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah kehadapannya dengan sorak sorai: Artinya nyanyian apapun yang kita nyanyikan saat ibadah, kita harus nyanyikan dengan sukacita. Yakni Sukacita yang timbul dari hati yang rindu dan dari hati yang melimpah dengan syukur sebagai wujud penghargaan atas seluruh karya Allah yang sudah memberkati, menyertai dan meneguhkan janji-janji-Nya yang luar biasa. Hal itu berarti, kalau orang Kristen memuji Tuhan harus segar, berkobar-kobar hatinya fokus kepada Dia yang Maha Agung. Artinya, kita datang kegereja untuk memuji Tuhan, bukan supaya dipuji orang. Sukacita memuji Tuhan ditentukan oleh hati yang berkobar-kobar karena merasakan kasih Allah, bukan karena irama lagu yang dinyanyikan.
Dalam Mazmur 100:5 dikatakan: sebab Tuhan itu baik, kasih setianya untuk selama-lamanya. Dari ayat tersebut kita menemukan prinsip-prinsip memuji dalam beribadah, yakni:
PertamaOrang yg pergi kerumah Tuhan adalah orang yang sudah diberkati, bukan mencari berkat. Karena itu kita memuji Tuhan dengan sukacita yang berlimpah. Dasarnya ialah karena Kasih setia-Nya yang Kekal.
Kedua,  Orang yang pergi kerumah Tuhan untuk memuji Tuhan, karena telah menikmati jaminan hari depan dan dipenuhi keyakinan akan menikmati jaminan yang lebih dalam lagi.
KetigaOrang yang pergi kerumah Tuhan untuk memuji Tuhan itu bukan mencari ‘Haleluyah” melainkan karena sudah menikmati makna haleluyah tersebut dan meng-aplikasikannya setiap hari. Wajahnya selalu berseri, hatinya baik sekali dan semangat hidupnya ber api-api.
Menyanyikan Pujian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian liturgi gerejawi. Saat memuji , tujuan pertama dan yang utama ialah kemuliaan Tuhan.  Dan ketika kita masuk dalam tahapan yang seperti itu, Tuhan yang kita puji itu akan melingkupi kita dengan kemuiaanNya serta memenuhi kita dengan sukacita yang sejati dan melegakan.  Inilah dasar dan esensi pujian yang benar dan yang Alkitabiah. Dan untuk umat yang beribadah dan memuji Nama-Nya dengan cara seperti ini, akan terus menikmati pemeliharaan, berkat yang betambah-tambah serta pengurapan yang semakin dahsyat. Amin (doaku menyertai saudara, Pdt. Haposan Hutapea STh, MA)


Minggu, Juli 28, 2013

Mengalir bagaikan Sungai

( Hagai 2:1-10 )
KepunyaanKulah perak dan kepunyaanKulah emas, demikianlah Firman Tuhan (ay 9).
Semua pekerjaan baik, yang dikerjakan dengan prinsip-prinsip  Tuhan, pasti akan diberkati oleh Tuhan. Melakukan pekerjaan dengan prinsip Tuhan sebenarnya sangat mudah, yakni taat dan  tunduk pada kehendak-Nya dan siap melalui proses Tuhan. Namun fakta membuktikan, orang enggan. Mengapa demikian? Karena manusia seringkali berpikir tentang hasil yang besar dengan waktu yg cepat. Niat yang demikian seringkali mekan sikap yang keliru dan membuat keputusan yang keliru pula. Orang seperti ini pasti menyangka bahwa hasil yang besar akan selalu mampu di raih dengan  cara dan metode yang lazim, yang dipelajari, serta berdasarkan pengalaman. Ia hanya fokus pada kemampuan berpikir dan naluri serta ketrampilan manajemen semata, danmelupakan Tuhan 
Dalam ayat 7 dikatakan, masalah keberkatan adalah sesuatu yang pasti bagi orang percaya. Namun masalah waktu, adalah urusan Tuhan. Yang harus manusia lakukan ialah, berdoa sekaligus bekerja. Dua-duanya harus sejalan dan serentak. Tidak hanya berdoa saja, dan tidak pula hanya bekerja saja. Sebab kalau hanya berdoa saja, namanya mencobai Tuhan, dan kalau bekerja saja, namanya melupakan Tuhan. Doa dan kerja haruslah sejalan. Emas dan perak adalah kepunyaan Tuhan dan akan dikaruniakan kepada setiap orang yang taat dan tunduk pada prinsip TUHAN.
Selanjutnya dalam ayat 8 dikatakan, saat Tuhan bertindak menggenapi janji-janjiNya, caranya sering kali tidak masuk akal manusia. Dikatakan dinats tersebut: berkatnya datang mengalir dengan menggoncangkan segala bangsa. Berkat dari bangsa-bangsa mengalir seperti sungai. Mengalir seperti sungai berarti  tidak sedikit demi sedikit, tidak pula sekali-sekali, namun bagaikan air yang mengalir dari sumbernya dan masuk memenuhi bejana-bejana kita. Namun kita perlu ingat, air itu mengalir ketempat yang rendah bukan kegunung yang tinggi. Kerendahan hati merupakan sebuah prinsip yg mutlak untuk menikmati berkat dari Tuhan.  
Menganut prinsip Tuhan berarti merendahkan hati. Merendahkan hati, berarti mengakui keterbatasan. Mengakui keterbatasan berarti membuat Tuhan sebagai tempat bergantung. Bergantung kepada Tuhan berarti taat kepada sumber berkat dan tunduk pada prinsip yang sudah ditentukan-Nya. Oleh sebab itu mari kita menikmati berkat special dari Tuhan dengan meletakkan bejana-bejana kita ditempat yang tepat, supaya ‘air berkat’ masuk dengan leluasa dan kitapun jadi berkat, Amin. (Doaku menyertai setiap saudara, Pdt Haposan Hutapea, STh, MA)

Pokok doa: Terpujilah nama Mu ya Tuhan karena berkat-Mu yang Engkau sediakan sangat berlimpah. Ajar aku supaya layak menikmati berkat itu, Amin.

Sabtu, Juli 20, 2013

TITIK LEMAH

     1 Samuel 17:40-58
Dan supaya Jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan pula dengan lembing. Sebab ditangan Tuhanlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu kedalam tangan kami.(ayat 47)”

Sebuah kemenangan terjadi karena melewati  peperangan. Dan kemenangan diraih biasanya  karena memiliki banyak kelebihan dari lawan-lawannya, seperti  daya tahan, peralatan, strategi dan juga karena faktor keberuntungan.

Karena peperangan setiap waktu, maka Kemenanganpun kita dambakan setiap waktu pula. Kalau demikian bagaimana caranya supaya didalam peperangan yang terus menerus kita mampu meraih kemenangan?
Melalui Nats hari ini kita belajar strategi Daud saat mengalahkan Goliat. Dari sudut apapun, Daud bukanlah tandingan Goliat. Postur fhisik, usia, tehnologi perlengkapan perang, Goliat betul-betul super power tanpa tanding. Tetapi didalam postur yg hebat dan tehnologi alat perang tersebut Daud mengenali titik lemah dan menyasarnya secepat kilat, dan menjadi pemenang, Haleluyah...!! 
Peperangan dibidang apapun, mengenali lawan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan untuk menang. Kita perlu mengenal siapa lawan kita dan bagaimana kekuatannya serta siasat yang dipakainya. Kemudian yg juga sangat penting ialah,  mengenal kekuatan sendiri. Dengan demikian  kita memahami sampai di mana kemampuan kita dan memutuskan  cara yg tepat menghadapi musuh.
Dalam kehidupan rohani, musuh kita adalah dia yang pernah menjadi ‘tangan kanan Allah,’ sekaligus yang pernah mencoba merebut tahta Allah. Setan, -selain diri sendiri- dialah yang bermanifestasi dalam segala jenis kejahatan dan dalam segala godaan. Terhadap oknum ini manusia tidak dapat berbuat apa-apa, hanya takluk tak berdaya. Kalau demikian apa yang harus kita perbuat? Apakah kita harus jadi pecundang sepanjang zaman? Apakah kita  akan terus jatuh pada godaan? Dan haruskah kita selalu takluk terhadap setan? Jawabannya ialah “ya” kalau Tuhan Yesus Kristus tidak turun tangan! Hanya oleh kuasa Tuhan Yesus Kristus saja kita dapat menang. Pergumulan apapun yang sedang kita hadapi, masalah apapun yang sedang mencengkeram hidup kita, Oleh Kristus Yesus, Allah di pihak kita dan  menopang kita sehingga kuat bahkan menang mengatasi masalah pergumulan tersebut.  Allah yang Maha Kuasa yang menghancurkan musuh kita ada dipihak kita. Luar biasa!
Pemeliharaan Allah itu sempurna adanya. Tak hanya rohani tetapi juga jasmani. Tak hanya yang bersifat kekekalan, tetapi juga yang bersifat kekinian.
Sebagai orang Kristen kita tidak boleh menyerah, melainkan berserah. Menyerah berarti takluk. Berserah artinya berjuang dengan iman dan mengandalkan kuasa Tuhan serta bertujuan utk kemuliaan Tuhan. Daud melakukan hal yang sama dan meraih kemenangan yang luar biasa, maka kitapun akan menikmati hal yang sama. 
Mujizat kemenangan terjadi bukan karena kekuatan dan ketangkasan kita. Bukan pula karena pengalaman kita, melainkan hanya karena Perkenanan Tuhan dan penyertaan Kuasa-Nya yang ajaib, camkanlah itu, AMIN. (Doaku menyertai saudara, Pndta Haposan Hutapea STh, MA)



Sabtu, Juli 13, 2013

Pelangi Setelah Hujan

Kis. 4:1-22
Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka (22)
Saat tertekan, wajah seringkali kecut mengkerut, hilang senyum berganti mutung. Indahnya mentari pagi dianggap bagai sembilu yang mengiris hati. Kicau burung menyambut indahnya pagi dianggap senandung lara pura-pura. Dan saat memandang kembang yang mekar berseri, dianggap bagai sejuta ejekan yang meruntuhkan gengsi. 
Apakah anda sedang mengalami keadaan seperti itu? Anda tak perlu berkecil hati! Anda tidak sendirian,ada begitu anyak orang, bahkan orang Kristen sekalipun mengalami hal demikian. Perbedaannya ialah sebagian dapat menerima keadaan dan membuatnya sebagai bahan introspeksi diri  dan bertindak mencari jalan keluar,sementara yang lain semakin tertekan dan dikuasai  permasalahan.
Mungkin anda bertanya bagaimana cara keluar dari situasi tersebut?
Tuhan mengetahui keterbatasan Anda. Dia tahu Anda adalah makhluk yang mudah kehilangan asa dan daya. Saking tidak berdayanya Anda, sampai untuk mengatasi tekanan pikiran dan perasaanpun Anda tidak berdaya. Tuhan tahu dampak  perasaan yg tertekan tersebut, yakni dapat  menghancurkan tubuh dan kesehatan anda. Dan Tuhan sangat ingin anda kuat saat mengalaminya. Dia sayang kepada Anda, maka Dia bertindak memberi kekuatan untuk untuk menolong anda. Ia mengirimkan Penolong yakni Roh Kudus. Roh kudus yang merupakan satu-satunya oknum yang mampu menyelamatkan Anda. Tanpa kuasa pertolongan Roh kudus  anda tidaklah mungkin untuk menikmati kelepasan yang sempurna. Anda selamat hanya melalui Pertolongan Roh kudus, Haleluyah...!!           
Dalam nats di atas dituliskan bahwa rasul Petrus dan Yohanes adalah orang biasa dan orang yang sangat sederhana. Petrus lemah dalam karakter, memiliki emosi yang labil dan mudah hanyut oleh perasaan dan tidak kuat mengghadapi berbagai tekanan. Namun ketika Roh kudus diijinkan berkarya dalam hidupnya segalanya menjadi berubah. Petrus bukan lagi orang takut terhada ancaman, ia tidak lagi mudah tertipu oleh perasaan. Dia tidak lagi gentar terhadap serdadu dan terhadap kesemana-menaan. Dia berubah dan bangkit. Petrus dan Yohanes tidak lagi fokus terhadap ancaman melainkan focus terhadap potensi diri yg terpendam dan focus pada peluang di balik tekanan. Petrus dan Yohanes mengetahui,  Tuhan sudah tinggal dan berkarya dalam hidup mereka, maka tak ada lagi yang perlu ditakutkan dan tidak perlu lagi ragu terhadap masa depan, Haleluya!!!! Rasul Petrus dan Yohanes, orang biasa yang tidak punya kekuatan dan pengaruh apa-apa, ternyata mampu melakukan perkara yang luar biasa.
Renungan hari ini mengajarkan kepada kita, bahwa sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, disetiap pribadi ada potensi yang terpendam, dibalik kegagalan ada peluang, setelah hujan ada pelangi. Kalau cuaca mendung bukan karena matahari sudah tidak ada, hanya sinarnya saja terhalang oleh awan tebal. Tuhan menebus supaya kita memahami bahwa tidak ada orang dirancang hanya asal hidup, melainkan memiliki satu tujuan Allah. Temukanlah tujuan tersebut, focus didalamnya dan anutlah nilai-nilai yang diajarkanNya, maka Tuhan akan membuat anda maksimal. Mari kita tinggalkan  kebiasaan menangisi keadaan, tetapi mari memandang dengan iman tangan Tuhan yang terkedang, kita ikuti tuntunan-Nya yang jelas serta terimalah penyertaan-Nya yang kekal. Melaluinya anda akan selalu kuat disegala keadaan, Tuhan memberkati saudara! Amin. 

(Doaku menyertai saudara, Pdt Haposan Hutapea STh, MA)


Minggu, Juli 07, 2013

T e r s e n y u m l a h

2 Korintus 2:1-11
Supaya  iblis jgn beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya (ayat 11)
Ada dua bentuk karakteristik Kristen yang tidak disukai oleh Iblis, yaitu bertekun berdoa dan hidup berpulih dengan orang lain. Untuk karakter Kristen seperti ini, Iblis bekerja keras dengan segala daya dan muslihat, merusak hubungan manusia dengan Tuhan-nya dan hubungan manusia dengan sesamanya. Itulah sebabnya kita sering merasa semakin rajin bersekutu semakin tinggi gesekan dan semakin dekat Tuhan semakin banyak tantangan (1Pet 5:7, 1Kor 10:13). Rasul Paulus menyadari hal itu sehingga dia mengingatkan jemaat Tuhan di Korintus agar senantiasa menjaga kebersamaan, meningkatkan kerukunan dan semakin rajin kepertemuan ibadah (Ibr 10:25-26).
Mengapa iblis tidak menyukai orang yang tekun berdoa dan yg berpulih dengan sesamanya?
Pertama, Iblis tidak menghendaki orang bertekun dalam doa karena doa merupakan salah satu senjata utama manusia untuk melawan segala godaannya. Orang yg hidup dalam doa, berarti hidup dlm iman. Hidup dalam iman, berarti Tuhan bersama-sama dengan kita dan kita di dalam Tuhan. Dan jika kita bersama-sama dengan Tuhan, firmanNya berkata: tidak ada lagi lawan kita,  Haleluyah! (Yoh. 17:12; Roma 8:31)Kedua, Iblis tidak suka kepada orang yang berpulih dengan orang lain karena melaluinya manusia itu telah mendapat tempat untuk berbagi rasa, untuk tolong menolong, serta teman untuk bersekutu menyembah Tuhan. Orang yang memiliki teman utk berbagi berarti sedang menikmati kesejatiannya sebagai manusia. Dengan bersekutu kita kuat sebaliknya dengan hidup sendiri kita tidak berdaya.
Ketika Iblis melihat Tuhan menjadikan seorang penolong untuk Adam, maka yg pertama dilakukan iblis adalah merusak persekutuan Adam dengan Hawa (Kej. 3:9-14). Iblis mengetahui, bahwa orang yang hidup sendiri merupakan mangsa yang mudah untuk ditelan, tetapi orang yang bersekutu erat bagaikan tali tiga lembar yang sukar diputuskan (Pengkhotbah 4:9-12)
Hidup yang berkemenangan dimulai dengan pulihnya hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama. Namun semakin intim kita bersekutu dengan Tuhan, iblis senantiasa mendakwa kita dengan membisikan kejahatan kita. Dan semakin hangat hubungan kita dengan sesama, iblis semakin giat mengingatkan kesalahan kita terhadap orang lain dan mempertontonkan dosaorang lain kepada kita. Hal itu sering membuat kita serba salah dan putus asa yg mengakibatkan lumpuh rohani. Kita mulai menutup pintu kepada orang lain kemudian dikuasai benci dan antipati. Kita mulai berpikir tidak ada guna bersekutu dengan Tuhan dan tidak ada manfaat bersekutu dengan seseorang.
Saudara, jika perasaan dan pikiran seperti itu mulai menguasai hatimu: waspada dan bertobatlah. Cobalah memberi senyuman sambil menyadari bahwa Tuhanpun tersenyum melihat kesetiaanmu. Teruslah menyerukan  nama Tuhan Yesus, maka saudara akan menikmati kemenangan sekaligus menikmati kesejatian sebagai manusia  (Yakobus 4:7-10), Amin.

Sabtu, Juni 01, 2013

Sehat, Menang dan Bahagia

Amsal 30:17-33
Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut! (ayat 32)
“Jangan anggap enteng”, demikianlah ungkapan yg sering kita dengarkan dalam sebuah kompetisi olahraga. Sikap pandang enteng atau pandang remeh merupakan sebuah sifat yg berbahaya. Jatuh  atau kalahnya  seseorang seringkali dimulai dari sifat tersebut. Anggap enteng itu identic dengan sombong. Sombong membuat seseorang kehilangan kewaspadaan serta lupa diri. Kesombong dapat membawa seseorang kepada sikap egosentris. Cenderung membenarkan diri dan menyalahkan orang lain. Mengagungkan diri dan merendahkan yang lain.  Tidak mau mendengar, tetapi ingin didengarkan. Tidak mau disalahkan tetapi selalu menyalahkan. Dia ‘berpikir’ seperti ayam jago: ‘Matahari tidak akan terbit kalau ia tidak berkokok’. Orang Kristen dirancang hidup rendah hati, rela berkorban dan menghargai orang lain (Filp 2:3-7).
Dalam nats di atas dikatakan tentang tiga binatang yang gagah langkahnya yang juga menjadi lambang manusia-manusia yang hidup tidak sesuai dengan rencana Allah, yakni: Singa dengan taring dan tulang-tulang yang kokoh. Ayam jago dengan suara dan kepak sayapnya yang seakan tak ada tanding. Serta kambing jantan yg sombong karena tanduk nya yg kuat tetapi dungu dan keras kepala.
Salah satu sifat manusia yang sangat Tuhan benci adalah kesombongan. Orang yang sombong adalah orang yang memberontak kepada Tuhan seperti iblis yang lupa diri dan ingin mengatasi status Allah sebagai yang Maha Kuasa (Yesaya 14:12-19). Intinya sifat sombong itu menghancurkan dan mempermalukan diri sendiri. Raja Saul merupakan contoh yang sangat jelas bagi kita tentang dampak kesombongan dan hukuman yang ditimbulkannya. Oleh sebab itu kita perlu waspada, supaya sifat yang demikian tidak menjadi ciri khas kita, melainkan menjadi orang yang selalu bergantung kepada Allah. Sikap seperti itu pasti membuat hidup kita memiliki kualitas hidup impian. Tuhan Yesus Kristus memberi contoh yg jelas melalui kisah orang Farisi dan pemungut cukai. Orang farisi yg merasa diri suci berdoa dalam kesombongan, ditolak oleh Tuhan. Sementara pemungut cukai yg menyadari diri sebagai orang yg berlimpah kejahatan berdoa dengan hati yang hancur, dikenan Tuhan. Artinya, untuk orang Sombong  tangan Tuhan ter acung menimpakan hukum, sebaliknya untuk orang yang rendah hati tangan Tuhan terkedang mencurahkan berkat dan pengampunan. Haleluyah!!! Hal itu nampaknya juga dalam seluruh kehidupan Yesus Kristus:  DIA yang mempunyai segala sesuatu dan yg telah menunjukkan perbuatan besar untuk manusia tidak pernah sombong kepada manusia, melainkan merendahkan diri-Nya. Yesus Kristus rela mendamaikan diriNya yang Maha benar demi kita umat manusia yang maha jahat.

Sebagai orang yg percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, apapun yang kita miliki, apakah itu kekuasaan seperti singa, atau kemuliaan seperti ayam jago atau kekuatan seperti kambing jantan, rendah hatilah selalu. Tuhan merancang kita seperti bintang yg bersinar cemerlang didalam ketinggian. Namun sebaliknya DIA Menghendaki kita menundukkan diri seperti padi yg berbulir penuh atau seperti ranting yg berlimpah buah ranum. Itulah salah satu rahasia utama hidup yang sehat, menang dan bahagia, Amin.

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...