Mazmur 103:15-22
"Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya..." (15-18)
Dalam pembacaan nats
hari ini, Daud melukiskan kenyataan yg
sangat kontras antara hidup manusia secara jasmani dan kenyataan hidup manusia
secara rohani dari manusia yang takut Tuhan yg menikmati kasih setia Tuhan.
Hidup manusia secara jasmani dilambangkan seperti rumput, seperti bunga dipadang yg
hanya bertahan sebentar saja, kemudian hilang tanpa bekas, bahkan tempatnya pun tdk mengenal dia lagi. Namun
disisi lain, karena kasih setia Tuhan dan akibat sikap positif terhadap
anugerah Tuhan Yesus Kristus tersebut, semua pengikut Kristus menikmati dampak rohani yang luar biasa yaitu mengalami kehidupan kekal bersama
kasih setia Tuhan yang berlaku kekal. Hal itu berarti ada perbedaan yang
sangat besar dan signifikan antara batas hidup manusia jasmani dengan batas hidup
manusia rohani dan antara orang yang percaya dan orang yang tidak percaya. Atinya batas hidup semua manusia secara jasmaniah sama, tetapi batas hidup tubuh rohaniah orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan yang tidak percaya berbeda.
Artinya siapapun dia,
orang terhormat, kaya raya, ternama atau orang miskin dan gelandangan, suatu
kektika tubuh jasmaninya akan layu, mati dan lenyap seperti rumput. Namun sebaliknya,
kasih setia TUHAN berlaku dari sejak kekal sampai kekal selamanya atas orang yg
takut akan Dia, dan keadilan Tuhan berlaku bagi anak cucu orang yg takut akan
Tuhan itu, yakni orang yg berpegang akan Firman Tuhan TUHAN. Artinya, Takut
akan Tuhan mendorong orang orang utk berpegang kpd Firman Tuhan sehingga membuat
masa hidup manusia yang terbatas memiliki harapan untuk menikmati masa hidup
yang tanpa batas. Itulah bekal dan warisan yg paling berharga yg bisa kita
teruskan kpd anak anak kita.
Ada pelajaran
yang kita ambil untuk kita terapkan dalam hidup sehari-hari, yaitu:
Waktu hidup yang
terbatas mau tidak mau harus kita optimalkan. Orang yang suka buang buang waktu
harus berubah supaya jangan menyesal dikemudian hari. Setiap waktu harus diisi
dengan hal yang bersifat produktif dan menjadi berkat. Kerja keras serta
totalitas harus menjadi warna ethos orang yang percaya. Waktu adalah
kesempatan, sebab itu harus dimaksimalkan. Waktu untuk santai sejenak haruslah diwaktu yang disediakan Tuhan.
Selanjutnya, setiap waktu yang dimiliki harus menjadi momentum untuk membangun karakter
yang selaras dengan Kristus. Setiap orang harus membuat waktu sebagai kesempatan
untuk mengenali dan membangun karakter luhur sehingga hidup yang selaras dengan
Tuhan tetapkan. Dengan demikian setelah masa hidup tubuh jasmaniah selesai kita
siap dan masuk pada dimensi hidup yang baru yaitu bersama dengan Tuhan Yesus
Kristus didalam kekekalan, Haleluya!! Waktu adalah emas jika
di isi dengan optimal. Tetap waktu bisa menjadi malapetaka ketika kita
menyia-nyiakanya dgn mengisinya dengan hal yang tidak berguna.
Semua manusia ingin diberkati, ingin berbahagia dan panjang umur dibumi dan kalau selesai dibumi diharapkan masuk Surga. Tetapi keinginan manusia seringkali jauh dari cara menjalani hidup sehari-hari tersebut. Hidup menjadi terbatas nasib menjadi tragis bahkan dimangsa kuasa penghuni Neraka. Tuhan Yesus Melawat manusia dan mati diatas kayu salib, salah satu tujuannya adalah supaya setiap orang saat hidup secara jasmani, dia sehat dan bahagia, dan setelah mengenakan jubah rohani, menikmati mahkota kekekalan yang disediakan Allah.
Semua manusia ingin diberkati, ingin berbahagia dan panjang umur dibumi dan kalau selesai dibumi diharapkan masuk Surga. Tetapi keinginan manusia seringkali jauh dari cara menjalani hidup sehari-hari tersebut. Hidup menjadi terbatas nasib menjadi tragis bahkan dimangsa kuasa penghuni Neraka. Tuhan Yesus Melawat manusia dan mati diatas kayu salib, salah satu tujuannya adalah supaya setiap orang saat hidup secara jasmani, dia sehat dan bahagia, dan setelah mengenakan jubah rohani, menikmati mahkota kekekalan yang disediakan Allah.
Saudara,
apakah arah hidup anda saat ini hanya sebatas rumput kemudian dibakar dalam api? Atau ingin
hidup anda seperti rumput dengan masa hidup terbatas tetapi karena
percaya dan takut akan Tuhan dikumpulkan dan masuk didalam kehidupan Sorga yang
kekal? Saudara menjawab sendiri-sendiri. Amin. Doaku menyertai saudara ( Pdt.HR.Hutapea, STh MA )