Minggu, November 18, 2012

Jemaat Unggulan 2

Keluaran 20:1-17
Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku
Apakah yang sering menjadi allah dan menggantikan posisi Allah yg sebenarnya dalam hidup saudara? Salah satu ilah tersebut ialah buah pikiran. Dengan pikiran kita menolak Allah, dengan pikiran kita membatasi kuasa Allah dan dengan pikiran pula kita sering mencoba mengatur Allah, yang akhirnya membuat salib Kristus menjadi  tidak berarti. Pada hal, kuasa salib itu sangat menentukan bagi orang percaya. Oleh salib, kita menjadi berarti dan berharga. Orang yang percaya kepada Kristus dan membuatnya menjadi Tuhan dan Juruselamat pasti menghargai karya Kristus diatas kayu salib. Melalui hubungan Iman dan Salib Kristus Nampak esensi sekaligus pusat kegerakan kekristenan sepanjang masa. Oleh sebab itu jika kita ingin menikmati makna kekristenan yang sejati dengan berkat-berkatnya yang ajaib, kita perlu belajar tentang tiga hal, yaitu:

1.      Belajar Mengenal Pencipta dengan benar
Kekristenan itu mengandung rahasia yg tak dapat dikalkulasi akal manusia. Karena memang tak seorangpun yg mampu menganalisa langkah dan rancangan  Pencipta.  Manusia hanya dituntut taat, meng-imani,  dan mengikuti langkah-langkah-Nya. Walau demikian bukan berarti  Tuhan tak terhampiri. Ia dekat, Ia hadir Ia menyatakan diri dan melawat manusia. Setiap orang harus menyembahnya. Sebab hanya dengan demikian orang layak menikmati kuasa dan mujizaNya tersebut. LawatanNya memang untuk semua manusia, tetapi Penyataan kuasa dan kasih-Nya hanya berlaku untuk setiap orang dan keluarga yang menerima dan menghargai lawatan-Nya tersebut. Kita dipanggil untuk menjadi kelompok orang yang menikmati penyataanNya tersebut. Itulah sebabnya kita harus menempatkan diri sebagai orang yang taat aturan Tuhan. Umat tak punya mandate mengatur Allah, melainkan manusia yang harus taat diatur oleh-Nya. Secara akal budi kita harus kreatif menjalani hidup tetapi secara teologis kita tidak boleh menentukan sendiri nilai-nilai yang kita anut. Ia harus dimuliakan dan Cuma kehendak-Nya lah yang diutamakan. Artinya kalau Ia berkata: ”hendaklah engkau menjadi orang yang suka berbagi”, maka tak ada yg bisa kita lakukan selain,,,, TAAT!!

2.      Mari masing-masing belajar mengenal diri lebih baik.
Keinginan menikmati masa hidup yg singkat sering membuat banyak manusia berusaha menaklukkan dunia dan sesama. Mereka berharap dengan berbuat seperti itu dapat menikmatyi hidup yg lebih baik, lebih mudah dan lebih nyaman. Namun sayang justeru mereka sendiri yg ditaklukkan hawa nafsunya. Dari pada berniat bertindak menyimpang, lebih baik kita mengoptimalkan massa hidup yang pendek untuk memperlengkapi diri menyongsong masa depan yg tidak berkesudahan. Artinya setiap orang perlu termotivasi untuk memiliki nama baik, integritas diri yg teruji, tidak munafik dan selalu mengusahakan kebaikan bagi semua orang. Iman harus ter-integrasi dengan perbuatan. Itulah sebabnya, 6 hukum  Taurat ditujukan kepada manusia lebih banyak dari hubungan manusia dengan Tuhan. Tujuannya ialah supaya setiap orang selalu menguji diri dan menguji kualitas hubungannya dengan sesama.

3.     Mengenali ukuran yang kita pakai 
Untuk mengukur segala sesuatu, firman Tuhan harus menjadi pedoman utama dan yang pertama. Dengan
berkaca pada firman, setiap orang tidak lagi terjerumus pada ukuran yang keliru. Artinya, setiap ukuran yang tidak selaras dengan firman tidak layak menjadi ukuran.
Mengutif Barac Obama dalam pidato kemenangannya menagatakan:"Tak peduli apakah Anda berkulit hitam atau putih atau Hispanik atau keturunan Asia atau suku asli Amerika, muda atau tua, kaya atau miskin, sehat ataupun cacat, gay atau tidak, Anda bisa berhasil di sini jika Anda mau bekerja keras...."
Ada tiga hal yang dapat kita tarik dari pidato tersbut, yaitu: 
Pertama, kita tidak boleh membatasi panggilan gereja hanya berdasarkan warna kulit, latar belakang serta berdasarkan kesamaan hoby dan karakter.
Kedua, kita tidak boleh memberikan ukuran yang negative terhadap diri kita berdasarkan apa yang kita rasa ada pada kita, melainkan berdasarkan apa yang  Tuhan sdh karuniakan. 
Ketiga, di GBI Aletheia Pamulang kasih dan kebersamaan bukan hanya slogan melainkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari............ , Amin.

Kamis, November 08, 2012

Jemaat Unggulan

2Kor 12:1-21
Aku kuatir adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan dan kerusuhan (20).
Nats diatas dituliskan Rasul Paulus ke sebuah  jemaat perkotaan, yakni Jemaat Korintus. Bagian perikop ini berisi ungkapan ‘kekuatiran’ seorang pelayan terhadap mutu iman anggota jemaat yg  dilayani. Jemaat tersebut terindikasi hidup sendiri dan sarat dengan intrik dan perselisihan. 
Seorang pelayan memang sangat merindukan jemaat yang dia layani mengalami pertumbuhan yang benar yakni semakin dewasa, menghasilkan buah yang baik, hidup didalam roh dan membawa dampak bagi orang lain yg terwujud melalui perubahan  karakter. Yakni, orang yg suka berkata kasar berubah menjadi suka berkata lembut, watak jadi luhur, bertindak terukur. Mampu menghargai orang lain dan selalu rindu memahami perasaan sesama.
Mengapa anggota jemaat harus hidup didalam roh dan menunjukkan pembaharuan Karakter? Apakah demi hormat dan kemuliaan pelayan itu sendiri? Tidak, bukan untuk kepentingan pelayan melainkan supaya Tuhan dimuliakan. Yakni supaya umat sungguh-sungguh masuk ke tujuan berjemaat yang sebenarnya yakni bersama-sama memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus, sumber dari segala rahmat dan pengasihan tersebut.  Jemaat Aletheia dirancang menjadi jemaat yg mengaplikasikan kebenaran melalui tindakan untuk mewujudkan esensi persekutuan yakni mengangkat dan memberdayakan anggota jemaat sehinga mandiri dan menjadi berkat. Sebab Semangat persekutuan tidak hanya ada diseputar mimbar gereja melainkan merubuhkan segala bentuk tembok pemisah, seperti tembok suku, tembok sosial dan ekonomi . Kasih tidak hanya menutup kekurangan melainkan juga membangun jembatan persekutuan sebagai umat. Kehidupan didalam kebenaran seperti itulah yg menjadi tujuan utama Tuhan mendirikan gereja Nya. 

GBI Aletheia Pamulang, dirancang bukan utk menjadi arena bisnis individu, bukan pula untuk menjadi menara Babel modern dan bukan pula menjadi sarana utk memuliakan diri. Artinya dari sisi pelayan  team penggembala memahami tggjawab masing masing untuk menata layani pelayanan, dari sisi jemaat menyadari tanggungjawbanya sebagai bagian dari jemaat. Konkrit nya, hak dan tanggungjawab yg melayani dan yang dilayani tidak boleh mematikan nurani hanya demi ambisi dan motivasi yg tersembunyi. Artinya semua tujuan pelayanan adalah  menjadi berkat buat Tuhan dan gereja-Nya.
Rasul Paulus menuliskan nats diatas supaya segala penyimpangan yg dapat merusak persekutuan tidak terjadi di lingkungan pelayanan. GBI Aletheia Pamulang dirancang menjadi institusi gereja yang berbeda dari  lembaga gereja lain yg banyak terindikasi dijalankan bertentangan dengan tujuan dan panggilan gereja universal dan lintas zaman. GBI Aletheia Pamulang tidak akan membangun gedung megah, mewah sementara angota jemaatnya banyak yg termarzinalkan. Tetapi GBI Aletheia Pamulang dipanggil untuk membangun pribadi anggota jemaat  disegala bentuk panggilannya masing-masing.. 
Oleh sebab itu dari pada saling iri dan benci  dan berselisih mari kita saling membangun dan saling meneguhkan, Amin.

Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...