(Wahyu 2 : 12-17)
Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang
kepadamu dan akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulutku ini
Banyak jalan menuju Roma,
demikian ungkapan yang sangat familiar yg sering kita dengarkan. Artinya, untuk
tiba pada sebuah tujuan dibutuhkan jalan. Untuk itu setiap orang menentukan
sendiri jalan mana yang harus mereka tempuh, dan meyakini bahwa jalan yang
dipilih tersebut adalah jalan yang terbaik untuk menuju tujuan. Namun banyak
sekali manusia sudah memiliki tujuan yang baik dan mulia, namun salah saat
memilih jalan. Akibatnya ialah mereka tersesat dan tidak pernah sampai di
tujuan (Amsal 14:12)
Jemaat Pergamus mengira telah
melakukan ibadah yang benar dan berkenan kepada Allah. Tetapi dihadapan Tuhan mereka ternyata
keliru. Pemahaman dogma yang dipelajari dan yang dianut sebagian besar anggota
jemaat, sesat, karena mengikuti ajaran yang tidak sesuai iman dan Hukum Tuhan yang benar. Pengajar mereka penuh semangat, tetapi memiliki dasar keimanan yang salah dan menyimpang sehingga minus dihadapan Tuhan. Kepada Jemaat
tersebut Tuhan Yesus berkata untuk segera bertobat disertai dengan ancaman:
“Jika tidak demikian Aku akan Segera datang”. Untuk apakah Yesus Kristus datang
kepada jemaat Pergamus? Dia datang bukan untuk membawa berkat, tetapi membawa
penghakiman, yakni pedang Allah (ay 16). Itulah sebabnya, kita harus menguji diri kita berdasarkan kebenaran Allah, bukan berdasarkan kebenaran sendiri. Jemaat Pergamus adalah salah satu contoh jemaat yang berpatokan dengan kebenaran sendiri yang dapat kita buat sebagai acuan utama.
Dalam sejarah gereja, Jemaat
Pergamus -salah satu dari tujuh kaki Dian emas Tuhan- tersebut tetap
mengeraskan hati didalam dosa dan pemberontakan. Mereka menutup hati dan
telinga terhadap firman Tuhan. Mereka lebih suka kehidupan gereja ‘terduniawikan’. Yang penting senang, hati
terpuaskan tak perduli dengan nilai-nilai ketuhanan. Sejarah menuliskan, Tahun
117 Masehi, jemaat Pergamus tersebut mengalami penganiayaan yang dahsyat dan
kemudian lenyap tanpa bekas. Tragis…!!!
Mengapa Tuhan membiarkan
gereja Pergamus lenyap? Bukankah Dia sendiri yang mendirikan-Nya? Mengapa Tuhan
Yesus Kristus seakan-akan tidak menginginkan gereja berkembang dan seolah-olah tidak
mau melindungi umatNya dari segala ancaman?. Ada dua hal yang perlu kita ingat
sekaligus menjadi pelajaran bagi kita dalam memenuhi panggilan Tuhan.
Pertama. Tuhan mau melihat panggilan beribadah itu dilakukan dengan
benar. Dia ingin melihat orang yang hadir beribadah hanya untuk memuliakan
Tuhan bukan untuk memuaskan diri sendiri atau melihat dosa orang. Tuhan setuju
dan berjanji untuk memberi keuntungan bagi orang yang beribadah, tapi ibadah tersebut harus
disertai rasa cukup: cukup benar, cukup menghargai hadirat Tuhan, cukup peduli
dengan sesama, dan cukup menjaga kekudusan. (1 Tim 6:2-6).
Kedua, Tuhan lebih menghendaki sebuah lembaga gereja lenyap dari
pada nama-Nya dihujat karena cara hidup orang-orang yang beribadah didalam
lembaga tersebut menyimpang. Dia membela gerejaNya yang hidup dalam kekudusan
dan mengijinkan gereja yang hidup dalam kedagingan mengalami nasip seperti
jemaat Pergamus.
Ketiga, Tuhan menghendaki
setiap umat-Nya memiliki kualitas iman yang pas. Menyelesaikan setiap pekerjaan
yang dipercayakan-Nya sampai tuntas. Tuhan tidak ingin seorangpun berpangku
tangan dan bertindak serampangan.
Kota Roma adalah tujuan perjalanan yang baik. Roma adalah pusat
pemerintahan, politik, religi sekaligus pusat keuangan. Kota impian. Dan banyak
jalan kesana. Tetapi untuk tiba kepada sebuah kualitas Hidup seperti Tuhan
kehendaki hanya satu, yaitu Tuhan Yesus Kristus dengan Kebenaran-Nya. Tak ada
yang lain, Amin.