Kejadian
5:1-32
Dan Henok
bergaul dengan Allah tiga ratus tahun lagi,…(22a)
Saat membaca Kejadian 5 ini, kita menemukan
kalimat yang redaksinya hampir sama, yakni kalimat yang berbicara tentang silsilah
sebelas tokoh Alkitab sekaligus sebelas generasi mulai dari Adam sampai Nuh,
yaitu keterangan tentang umur menikah,
anak yang mereka miliki, batas umur dan akhirnya berita ”mati”. Setelah
menerangkan masa hidup mereka yang luar biasa panjang, fiman Tuhan itu diakhiri dengan
perkataan, “ lalu ia mati”. Hal apakah yang terkandung dalam kalimat tersebut yang
dapat menjadi pelajaran bagi kita?.
Melalui renungan hari ini dapat kita temukan
kandungan berkat-berkat rohani yang luar biasa yang dapat memotivasi kita untuk
lebih dekat kepada Tuhan, yaitu:
1.Setiap mansia adalah gambar
Allah yang diwariskan melalui Adam. Itu berarti semua orang berharga dimata
Allah dan setiap orang harus saling menghargai. Itulah sebabnya Deklarasi HAM universal
itu sangat menentukan karena mendorong setiap orang menghargai sesamanya (ay1-2).
2. Setiap manusia dirancang Tuhan
untuk mengisi hidup dengan menunjukkan peran masing-masing mewujudkan visi Tuhan buat Dunia. Firman Tuhan hari ini
menegaskan, manusia bukan sekedar lahir, berkeluarga dan selesai. Setiap orang dirancang menunjukkan peran aktif dan positif.
Firman Tuhan ini mengajarkan kepada kita, bahwa orang yang hanya hidup itu
adalah hidup yang sia-sia (ay 3-20). Tujuh tokoh Alkitab dari Set sampai Lamekh
adalah orang yang sekedar hidup. Alkitab menuliskan, keturunan mereka jahat
dimata Tuhan dan hukumpun Tuhan titahkan: dimusnahkan!! Umur panjang tetapi
tidak bermakna dihadapan Tuhan, Tragis. Tuhan menghendaki disetiap usia yg
dikaruniakan Tuhan, kita isi dengan perkara positif.
3. Setiap manusia dirancang hidup
bergaul sekaligus bergantung kepada Allah. Hidup itu harus berdampak, demikian kesimpulannya. Dalam ayat 21-24
dituliskan Henok bergaul dengan Allah dan ditulis sampai dua kali. Artinya,
hidup Henok selaras dengan Tuhan. Sebuah kualitas hidup yang menyadari kehadiran
Allah dalam hidup seseorang dan mengaplikasikan nya dengan hidup yang intim
dengan Sang Pencipta
4. Setiap manusia dirancang untuk
memuliakan Tuhan. Nuh hidup tidak bercela dan hidup bergaul dengan Allah. Nuh tampil beda dengan orang se zamannya
(Kejadian 6:9). Nuh dipanggil untuk mendirikan sebuah komunitas Ilahi,
demikianlah kita dipanggil menjadi berkat buat ladang Tuhan. Kita dipanggil
memiliki kualitas Iman seperti Nuh yang tidak goyah saat membangun perahu ditas
gunung. Kita dipanggil supaya menaklukkan logika terhadap firman Allah, seperti
Nuh (Ay 32 sd 6:1-9)
Seperti Nuh, kita dipanggil taat supaya kita
melihat dan menikmati berkat dan kemuliaan Allah. Sama seperti Nuh yang selamat
serta menikmati berkat karena ketaatannya, demikian juga kita akan
mengalaminya. Itulah sebabnya menunjukkan kualitas dan arah hidup yang bermakna
itu sangat penting.
Hidup tidak sembarang hidup, melainkan
hidup yang bermakna. Hidup menjadi berkmakna karena hidup satu tujuan dengan
Allah. Bermula dengan berkata “ya” kepada Tuhan, maka kuasa-Nya akan menuntun kita
ke jalan dan arah yang jelas dan benar serta membahagiakan. Hidup yang bermakna
itu menghasilkan kegembiraan, haleluya. (Pdt H R Hutapea, STh, MA)