Sabtu, Maret 12, 2016

Sengsara-Nya Membahagiakan Kita.

(II Korintus 9:8-15)
Syukur kepada Allah atas karuniaNya yang tak terkatakan itu (ay 15)
Saat Nelson melihat Butet kekasihnya memasukkan banyak lembaran uang ke dalam amplop, Nelson heran kemudian bertanya : “buat saya ya, Butet?"
Butet: “Enak saja! Ini untuk Tuhan, tahu!”
Nelson: “Buat Tuhan atau buat Gereja?”
Butet: “Ya untuk Tuhan dan pelayanann-Nya melalui Gereja!”
Nelson: “Kok tidak tulis nama? Nanti majelis tidak tahu dong?”
Butet: “memberi itu harus tersembunyi, tidak usah tulis nama, biar Tuhan saja yang mengetahui, karena kita itu hanya mengembalikan milik Tuhan” ( Matius 6:3)
Nelson: “Hebat kamu, ternyata saya tidak salah memilih kekasih”
Butet: “Bukan hebat, tapi kita wajib mengembalikan milik Tuhan, bersyukur!”
Nelson: “Tapi, bukankah cukup ala kadarnya saja?”
Butet: “firman Tuhan mengatakan 10%! Selain itu kamu harus mengetahui, disetiap penghasilan saya ada bagiannya Tuhan, ada bagian orang lain. Setelah itu baru milik saya dan untuk kebutuhan saya. Dan untuk perbuatan seperti itu Tuhan berjanji akan memberkati, Maleakhi 3:9-10). Kamu percaya Alkitab sebagai firman Tuhan bukan?”
Nelson : “Bukankah itu terlalu banyak”
Butet  : “Tuhan Sudah memberikan yang terbaik bagi kita manusia. Bahkan nyawa-Nya. Berapa besarpun persembahan yg kita berikan, tidak ada bandingannya dengan anugerah Tuhan!”
Nelson mengangguk perlahan dan memandang kekasihnya penuh kekaguman. 
Motivasi saat memberi dan kewajiban memberi persembahan, sering kali dipersoalkan dan menjadi perdebatan banyak orang Kristen. Pada hal itu adalah perintah Tuhan didalam firmanNya. Alkitab mengajarkan supaya saat melakukan tuntutan Tuhan senantiasa dengan motivasi yang murni (Kisah Para Rasul 24:16). Karena sangat sering dijumpai berbagai motivasi dalam memberi persembahan tersebut. Ada yg memberi supaya dipuji orang lain, ada yg memberi supaya mendapatkan rezeki yang lebih banyak. Namun tidak sedikit orang Kristen memberi dengan tulus dengan pemahaman sebagai ungkapan rasa syukur atas segala rahmat  Tuhan Yesus Kristus yg luarbiasa dan tak terukur. Memberi persembahan adalah mengembalikan milik Tuhan, berkorban. Namun saat setia memberi persembahan, Tuhan justeru semakin menyatakan mujizat-Nya. Pekerjaan dan bisnis kita diberkati. Rumah tangga damai dan harmonis. Tubuh kita sehat dan anak-anak berhasil. Terlebih dari pada itu Tuhan menjaga harta kita dari segala bentuk pengeluaran yang tidak terduga. Sebab itu jangan engkau serakah dan menjadi seorang Pencuri. Enyahkanlah roh kikir dari hidupmu, sebab itu menghambat rezeki. Apapun alasannya, tak boleh menjadi hambatan mengembalikan milik Tuhan (Lukas 6:38). Rahasia kebebasan financial adalah mengembalikan milik Tuhan, tak ada yang lain. Percayalah!!
Marilah kita melihat firman Tuhan mengenai perintah memberi persembahan tersebut, yaitu:
Persembahan minimal orang Kristen yg memiliki penghasilan ialah sepersepuluh (Maleakhi 3:10), Matius 23:23, Kj 28:22; Kj 14:20; 2 Kor 9:6
Memberi persembahan itu haruslah dengan sukarela dan bukan atas dasar paksaan, karena Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Kor 9: 7)
Pemberian persembahan itu haruslah kita lihat sebagai ungkapan syukur kepada Allah dan menjadi bagian dari peran kita sebagai kawan sekerja Allah dalam pelayanan kasih (2 Kor 9:8). Termasuk pelayanan orang-orang kudus, karena orang yang memberitakan injil harus hidup dari pemberitaan itu (Galatia 6:6).
Pemberian orang percaya kepada Tuhan, tidak akan menimbulkan kekurangan, melainkan melipatgandakan  milik dan memproteksi harta kita dari segala kerugian yg tidak perlu, (Maleakhi 3:11; 2 Kor 9: 8-10).
Pemberian dan persembahan orang percaya harus didasarkan pada kasih Kristus dan kasih terhadap sesama (ayat 13-14).
Secara matematis, setiap persembahan berarti pengeluaran dan pengurangan nominal uang kita. Namun secara teologis, mengembalikan milik Tuhan itu justru menghasilkan yang sebaliknya dan menimbulkan sukacita. Mengapa? Karena memberi persembahan itu, berarti kita memuliakan Tuhan. Kita mengakui semuanya bersumber dari pada-Nya. (II Tawarikh 31:5-10). kemudian kita menunjukkan terimakasih atas segala berkat yg kita sudah terima. 
Di Minggu-minggu sengsara ini, saat kita mengenang dan merayakan korban Yesus kristus marilah kita sempurnakan sukacita kita dengan memberi korban persembahan sesuai ukuran yg Tuhan tetapkan. Mari kita persembahkan dengan ikhlas dan dengan motivasi yang murni pula sambil mengingat korban Kristus. Yesus Kristus mengorbankan diri-Nya untuk kita dan melaluinya kita menjadi umat kesayangan-Nya.  Bukankah sebagai umat kita harus meneladani yang dilakukan Gembala Agung kita?  Kalau Dia sudah memberi yg terbaik bukankah kita harus memberi korban untuk kemuliaan nama-Nya? AMIN.

DEKAT DENGAN SUMBER BERKAT

( Yoh 15:9-17 )
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah  yang memilih kamu,…. (ay 16a)
Tuhan Yesus Kristus memanggil setiap orang Kristen melayani Dia yang Maha Tinggi. Panggilan tersebut mengandung rahmat dan janji. Rahmat karena yg melayani adalah seorang pribadi yang terus diperlengkapi kuasa dan urapan Roh Kudus. Mengandung janji karena melayani itu adalah bekerja di ladang Tuhan Yang Maha kasih dan yang tak penah mengecewakan. Dia, Tuhan Yesus Kristus pasti memberikan yang terbaik untuk para pelayanan-Nya. Diberkati, diurapi dengan kuasa dan diproteksi setiap waktu, Haleluya. Betapa dahsyat berkat yang akan Tuhan karuniakan.
Walau demikian hanya sedikit orang Kristen yang mau memberi diri melayani. Perkataan: “aku tidak layak dan tidak mampu” seringkali menjadi alasan utama. 
Awalnya beberapa tokoh-tokoh Alkitab memberikan alasan yang sama, seperti Musa (Keluaran 4:10), Gideon ( Hakim 6:15 ), Nabi Yesaya (Yesaya 6:5), Yeremia  (Yer 1:4-7)  dan Simon Petrus ( Lukas 5:8). Secara teologis semua manusia penuh dosa dan minus dihadapan Allah. Tidak ada seorangpun yang memiliki kualitas moral yang layak melayani Tuhan. Tetapi Dia membuat layak. Semuanya adalah anugerah-Nya. Yang dibutuhkan hanyalah pengakuan dan komitmen. Hal itu nampak jelas dari jawaban Tuhan terhadap alasan tokoh Alkitab tersebut. Tuhan berkata: “Akulah yang memilih kamu”. Apakah artinya  perkataan Allah ini buat kita?
Pertama, Jika Tuhan yg memilih, maka Dia akan menolong kita.
Melayani Tuhan itu penuh tantangan, sebab seorang hamba Tuhan diperhadapkan dengan tuntutan untuk menjadi berkat sekaligus menjadi panutan bagi jemaat yang dilayani. Di satu sisi pelayan harus berkata “tidak” terhadap segala kenikmatan yang bertentangan dengan norma-norma kristiani, Tetapi disisi lain, Tuhan yang memanggil itu adalah Dia yang Maha Kuasa yg bekuasa menjadikan kita menjadi rekan sekerja-Nya (1 Kotr 3:9), akan mengaruniakan kenikmatan yang sejati dan yang tidak berkesudahan didunia dan dikerajaan sorga.
Kedua, jika Tuhan yang memilih, maka Dia yang akan memperkenan kita
Perasaan sebagai orang berdosa merupakan salah satu factor utama yang membuat seseorang merasa diri tidak berkenan. Setiap orang percaya hanya perlu memahami bahwa oleh anugerah dan iman seluruh dosa dan kenajisan telah diampuni Allah. Tuhan hanya membutuhkan pertobatan kita dan keputusan mengikut Dia. Pemahaman kasih karunia Allah yang melampaui segala bentuk dosa manusia itu haruslah benar dan lengkap. Dengan demikian setiap orang percaya dapat melenyapkan segala keraguan yang menghambatnya. Dan bergerak mengambil keputusan berdamai dengan diri sendiri, berpulih dengan sesamanya dan berkomitmen untuk taat kepada panggilan Tuhan
Ketiga. jika Tuhan yang memilih, maka Dia akan berkarya melalui kita.
Setiap orang dikarunia talenta untuk bekerja membangun hidupnya dan karunia untuk melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya. Intinya  dalam diri orang itu ada potensi Allah. Yang perlu dilakukan ialah melayani bersama Tuhan dan didalam Tuhan. Orang yang melayani Tuhan dengan cara seperti itu akan tetap bangun saat ia jatuh, akan tetap maju saat orang lain mundur. Akan tetap menjadi garam saat yang lain sudah tawar, Akan bersukacita saat yang lain sudah meratap dan akan menemukan jalan saat orang lain sudah putus asa, Haleluyah!!
Kesempatan melayani itu merupakan berkat besar. Itulah sebabnya setiap orang yang setia memberikan hidupnya melayani pekerjaan Tuhan, akan melihat bukti janji Allah. Perlu setia. Setia itu membutuhkan waktu. Dengan setia melayani, tanpa kita sadari, kita terus memupuk iman, memperkaya rohani kita, dan menyerap potensi Allah. Setiap pelayan yang taat pada panggilannya akan sampai kepada muara sukacita pelayanan yang sesungguhnya, yakni  menikmati kuasa dan penyertaan Allah yang kekal (Yesaya 41:10; 1 Kor 15:58). Sebab itu bersyukurlah jika anda sudah dipilih menjadi pelayanNya. Dan yang masih belum melayani, hari ini Tuhan Yesus Kristus memanggil engkau: berilah dirimu melayani pekerjaan-Nya, jangan tunda sampai esok. Selamat melayani Tuhan di gereja dan di dunia, Tuhan Yesus Kristus memberkati



Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...