1
Sam 17: 40-50
Ketika
orang Filistin bergerak maju menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke
barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu (48)
Goliath
orang Filistin itu menghadang, Raja Saul beserta pasukannya gemetar. Saat
Goliath menantang dengan lembing dan pedang, Saul dan pasukannya mundur
ketakutan. Iman orang Israel tumbang dan lutut mereka goyah, orang Filistin
sesumbar meang..!
Mengapa
laskar Israel mundur dan gemetar? Karena mata mereka hanya tertuju pada
penghalang yang besar dan musuh yang kuat. Semakin laskar Israel berhitung,
mereka semakin focus pada kelemahan. Semakin mereka melihat fakta mereka pun
semakin kehilangan pegangan. Tak ada lagi yang sanggup mereka lakukan selain
mengangkat bendera putih, menyerah! Mereka siap takluk dan siap menjadi budak
sebagai pecundang. Situasi mereka betul betul memburuk, krisis.
Daud
datang dan keadaan pun berubah. Daud bergerak dan berpikir dengan cara yang
berbeda. Ia melihat musuh dengan pandangan yang berbeda. Ia tidak fokus pada
fostur Goliat yg besar, tidak pula fokus
pada canggihnya pakaian besi yang dikenakannya. Daud focus pada dampak negative
akibat pakaian besi tersebut. Ia tidak fokus pada postur yang besar tetapi
focus pada sisi negative fhisik besar Goliath. Daud menyadari, Goliat memakai
perlengkapan perang yang benar dan hebat, tetapi pakaian tersebut tidak cocok
di arena pertempuran satu lawan satu. Daud sadar, Goliat yang besar
serta persenjataannya yang lengkap tersebut merupakan sebuah tantangan besar.
Secara fhisik Daud kalah dan secara tehnologi senjata dia sangat tertinggal. Namun pandangannya tidak berhenti kepada
tantangan besar tersebut, melainkan tertuju kepada Tuhan yang Maha besar.
Semakin besar tantangan yang di hadapi semakin kuat dia bergantung kepada Dia
Yang Maha Besar, inilah karakter orang ber iman sejati, Haleluyah!!!!
Sebagai
orang Kristen kita perlu bersikap seperti Daud. Kalau kita dihadang rintangan,
carilah jalan lain untuk maju, hadapi dengan kesungguhan, cerdas dan penuh
ketekunan. Potensi harus dimaksimalkan. Iman harus diandalkan dan percaya penuh
pada Firman Tuhan. Dalam ayat 48 dikatakan, saat orang Filistin maju,
Daud tidak mundur. Sebaliknya ia berlari menghampiri Goliat dan menyerang
secara kilat. Kita perlu memadukan iman
dan keberanian serta strategi dan kuasa Tuhan, hasilnya pasti dahsyat. Saat momentum datang, cepat dan cerdaslah
berhitung, dengan demikian peluang berwujud kemenangan
Melihat
persoalan dengan positif itu penting dan
sangat menentukan. Daud tampil dan menang karena dia mengaplikasikan iman dan
pengalamannya yang sudah teruji. Berbeda dengan laskar Israel yang percaya kepada
Tuhan tetapi perbuatan nihil dan hampa pengalaman.
Goliat jatuh dan takluk karena ia
angkuh dan salah hitung. Goliat hanya bergantung dengan perlengkapan perangnya
yang hebat serta perisai yang canggih. Goliat tidak mampu melihat tangan Tuhan
yang ter-acung. Gerakannya jadi lamban di medan yang membutuhkan kecepatan. Ia
lupa bahwa pertarungan yg sedang dia hadapi bukan massal, melainkan satu lawan
satu. Sikap sombong dan angkuh itu menjatuhkan diri sendiri. Kekalahan
bermula dari kesombongan. Sebab itu menjauhkan sikap sombong dan sembrono itu
sangat penting. Karena kesombongan
adalah awal kejatuhan. Sebaliknya melangkah dengan iman itu harus! Karena saat
bertindak dalam iman itulah kuasa dan mukjizat Tuhan dinyatakan.
Apakah
Saudara saat ini sedang menghadapi ‘Goliat-goliat’ kehidupan? Jangan berhenti
karena ‘Goliat’ tersebut. Mari bertindak seperti Daud. Tetap memandang Tuhan.
Ingatlah kuasa-Nya yang besar. Bertindaklah cepat dengan cara yang benar dan
nikmatilah kemenangan besar. Ingatlah ini, asal dengan iman yg kuat kita
berjuang, didalam krisis sekalipun pasti masih ada harapan. Amin.