Matius 6:25-30
Perhatikan bunga bakung di ladang...
(28b)
Semua orang suka bunga! Besar
kecil, tua-muda, pria, dan wanita pasti suka bunga. Istana nan megah kurang
semarak tanpa bunga dan taman yg asri kurang indah tanpa bunga. Dengan bunga
manusia menunjukkan perasaannya. Melalui bunga, cinta dan suka diungkapkan, dan
dengan bunga pula orang menunjukkan duka citanya. Bahkan oleh bunga, tanah gersang berubah menawan, panas terik terasa
menyegarkan. Mengapa manusia suka bunga? Apakah karena bunga itu harum wangi
berwarna-warni dan indah menawan hati? Atau apakah karena usianya yang singkat
seperti batas hidup manusia yang singkat? Memang dalam hal-hal tertentu manusia
itu sama dengan bunga, yaitu:
Seperti
manusia, bunga adalah ciptaan Allah.
Sebagai
ciptaan-Nya ia didandani dan dipelihara oleh Allah. Ia mengalami proses
pertumbuhan seperti manusia. Bermula dari benih yang sangat kecil, bunga
bertumbuh lemah, kemudian berkembang berkelopak warna-warni. Beberapa waktu
kemudian menjadi tua dan layu dan akhirnya punah. Seperti manusia, setelah mati
ada yang masuk Sorga dan ada yang masuk Neraka, bunga setelah gugur ada yang
menjadi pupuk di ladang namun ada pula yang dikumpulkan dan dibuang ke dalam api.
Seperti bunga yang hari ini mekar indah menawan mata, demikianlah
nasib manusia. Setelah ia lahir, berumbuh dan berkarya, namun kemudian ia
menjadi tua, layu dan akhirnya mati, hilang tak ada bekas. Bedanya ialah, kalau
bunga tidak dapat memilih ke kemana ia setelah layu, manusia dapat menentukan
arah yang akan ditempuh saat ia mati: ingin dikumpulkan dan dibakar api neraka atau
dikumpulkan ke dalam kekekalan yang mulia.
Seperti
manusia, bunga kurang menarik kalau hanya hidup sendiri
Setangkai bunga jauh lebih semarak dari sekuntum bunga. Manusia akan terasa lebih berarti jika hidup bersama sesama. Tanpa orang lain, hidup ini tidak akan semarak dan kehilangan gairahnya. Mengapa demikian? Jawabnya ialah, karena orang lain dapat kita buat menjadi sekutu meraih tujuan, atau menjadi pesaing pemicu motivasi untuk berprestasi. Saudara tentu dapat membayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa orang lain. Dikantor sendiri, berjalan sendiri, makan sendiri, tidur sendiri. Walau anda berlimpah materi, anda pasti sedih, tak tahan!!!! Itulah sebabnya Tuhan memberikan penolong, sekaligus memanggil kita bersekutu. Itu pula sebabnya kita disebut “umat” bukan ‘engkau’ dan ‘aku’!. Seorang psikolog berkata “individu yang hidup menyendiri adalah manusia abnormal”.
Setangkai bunga jauh lebih semarak dari sekuntum bunga. Manusia akan terasa lebih berarti jika hidup bersama sesama. Tanpa orang lain, hidup ini tidak akan semarak dan kehilangan gairahnya. Mengapa demikian? Jawabnya ialah, karena orang lain dapat kita buat menjadi sekutu meraih tujuan, atau menjadi pesaing pemicu motivasi untuk berprestasi. Saudara tentu dapat membayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa orang lain. Dikantor sendiri, berjalan sendiri, makan sendiri, tidur sendiri. Walau anda berlimpah materi, anda pasti sedih, tak tahan!!!! Itulah sebabnya Tuhan memberikan penolong, sekaligus memanggil kita bersekutu. Itu pula sebabnya kita disebut “umat” bukan ‘engkau’ dan ‘aku’!. Seorang psikolog berkata “individu yang hidup menyendiri adalah manusia abnormal”.
Manusia memang mahkluk social.
Diciptakan untuk bersama dan saling tolong menolongn. Dipanggil bertobat supaya bersama-sama
memuliakan Tuhan. Diciptakan untuk bersama manaklukkan dunia, dan diciptakan
untuk saling memberi dan saling menerima. Konkritnya di segala tempat dan waktu
manusia membutuhkan sesamanya. Di dalam Sorga, orang-orang percaya memuji Tuhan.
Di Neraka orang-orang berdosa menjerit dan mengerang karena dahsyatnya hukuman.
Sebagai orang percaya mari kita bergegas menyingkirkan kesombongan, antipati, egoisme,
karena semua itu berpotensi memisahkan kita dari orang lain. Konkritnya, Saat
hidup dan mati kita membutuhkan orang
lain. Bukankah kekuatiran dapat hilang karena ada orang lain bersama kita?, Amin.
(Doaku menyertai saudara, Pdt Haposan Hutapea, STh. MA, Gembala Jemaat GBI Aletheia Pamulang)
Jika anda diberkati melalui renungan ini dan rindu membantu Rencana Pengadaan Gedung GBI Aletheia Pamulang, kirimkan Donasi anda ke BCA 0671025708