Filipi 2:1-8
Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
dikayu salib (ayat 8)
Walau hidup taat itu
meruapakan sebuah panggilan hidup kristiani, tetapi ketaatan itu selalu
menyenangkan hati Bapa dan menimbulkan dampak yang sangat positif kepada kita.
Dampak seperti apakah implikasi ketaatan tersebut?
Memiliki semangat juang
yang berlimpah limpah.
Salah satu kehendak Tuhan yg perlu kita lakukan adalah
menjadi pribadi yang memiliki semangat pantang menyerah. Karakter seperti itu merupakan karakter kesukaan Tuhan. Karena
tujuan itulah Tuhan memberi jaminan untuk menyertai dan mengaruniakan kita
kuasa dan talenta. Untuk berjuang dengan semangat yang menyala nyala kita harus
menyadari bahwa dunia ini adalah milik Tuhan yang disediakan untuk mendukung
kehidupan manusia. Yang kedua kita dipanggil untuk menydari bahwa kesempatan
kita terbatas, waktu sangat terbatas sebab itu perlu dimanfaatkan seefektif
mugkin. Tuhan memanggil kita giat berjuang, tetapi setan menggoda kita untuk
berpangku tangan. Berjuang guna memenuhi kebutuhan hidup mendorong kita
mendekat hanya kepada Sang Pencipta, sementara berjuang guna memenuhi keinginan
diri, akan mendorong kita menghalalkan segala cara. Bekerja utk kebutuhan akan
memampukan kita bersyukur, sementara bekerja utk kepuasan dan keinginan daging membuat
kita mudah mengeluh, letih dan lesu. Berjuang bersama Tuhan mengandung makna,
melakukan segala seuatu dengan taat kepada jalannya Tuhan. Berjuangan bersama
Tuhan mempunyai arti untuk selalu mengingat bahwa waktu hari ini akan berlalu
tanpa kemballi lagi. Untuk itulah kita membutuhkan semangat juang yang
berlimpah limpah dan tercurah karena taat kepada Bapa.
Siap menghadapi resiko
dan pantang mundur. Percaya
sungguh sungguh kepada Tuhan Yesus Kristus itu mengandung berkat dan mengandung
resiko. Mengandung berkat karena Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai sekaligus
memberkati, itulah berkat kita. Kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apa
saja Tuhan Yesus Kristus hadir. Asal kita bertindak benar, DIa pasti membela
kita. Percaya yang mengandung resiko berarti kita harus siap mengalami seperti
yang Yesus Kristus alami. Ditolak, dibenci dihianati dan diasingkan orang lain.
Semakin kita lebih giat dan sungguh sungguh didalam Tuhan, semakin giat pula
setan mengganggu kita, semakin banyak ujian kita hadapi. Tetapi puji Tuhan,
kita tidak perlu resah dan gelisah sebab menderita karena iman kepada Kristus
merupakan bukti kualitas rohani kita. Yesus berkata: ingatah aku sudah lebih
dahulu mengalami dan membertahukankannya kepadamu…”. Puji Tuhan, kita disiapkan
Menghadapi semua yg dialami oleh Yesus saat didunia, itulah salib dan resiko
kita. Malaikat berjaga disekeliling kita, kuasa-Nya yang ajaib menopang
kita dan gada dan tongkat-Nya menghibur kita sehingga saat tekanan semakin hebat
kita tetap tenang,
Kita mengetahui prioritas kita. Jika TUHAN selalu kita nanti
nantikan, kita akan menerima kekuatan utk berjalan, kecepatan utk berlari dan
daya tahan untuk berjuang. Sehingga kita tdk akan pernah menjadi letih, lesu
dan tidak mudah lelah. Manusia itu terdiri dari tiga unsur yang tubuh, jiwa dan
roh. Ketiga unsur itu memiliki kebutuhan masing masing yang harus kita penuhi.
Sebagai tubuh kita perlu makan, tidur istiraha dan berpakaian. Sebagai jiwa
kita perlu hiburan, kita membutuhan kasih, cinta dan perhatian, rekreasi dan sebagai
roh kita membutuhkan persekutuan dengan sumber
roh itu yakni Tuhan Yesus Kristus. Menanti nantikan Tuhan berarti ingin
hidup akrab bersama Pemilik tubuh, jiwa dan roh kita. Dengan Rohkudus memenuhi
hidup, membuat kebutuan jiwa mudah diusakan. Kemudian kebutuhan roh dan jiwa
yang dipuaskan akan mendorong kita melakukan bagian bagian kita dengan
semangat, opyimis dan berpengharapan. Jadi semuanya kembali kepada kenyataan
bahwa hanya bersama Tuhan kita mapu hidup dengan sehat, berhasil dan berkemenangan
sehat berbahagia. Hidup kita semakin maksimal karena kita mengetahui yang
paling prioritas hidup kita. Kita berjuang mati matian dengan sesuatu yang bisa
membawa kita kepada kemenangan. Dengan hikmat Tuhan kita menyadari bahwa tak
ada guna matia matian mengejar kebutuhan tubuh semata tetapi juga perlu
memenuhi kebutuhan jiwa dan kebutuhan roh kita. Amin (Pdt. HR Hutapea, STh, MA)