(Mazmur 119:1-40)
Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu (Mazmur 119:32)
Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu (Mazmur 119:32)
Sesungguhnya setiap orang menghadapi situsasi yang sama yakni bagaikan kapal
yg berlayar dihamparan laut yang luas, bergelombang dan samar arah. Didalam
perjalanan berlayar itu banyak yang tersesat, terhempas gelombang bahkan tak sedikit yang tenggelam. Sebagai orang Kristen kita pun menghadapi
situasi yang sama. Tuhan memanggil kita untuk terus berlayar. Malam yang pekat,
badai dan gelombang tinggi tak boleh membuat kita berhenti. Tuhan itu setia, Dia memperlengkapi kita dengan firman-Nya. Firman itu menjadi kekuatan menghadapi badai dan gelombang. Firman itu menjadi suluh didalam
perjalanan. Firman itu bagai kompas didalam ruang kemudi kapal. Dengan benda
kecil itu seorang nakhoda mampu melihat
arah yg dituju menembus segala macam penghalang indra jasmani. Kompas terus
bekerja Saat matahari tertutup awan dan saat matahari sudah tenggelam. Kompas
menuntun saat manusia bingung. Intinya dalam segala keadaan, kompas itu tetap
menunjuk arah yg harus ditempuh. Yang taat dan setia, aman, dan sampai ditujuan, yang membuat jalan sendiri dan mengandalkan kekuatan sendiri, tumbang dan gagal.
Didalam
dunia yang gelap ini, kita membutuhkan Kompas. Di saat situasi hidup semakin
tidak pasti, saat batas-batas kebenaran dan kejahatan manusia begitu samar,
disaat pengaruh dosa dan kompromistis nilai menggejala dimana-mana, saat
toleransi dan kasih ter-erosi dan saat hati manusia telah banyak yang membatu
serta saat telinga orang mulai tuli terhadap jeritan sesama, kita membutuhkan kompas
sorgawi. Dan kompas tersebut adalah Firman
Allah. Kompas sorgawi firman Allah tersebut menolong manusia membangun diri dgn
norma-norma, sehingga dlm segala hal mengetahui motiv-motiv yg berujung
pada integritas dan kredibilitas diri. Kemuliaan Tuhan didahulukan dari pada kemuliaan diri sendiri. Nilai-nilai iman dipakai sebagai dasar menetapkan sasaran-sasaran hidup dan tetap di pegang sampai mati. Dengan berpatokan firman kita tidak terpaku pada insting atau
bisikan hati yg sering ditunggangi seteru abadi. Dengan Sabda Sang Illahi
kita mampu menguji suara hati sehingga takluk pada kebenaran sejati. Dengan demikian
kita masuk pada tujuan Tuhan, yakni menikmati hidup yang diberkati. Cara hidup yang luhur dengan metode
kerja yg kudus serta ethos kerja yg berkualitas jika dipadukan dgn tujuan hidup yang lurus akan membuat kita tiba dihasil yg besar. Metode terbaik
yang actual sepanjang zaman hanyalah metode yg diajarkan Firman Tuhan (2 Tim
3:16-17, Yosua 1:7-9; Mazmur 1:1-3).
Tuhan
Yesus datang supaya kita memiliki hidup dan memilikinya dalam segala
kelimpahan. Artinya, Ia mau orang yang percaya itu menjadi pemenang. Oleh sebab
itu Dia memberikan “Kompas”, yakni Firman Allah. Di dalam firmanNya kita
menemukan arah yang jelas, metode yang jelas serta hasil yang
maksimal. Kompas kapal dapat rusak karena waktu, namun Kompas sorgawi
yakni firman Tuhan tak pernah salah dan tak pernah ketinggalan
zaman. Firman Allah yakni Alkitab adalah kebenaran sekaligus merupakan
wujud penyataan Allah yang Dahsyat. Dalam nats diatas Raja Daud membuat sebuah
keputusan untuk mengikuti petunjuk (rambu-rambu) Tuhan. Dalam keputusan
tersebut terindikasi sebuah keyakinan. Dan tersirat pula sebuah pengalaman
perjalanan ygpernah gagal dan mengecewakan. Tetapi saat Raja Daud bertobat, dia dipulihkan oleh Tuhan. Melalui ayat tersebut Raja Daud
seakan berkata: Tak ada kata terlambat. Dari pada selamanya tersesat, lebih
baik berbelok arah saat ini juga.
Saudara, Mari kita kaji kembali arah hidup yang
sedang kita jalani. Kita kritisi persepsi hati yang tersembunyi dan kita uji
konklusi nilai diri setiap pribadi, kemudian kita sesuaikan dengan kompas Iman
yaitu firman Tuhan. Jangan buat arah sendiri, atau ikut arah yang serampangan, sebab
hal itu membuat anda tersesat, gagal dan tenggelam dilaut yg dalam. Ikutilah
arah Tuhan dan sabarlah berjalan diarah tersebut, maka engkau pasti tiba di
pelabuhan yg sesungguhnya. Jika engkau suka mabok, bermain judi atau berselingkuh, bertobatlah!! Dari pada uangmu habis untuk mabok, lebih baik kau gandeng isterimu pergi kesalon. Pulang dari salon dia akan melayani engkau dengan sukacita. Dari pada uangmu habis main judi, lebih baik kau ajak anak-anakmu jajan dan makan mie ayam. Maka anak-anakmu dengan rasa aman dan bangga akan merebahkan kepalanya dibahumu. Dari pada menghabiskan uang demi hoby dan kebutuhanmu sendiri, lebih baik kau mengajak seisi rumah tanggamu pesiar-pesiar, maka engkau akan heran sebab hatimu akan berbunga-bunga bahagia, dan rezekimu akan bertambah-tambah, haleluyah......!
Memang, merubah kebiasaan buruk itu sulit, tetapi jika dilakukan dengan totalitas dan kesunguhan, pasti bisa!!! Mulailah saat ini juga, sebab langkah awal sangat menentukan. Hapal dan perkatakan firman Tuhan, maka bapak ibu akan termotivasi melakukannya. Firman tersebut akan memberikan saudara kopmitmen untuk berubah. Wajahmu akan berseri, mulut akan penuh senandung dan rumahtanggamu penuh canda tawa. Rona-rona bahagia menjadi milik seisi anggota keluargamu. Bukankah kita menginginkan hal tersebut terjadi...........! Amin. (Doaku menyertai saudara, Pdt Haposan Hutapea, STh, MA)
Doa: Ya Tuhan Yesus Kristus, ajarilah aku terus menerus supaya saya lebih turut tindakan yang membawa kebahagiaan buat isteri, suami dan anak-anakku. Amin