(Maz 41:1-10)
Berbahagialah org yg memperhatikan org lemah! Tuhan akan meluputkan dia
pada waktu celaka
Mengapakah orang yang memperhatikan orang lemah itu
berbahagia? Bukankah org yg lemah itu tidak akan sanggup membalas kebaikan orang diterimanya? Bukankah memperhatikan orang kuat itu jauh lebih memberi keuntungan?
Jawabannya ialah: karena tugas memperhatikan orang lemah itu merupakan panggilan sekaligus kewajiban dan wujud ketaatan kepada Tuhan Yesus Kristus. Itulah sebabnya, korban seperti itu menghasilkan kebahagiaan, Haleluyah…..!
Lain halnya kalau memperhatikan orang yang kuat. Perbuatan seperti ini bersifat
umum karena biasanya dilakukan banyak orang. Tujuan orang memperhatikan orang kuat biasanya untuk mencari muka dan
motivasi terselubung. Memperhatikan org kuat itu kelihtannya akan mendapatkan yg lebih baik. Namun sesungguhnya berpotensi besar menuai kecewa. Sebabnya ialah selain karena yang dilakukan gaungnya kurang, perbuatan cari muka seperti itu akan menuai antipati dari orang lain.
Memperhatiakn orang lemah artinya, ber-diakonia!
Diakonia adalah sebuah kesaksian gereja yang tidak boleh ditinggalkan. Sebab
melalui diakonia, gereja menunjukkan solidaritasnya kepada mereka yang kurang
beruntung dan yang dilupakan orang. Selain itu dengan ber-diakonia, gereja menunjukkan
kasih Kristus yg sudah lebih dahulu ber- diakonia kepada dunia. Intinya,
Diakonia adalah mercusuar kekristenan yg olehnya setiap orang dapat melihat dan
menikmati makna kekristenan yang sejati. Sama seperi kapal ditengah laut mampu menghindari karang karena peranan mercusuar ditengah kegelapan, demikianlah seharusnya orang Kristen ditengah kegelapan dunia. Oleh sebab itu kita perlu memahami unsur-unsur dibalik ber diakonia, yaitu: Dengan ber-diakonia, setiap individu, keluarga dan
lembaga gerejawi menunjukkan, bahwa kualitas imannya tidak hanya ditunjukkan dengan
pengetahuan melainkan juga didukung melalui tindakan nyata dengan menyelamatkan orang lain
dari segala bentuk kelemahannya.
Dengan Ber-diakonia setiap Kristen menujukkan dirinya
sebagai pengikut Kristus. Ia tidak hanya mengetahui, tetapi juga dikuasai kasih
Kristus sekaligus mau menyalurkan kasih tersebut. Ber-diakonia bukanlah
memberi dengan ala kadarnya, melinkan sebuah persembahan khusus. Ber-diakonia
bukanlah ber-amal seperti memberi kepada pengemis, melainkan memberi karena
bersyukur atas Diakonia Tuhan yang sudah diterima dalam bentuk keselamatan,
kelimpahan, kesehatan dan pemeliharaan yang ajaib. Artinya,
Yesus menyuruh kita ber diakonia untuk menunjukkan, bahwa kita adalah pengikut-Nya
sekaligus Rekan sekerja Tuhan untuk melanjutkan tugas men-diakonia dunia yang sedang menuju jurang kebinasaan.
Dengan ber-diakonia kita menunjukkan kualitas iman yg sesungguhnya, yakni iman yang tidak mati karena disertai dengan perbuatan (Yakobus 2:17).
Dengan ber-diakonia kita menunjukkan kualitas iman yg sesungguhnya, yakni iman yang tidak mati karena disertai dengan perbuatan (Yakobus 2:17).
Dengan ber-diakonia kita memilki gambaran tuaian yang akan kita terima di
kemudian hari. Bagaimanakah bentuk tuaian tersebut? Dibawah ini bentuk tuaian seperti yang dikatakan nats diatas,
yaitu:
· Orang yang
berdiakonia pasti semakin berbahagia
· Orang yang
berdiakonia pasti akan menikmati perlindungan yang sempurna
· Orang yang
berdiakonia akan menikmati kemenangan demi kemenangan
· Orang yang
berdiakonia akan diberi kekuatan menahan sakit
· Orang yang berdiakonia
akan menikmati mujizat kesembuhan, Haleluya........!
Mari
sebagai gereja, sebagai keluarga kristiani dan sebagai individu kita nikmati
janji Tuhan dengan ber – diakonia, amin!!!! Tuhan Yesus Memberkati (doaku menyertai saudara, Pdt haposan
Hutapea STh, MA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar