Kamis, November 23, 2017

WARNA WARNI

2 Korintus 4:7-10
"...Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 
kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 
Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami..."
Kesaksian hidup Paulus mewahyukan sesuatu yg sungguh luar biasa, ada satu harta yg Paulus saksikan yg ada padanya, dan harta tsb disimpan didlm bejana tanah liat. Tapi dari seluruh tulisan-nya diatas, kita melihat bahwa Paulus melukiskan dan menerangkan bukan tentang harta itu sendiri, tapi tentang wadah-nya atau tempat-nya dimana harta tsb disimpan.

Harta yg luar biasa itu diletakan didlm bejana tanah liat, bejana tanah liat itu seharusnya bukan satu tempat yg aman, karena rapuh dan mudah pecah, mudah hancur, tapi coba lihat apa yg terjadi:
"...supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa..."
‎ditindas tdk hancur berantakan... dijepit tdk pecah... dianiaya, ditinggalkan, bahkan dihempaskan tapi tdk binasa... Coba bayangkan, bejana tanah liat spt apa yg begitu luar biasa? Begitu kuat? Begitu tangguh menghadapi benturan spt apapun...
Sesungguhnya, ketika Paulus berbicara tentang harta mulia yg disimpan didlm bejana tanah liat, dia sedang berbicara tentang harta termulia yaitu Tuhan sendiri yg disimpan didlm bejana hatinya, bukankah memang manusia terbuat dari tanah liat?... Sekalipun manusia adalah the Magnum Opus, the Masterpiece, ciptaan termulia yg Tuhan buat, tapi manusia itu hanyalah sekedar tanah liat... rapuh dan tdk berarti sebenarnya.

Tapi apa yg membuat bejana tanah liat itu begitu kuat? Perhatikan ayat ini:
‎Yeremia 18:3-4 "...Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya."

Kuncinya adalah "dimana tanah liat itu berada?" Selama tanah liat itu berada ditangan sang penjunan atau Tuhan sendiri, seberat apapun tekanan dan himpitan yg dia terima, dia bisa dibentuk kembali utk dipulihkan... ‎bukankah itu juga yg Paulus katakan diayat 7 diatas: "...Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami."

Lalu apa bagian kita selama kita berada ditangan Sang Penjunan itu? 
2 perkara yg saudara dan saya harus pastikan kita miliki:
Rendah hati dan lemah lembut!!! Bejana yg keras tdk akan pernah bisa dibentuk...

Rendah hati artinya bisa ditegur...
Lemah lembut artinya bisa dipimpin, diarahkan...

Adakah kita spt itu? Semua orang secara gamblang dan berani, pasti akan berkata, saya bisa ditegur... Betulkah demikian? Jika engkau adalah pribadi yg bisa ditegur, engkau akan mudah mengakui salah dan bertobat... sejujurnya, sbg gembalapun, saya jarang menemukan pribadi spt ini...
Kerendahan hati bukan karunia yg bisa kita doakan dan minta dari Tuhan. Kita sendirilah yg harus belajar merendahkan hati kita... itu bagian kita yg harus kita kerjakan... akui kalau engkau salah, apalagi sesudah ditegur... segera minta maaf jika engkau tahu engkau salah...
Kelemah lembutan adalah kharakter yg bisa dan siap utk dipimpin. Banyak orang mau memimpin, tapi jarang yg siap utk dipimpin... Kuda dan Keledai adalah 2 binatang yg sama sama bisa digunakan utk menjadi alat transportasi. ‎Tapi seringkali kuda dipakai utk perkara perkara yg lebih mulia dari pada keledai. Bedanya adalah, kuda, sekalipun lebih kuat dan lebih cepat berla
Bedanya adalah, kuda, sekalipun lebih kuat dan lebih cepat berlarinya, namun bisa dilatih utk dikendalikan, dipimpin oleh tali kendali, itulah yg disebut 'power under control, kekuatan yg terkendalikan' itulah kelemah lembutan... Bisakah kekuatanmu dikendalikan? Bukti yg sangat nyata bahwa saya itu memiliki kelemah lembutan adalah, saya sedang dan terus menerus ada dibawah 'pembapaan rohani'. Adakah satu atau dua pribadi yg ketika berkata kpdmu: 'back off...' engkau akan segera mundur? Atau engkau memiliki prinsip maju pantang mundur tanpa mengenal batas-batas? 
Bejana sederhana, yg terbuat dari tanah liat, namun dipakai utk menyimpan harta mulia, yg diberitakan Paulus adalah bejana hati yg lemah lembut dan rendah hati... itulah yg membuat kita kuat, sebab ada didlm tangan Sang Penjunan,... Kemuliaan bagi TUHAN kita Yesus Kristus.

Rabu, November 22, 2017

YG KEKAL DAN YG BERGUNA


Morning dew

Shalom selamat pagi, perhatikan ayat ayat ini : 
1 Korintus 13:1-9 "...Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.  
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. 
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. 
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna."

Menata prioritas didlm hidup adalah sesuatu yg sepertinya sederhana, namun sesungguhnya tdk-lah mudah utk dikerjakan.‎ 

Didlm pengiringan kita akan TUHAN sekalipun, kita sering terkagum kagum dan mengejar sesuatu yg disebut 'karunia karunia rohani'... kita kagum akan mujizat kesembuhan, nubuatan, perkara perkara spectakuler didlm gereja, sebab semua itu menyenangkan tapi tdk satupun dari hal hal tsb yg memiliki nilai nilai kekekalan... semua karunia akan berakhir sampai ketika karunia itu diangkat atau ketika kita dipanggil pulang...

Kita kurang begitu menaruh nilai penting terhadap kharakter atau buah buah yg dihasilkan dari pertobatan dan pertumbuhan kerohanian kita. Jika kita ingin buat ibadah besar, KKR akhbar, kita lebih condong utk mengundang hamba hamba Tuhan yg memiliki karunia hebat, karunia kesembuhan, karunia nubuatan dll dibandingkan dgn hamba Tuhan desa yg tdk punya apa apa kecuali kesaksian kesetiaannya melayani Tuhan sekalipun hidup dgn penuh perjuangan, kenapa demikian? Sebab tanpa kita sadari, kita lebih mengagungkan karunia daripada kharakter.

Hal yg sama kita juga lakukan didlm hidup sehari hari, kita mengejar sesuatu yg tdk kekal, sekalipun itu tdk salah, tapi ketika yg tdk kekal itu bertabrakan dgn yg kekal, dan jika kita mengorbankan yg memiliki nilai kekekalan, maka itulah bukti kita sedang melangkah utk hancur...
Contohnya, semua kita mau untung, mau berhasil, mau menjaga kepentingan diri sendiri, tapi satu ketika, kita akan berada dipersimpangan jalan, demi untung besar, akankah kita akan korbankan ketulusan hati, kejujuran, kemurahan hati, kasih setia dan semua kharakter Illahi?... Yg mana yg akan engkau ambil ketika engkau berada dipersimpangan jalan spt itu? Kearah mana engkau akan berjalan? Kearah keuntungan atau kearah kebenaran?

Pagi ini, Firman TUHAN melalui tulisan Paulus kpd jemaat di Korintus kembali mengingatkan kita bahwa hanya kharakter Kristuslah yg memiliki nilai nilai kekekalan, semua karunia akan berhenti...‎ sebab "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap..."

Ada satu tulisan yg saya baca lama sekali dulu dan saya tdk tahu siapa yg menuliskannya, saya pakai sbg tulisan di display picture di WA saya ini, yg berbunyi: 
"Only one life and soon will pass...
‎Only what is done for God will last..."

Hanya sekali saja hidup ini, dan sebentar lagi akan berakhir...
Hanya apa yg kita kerjakan bagi TUHAN yg akan kekal...
(dlm bahasa Indonesia memang tdk rhyme) 

Kejarlah yg kekal, jgn korbankan yg memiliki nilai kekekalan.

Sabtu, November 18, 2017

BERBAHAGIALAH ENGKAU

LUKAS 1:5-56
…”Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana” (ay 45)
Saudara, tak terasa kita sudah sampai disini, di minggu ketiga bulan November. Minggu depan kita sudah masuk pada minggu Adventus. Minggu penantian kedatangan Juru selamat dan perayaan Natal. Di minggu minggu Advent tersebut gereja Tuhan universal dan disepanjang abad mengajak umat untuk berdoa dan bersiap menantikan kedatangan Tuhan yang ke dua kali. Sebagai gereja Tuhan apa yg harus kita lakukan saat memasuki minggu minggu Adven tersebut? Kita perlu melakukan dua hal, yaitu:
I. Dalam hubungan dengan sesame, kita perlu mengucapkan salam dengan tulus. 'Salam' merupakan sapaan pertanda keramahan. Itulah sebabnya salam tersebut perlu diucapkan dgn antusias dan segenap hati. Salam orang Kristen yaitu 'shalom' bukanlah sembarang salam. Shalom merupakan sebuah simbol perkataan yg mengungkapkan keadaan, status dan berkat yg diterima orang yg percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Salam itu juga mengandung doa, harapan utk orang yg disapa, yaitu “semoga berhasil, sehat, bahagia, selamat dan sejahtera…..” Salam seperti itulah yg disampaikan Gabriel saat melawat Maria yang membuat gadis tersebut bingung dan heran. Maria bingung karena tidak mengerti arti salam tersebut, dan heran karena Maria bertemu dengan makhluk sorgawi dengan pesan yang mencengangkan. Jadi salam ‘shalom’ tersebut berasal dari Sorga sebab itu saat kita mengucapkan ‘shalom’, kita ucap dengan penuh kesungguhan dan kita balas juga dengan sukacita saat disapa orang lain, Haleluya. 

II. Dalam hubungan dengan Tuhan kita perlu menunjukkan dua hal, yaitu Pertama, kita harus yakin terhadap janji Allah (1:37).
Janji janji besar yg didengarnya membuat Maria bergolak. Pertanyaan yg bersifat manusiawi bermunculan. Hal hal yg tidak logis membuatnya penuh tanya. Walau demikian, Maria percaya dan memilih hidup selaras dengan yang Tuhan katakan. Perasaan ragu atau tidak yakin sesungguhnya seringkali mewarnai relasi kita dengan Tuhan. Pikiran dan perasaan kita sering kali tertutup saat mendengar janji Tuhan. Kita suka berkata ‘tak masuk akal’ dan menutup hati. Saudaraku, kita perlu selalu meyakinkan diri bahwa Tuhan itu hadir dan Maha Kuasa. DIA ajaib dan Maha besar. Segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan. Sebab itu tak ada yg mustahil bagi Tuhan. Didalam Tuhan selalu ada kesempatan. Selalu ada harapan baru. Tuhan tak pernah mengecewakan. Haleluya...
Kedua, Taat pada rancangan Bapa (Lukas 1:38).

Taat pada rancangan Bapa adalah keputusan terbaik. Kata "jadilah......" yg diucapkan Maria ini bukanlah ungkapan pasrah karena terpaksa, melainkan karena yakin bahwa rencana Tuhanlah yg terbaik. Sebagai gadis belia dia sudah punya rencana tersendiri utk masa depannya. Tetapi saat Tuhan menyatakan rencana Nya, Maria taat dan ikut rencana Bapa. Dalam hubungan dengan Tuhan ketaatan itu sangat mutlak. Sebagai manusia yg merdeka, kita pasti memiliki rencana tersendiri dan menganggap rencana kita tersebut adalah rencana terbaik. Tetapi sebagai orang percaya kita perlu mengkaji ulang rencana kita tersebut dibawah rencana Bapa, seberapa baik pun rencana kita tersebut. Kita perlu bersikap seperti Maria yg segera putar haluan saat mendengar rencana Bapa.
Jika kita berkata seperti Maria berkata, maka kuasa dan kemuliaanNya akan terus menaungi kita. Pertolongan, kekuatan dan terobosan dalam segala perkara akan membuat kita semakin mampu menjalani hari hari dengan ceria, optimis serta berpengharapan. Saat Maria setuju dgn tujuan Allah, Maria dimuliakan. Dia menjadi Bunda yg Agung, namanya masyhur dan kita selamat oleh Buah ketaatannya, puji Tuhan. Saudara, mari kita ikut seperti Maria berkata:" jadilah padaku seperti yg Engkau katakan....,." Jika kita ikut kata Tuhan, dirimu dan diriku pasti akan menikmati sesuatu yg tak terduga, yaitu bahagia yang sejati. Amin  (doaku menyertai saudara, Pendeta HR Hutapea, STh, MA), 

Minggu, November 12, 2017

HIDUP DALAM BERKAT

 LUKAS 1:1-25
  "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang." (25)
Hidup diberkati adalah keinginan semua orang percaya. Tetapi hidup dalam berkat  merupakan sebuah cara hidup menatalayani berkat seperti kehendak Tuhan, sehingga kita masuk kepada rencana Bapa yang kekal yaitu diberkati untuk memberkati. Bagaimana kah hidup dalam berkat tersebut? Nats hari ini memberikan petunjuk yg jelas utk kita teladani,
Pertama, tetap semangat melayani Tuhan. Untuk bapak-ibu Zakaria kehadiran anak merupakan sebuah impian besar yg sudah melintasi batas harapan. Tak ada lagi faktor pendukung harapan itu terwujud. Momentum nya sudah lewat. Tetapi walau demikian, Zakaria tetap semangat dan Elizabeth tetap mendukung suaminya. Kini mereka hanya focus pada keinginan Tuhan, lebih dari pada kebutuhan mereka sendiri. Mereka tetap bersukacita, tetap setia melayani Tuhan, membangun persekutuan yg indah didalam keluarga, hasilnya dahsyat tak terkira.  Karena saat mereka focus pada keinginan Tuhan, kebutuhan mereka di wujudkan Tuhan. Dan saat mereka menerima berkat yang sudah mereka lupakan, mereka semakin giat melayani pekerjaan Tuhan, haleluya. Saudaraku, ada kalanya kita berpikir bahwa semua yang kita inginkan sudah tidak mungkin. Ternyata seperti yg dialami Zakaria, Tuhan membuatnya serba mungkin. Haleluya. Maka tetaplah bersemangat.
Kedua, memiliki pikiran rohani. Mendengar janji yg tidak masuk akal, layaklah Zakaria tidak percaya. Sebab itu Zakaria harus bisu sementara waktu. Mengapa harus bisu, supaya dia tidak menceriterakan yg dilihat dan yg didengar nya itu ke orang banyak, karena orang banyak itu akan semakin membuat Zakaria berpotensi tidak percaya. 
Utk mengamini janji Allah, kita harus memiliki pikiran rohani. Hal itu berarti logika manusiawi kita harus ditaklukkan di bawah pikiran KRISTUS { 1Kor 2:16}. Zakaria hamba Allah, imam besar Yahudi, tetapi hanya percaya kepada hal hal yg bersifat logis. Tuhan itu bersifat supranatural tak terbatas, sementara kita sangat terbatas. Kita dipanggil hanya percaya saja, cukup!!
Ketiga, Bergembira didalam Berkat Tuhan. Dalam hidup yang semakin sulit seperti saat ini, banyak orang yg khawatir. Itu wajar! Tetapi jika hanya karena kuatir kita melupakan Tuhan, itulah yg sangat berbahaya. Tugas kita adalah mendorong diri masing masing utk terus percaya, berdoa supaya terus kuat menghadapi tekanan hidup dan persaingan yg tajam, serta giat berkontemplasi utk kreatif melakukan terobosan mengatasi kesulitan. Sehingga walau mimpi terealisasi setelah lama dinanti, kita tetap berbangga diri dengan wajah berseri. Tidak perlu malu seperti Elisabeth yang mengurung diri sendiri. Bergembiralh karena Tuhan sebab emosi gembira itu sangat besar manfaat. Baik utk tubuh kita sehingga selalu disegarkan, baik utk sesama sehingga ikut digembirakan dengan demikian kehadiran kita sangat didambakan.
Keempat, bersyukur memuliakan Tuhan. Akhirnya Elisabeth berani mengaku dan bersyukur bersukacita. Dia berkata: "inilah perbuatan Tuhan bagiku, berkat Tuhan yg menghapus aibku dan menggantinya dgn keajaiban". Upah kesetiaannya dahsyat membahagiakan sekaligus membanggakan. Perubahan mental dan emosi Elisabeth tersebut sangat berdampak positif kepada kepribadian Yohanes dikemudian hari. Yohanes menjadi seorang Nabi pemberani yg tidak pernah kompromi terhadap pelanggaran nilai dan kesucian. Kualitas itu didapat Yohanes secara genetik dan pedagogik dari Elisabeth ibunya. Hubungan psikologis ibu yg mengandung terhadap anak yg dikandung memang sangat berkaitan. Itulah sebabnya peranan iman dan penyerahan seseorang kepada Tuhan itu sangat penting dan menentukan. Karena itulah kita perlu menyaksikan setiap perbuatan Tuhan yg sudah kita nikmati. Hidup diberkati adalah keinginan kita dan rencana Bapa, tetapi hidup didalam berkat adalah ujian sekaligus indikator kualitas  iman orang Kristen, Haleluya ( Doaku menyertai saudara, Pendeta HR Hutapea, STh, MA)


Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...