Pesan Roh Kepada Gereja
Wahyu 2: 18-29
Tetapi apa yang ada
padamu, peganglah itu sampai aku datang (ay 25)
Kota Tiatira merupakan salah satu
kota yang sangat penting di jamannya. Kota yang terletak di sebelah barat Turki
ini, selain menjadi pusat ekonomi juga menjadi markas utama pasukan penjaga
perbatasan kekaisaran romawi. Sebagai pusat industry, kota itu bagai gula untuk
semut yang mengundang orang dari seluruh jajahan Roma mengadu nasib. Selain itu
dikota tersebut berdiri berbagai serikat dagang yang berpengaruh besar terhadap
nasib pencari kerja. Dalam serikat tersebut orang melakukan loby dan setiap
pertemuan disertai makan daging yang lebih dahulu dipersembahkan kepada ilah
kafir dan berakhir dengan pesta cabul. Intinya, Tiatira memang modern, namun
penuh maksiat, materialistis dan sangat hedonis.
Jemaat Tuhan dikota Tiatira
mendapat tangangan besar, yaitu tantangan dari dalam dan dari luar. Dari dalam
muncul ajaran yang palsu dengan nabiah Izebel. Nabi ini mengajarkan hidup
duniawi yg occult dan sinkritis: Seorang
Kristen boleh berbuat cabul dan makan penyembahan berhala. Tidak mengapa
mengikuti pertemuan-pertemuan kafir, asal tetap ikut ibadah gerejawi. Melihat penyesatan tersebut Tuhan Yesus
berkata : “Jika tidak segera bertobat, maka penyakit dan kesukaran akan
ditimpahkan.”
Tantangan dari dalam adalah gaya
hidup materialisme yg menilai sesuatu dengan materi semata.
Tantangan occult sinkritis serta gaya
hidup hedonis merialistis perkotaan
tersebut, menggoda umat untuk hidup sesat dan munfik. Namun sebagai orang
Kristen yang hatinya telah diterangi oleh Injil Kristus, gereja Tiatira sadar,
bahwa hal itu merupakan dosa besar karena mendukakan Roh Kudus. Itulah sebabnya
mereka mengambil sikap yg jelas dan tegas: lebih baik kehilangan pekerjaan dan
kemunduran usaha dari pada menggadaikan iman, Haleluyah!!!. Untuk tekad
tersebut, Tuhan Yesus berkata : “Aku tahu segala perkerjaanmu; baik kasihmu
maupun imanmu...” luar biasa, jemaat yg teguh itu dipuji Tuhan!!
Jemaat Tiatira mampu mengalahkan tantangan
gereja sepanjang abad, yaitu
materialisme dan hedonisme, namun gereja dan umat Tuhan saat ini justeru jatuh
pada gaya hidup yang sama. Pengurus gereja berlomba-lomba membangun gedung
gereja semegah mungkin, tetapi lupa membangun rohani dan ekonomi anggota
jemaatnya. Orang Kristen seakan berlomba membantu pembangunan gedung dan bermegah
dengan gedung gereja yg mewah tersebut tetapi membiarkan umat yang hidupnya
termarjinalkan.
Gedung itu perlu, namun yg menjadi
prioritas adalah membangun anggota jemaat secara utuh. GBI Aletheia Pamulang dipanggil
untuk memberikan pencerahan dan mengembalikan umat kepada pangggilan gereja
seutuhnya. Sejak semula gereja didirikan Tuhan Yesus Kristus adalah untuk
menjangkau setiap jiwa yang hidup tetapi terancam mati, bukan membangun gedung
yang mati dan membiarkan orang yang hidup menuju kematian. Di sekitar kita di Tangsel
ini ada begitu banyak orang percaya yg hidup termarjinalkan. Oleh sebab itu
mari kita berlomba mencerahkan umat yg tersesat dan mencerahkan masa depan
mereka. Dan mari kita mendukung visi Tuhan kepada Jemaat Tuhan di GBI ALETHEIA
PAMULANG, Tuhan memberkati setiap Saudara, Amin.