Selasa, Juni 14, 2016

DIA LAYAK DISEMBAH DENGAN BENAR

(Yohanes 4:1-26)
Percayalah padaKu hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem (ayat 21)

Menyembah Tuhan Maha Pencipta merupakan panggilan sekaligus kewajiban orang Kristen. Menyembah Pencipta adalah cerminan iman serta sebuah keputusan untuk memuliakan nama-Nya. Penyembahan merupakan ekspresi pertobatan. Orang yang menyembah Tuhan adalah adalah orang yang bertobat. Alkitab menuliskan bahwa penyembahan itu begitu penting karena mengandung tiga hal, yakni:
1. Penyembahan merupakan bentuk pengakuan akan kebesaran Tuhan.
2. Penyembahan merupakan bentuk ungkapan syukur atas perbuatan Tuhan.
3. Penyembahan merupakan bentuk pengakuan keterbatasan diri sehingga harus bergantungan kepada kuasa Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan Yesus Kristus mengatakan  bentuk bentuk penyembahan yang dilakukan manusia, yaitu:

1.   Penyembahan ala Samaria (ayat 20a)
Orang Samaria beribadah dan menyembah Tuhan di gunung Gerizim. Ibadah mereka diwarnai dengan penyembahan yang bergairah namun tanpa dasar dan tujuan yang benar. Mereka menyembah dalam roh, tetapi mereka menyembah sesuatu yang tidak mereka kenal (ayat 22). Mereka menyembah dengan penuh semangat, tetapi tidak menyembah dia yang Maha benar. Penyembahan mereka ditolak Tuhan Yesus Kristus.
2.   Penyembahan ala Yahudi (ayat 20b)
Penyembahan ala Yahudi merupakan kebalikan penyembahan Samaria. Mereka memiliki kebenaran, tetapi tidak menyembah dalam roh dan tidak hidup taat dalam kebenaran.Mereka kehilangan gairah dalam penyembahan dan cenderung hanya menuruti tuntutan syariat agama saja. Yesus menyebut mereka sebagai orang munafik, palsu dan kuburan yang dilabur putih.Mereka memiliki kebenaran penyembahan mereka mati, kaku dan gersang. 
Pola penyembahan Yahudi di Yerusalem memiliki kebenaran, namun kehilangan gairah. Penyembahan orang samaria di Gerizim memiliki roh namun tanpa kebenaran, 
kedua penyembahan tersebut ditolak dan dikecam oleh Tuhan Yesus Kristus.
3.   Penyembahan ala kristiani (ayat 23)
Yesus menghubungkan penyembahan dengan kebenaran. Penyembahan bukanlah pengalaman emosional dan bukan pula ekspresi perasaan semata. Penyembahan adalah tanggapan atas kebenaran. Artinya, dalam menyembah Tuhan, kita perlu memadukan kebenaran kita dengan kekudusan, gairah dan ketulusan. Dalam penyembahan, manusia tidak boleh lebih dipuaskan dari pada Allah dimuliakan. Sebab kalau kita berpura-pura menyembah Allah, padahal hanya untuk memuaskan diri, hal itu bukan menyembah, melainkan mengejek Tuhan. Menyembah dalam kebenaran itu berarti mengaku takluk dan tunduk. Kebenaran Allah harus menjadi pusat dan kebesaran-Nya harus di agungkan. Penyembahan Kristen mengandung kekudusan, cinta, passion, tulus.Inilah terobosan penyembahan yg dimaksud Yesus Kristus yakni itulah peyembahan dalam roh dan kebenaran. Penyembahan seperti itu meinfartasikan kebebasan serta mengekspresikan kehangatan.
Kesimpulan:
Pertama, Penyembahan yang benar ialah penyembahan yang membuat Tuhan satu-satunya pusat, bukan manusia dan keinginan-keinginannya. Dengan demikian penyembahan itu merupakan luapan sukacita dan syukur orang percaya atas segala rahmat, pertolongan dan berkat yang telah dinikmati. 
Kedua, Penyembahan orang percaya haruslah bercirikan pengorbanan aktif dan produktif, membuka hati kepada Tuhan yang disembah dan membuka hati pula kepada orang yang menderita. Penyembahan yang demikianlah penyembahan yag murni (Roma 14: 18, Efesus 5: 8-10).
Setiap orang percaya harus masuk dalam peyembahan yg demikian. Sebab kegagalan menyembah Tuhan dengan benar, berpotensi gagal di bidang lain. Oleh sebab itu marilah kita menunjukkan kemurnian iman dan kepastian keselamatan melalui penyembahan yang ditentukan dan dikenan Allah, yakni dengan menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Amin. (doaku menyertai saudara, Pdt HR Hutapea, STh, MA)

Pokok Doa: Tuhan Yesus Kristus tolong aku supaya saat menghampiri hadirat-Mu, aku menyembah Engkau dalam roh dan kebenaran, Amin.


JALAN YANG NYAMAN

Mazmur 128:1-6
Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! (ayat 3a)
Setiap orangtua pasti mengharapkan anak-anaknya sehat, cerdas, berhasil dan panjang umur. Untuk itu orang tua mendidik anaknya dengan baik dan sungguh-sungguh. Kemudian bekerja keras utk menyediakan semua kebutuhan anak tersebut. 
Bagaimana cara supaya kerinduan tersebut dapat terwujud? Firman Tuhan hari ini memberi tuntunan kepada kita, yaitu orang tua harus membina kerohanian anak-anaknya supaya anak tersebut memiliki iman yang teguh. Iman yg teguh akan membawa dampak besar dalam diri anak. Dengan iman yg teguh seorang anak akan mandiri sekaligus memiliki nilai-nilai. Anak akan penuh ambisi sekaligus seorang pribadi yang perduli. Ia akan menjadi seorang yang kritis, dan cerdas dan berwawasan multi. Anak seperti itu akan menjadi seorang pejuang sejati. Betah dirumah sekaligus rindu  membuat orang tua berbahagia. Mereka seperti tunas pohon zaitun sekeliling meja.
Konon, buah zaitun itu bijinya amat keras tetapi daging lembut. Semakin dikunyah, rasanya semakin manis. Seorang anak harus demikian. Ia harus berpendirian kuat dan bermimpi besar. Anak seperti pohon zaitun sangat toleran terhadap orang lain dan solider kepada setiap perbuatan baik. Anak bagai tunas pohon zaitun, sikapnya manis, perilaku santun, hidupnya dipenuhi gairah, kehangatan dan keceriaan sebab itu hehadirannya selalu dinanti-nanti banyak orang (Kidung 8:6).
Anak bagai tunas pohon zaitun artinya ialah anak yg bertumbuh di dalam Kristus. Anak seperti itu akan menjadi berkat bagi banyak orang. Kemanapun anak itu pergi, ia akan menjadi pelita, sehinga diterima dengan baik. Dan jika anak menjadi pelita, Orangtua berbahagia. Itulah sebabnya mendidik anak-anak sejak dini, bagaikan seorang petani menanam benih dan pasti menuai. Atau bagai pebisnis berinvestasi, sebuah investasi yang pasti(Mazmur 127:4, Yesaya 5:28).
Tuhan Yesus menebus manusia supaya manusia menikmati  berkat yang sejati. Dan sekaligus menikmati suasana sorga di dalam hidupnya melalui kebahagiaan keluarga. Itulah sebabnya Tuhan memanggil orang tua untuk menghadirkan Tuhan sebagai kepala keluarga. Sebab  Tuhan Yesus Kristus satu-satunya sumber pemulihan dan berkat. 
Orang tua yang berbahagia adalah orang tua yang takut akan Tuhan. Dan orang tua yang takut akan Tuhan akan membuat anak-anak hidup nyaman dan berprestasi. Dan anak yang berprestasi akan membahagiakan orang tua. Tuhan akan dimuliakan. Betapa besar dan indahnya manfaat orangtua yang percaya dan takut akan Tuhan (ayat 4). Itulah jalan aman dan pasti utk kebahagiaan keluarga serta keberhaslan seorang anak.


Doa: Ya Tuhan Yesus Kristus, jadikanlah aku sebagai seorang pribadi yang takut akan Engkau, sebab ternyata hal itu sangat besar pengaruhnya dalam hidup ku dan dalam keluargaku, Amin.



Kunci utk Menang

Shaĺom, Selamat pagi. Selamat menikmati pembebasan oleh kuasa Salib Kristus.  *Salib Kristus* adalah bentuk kemenangan nilai kristiani terha...